by: richardsantoso |
Wah blogspot error coy…jadilah saya menulis untuk postingan ke-13 ini di tumblr. Bukan tumblr baru sih sebenarnya, entah kapan aku bikinya yang jelas kayaknya tahun 2010 kemarin. Niat awal bikin ini sih cuma nyoba aja, selain karena hampir semua situs jejaring sosial, atau apapun yang sempat populer selalu aku coba moticasi dari bikin tumblr ini siapa tau jadi termotivasi nulis, tapi ternyata saya lebih memilih blogspot.
Postingan kali ini bukan tentang maslah tumblr atau blogspot. Tapi kali ini aku mencoba bercerita tentang tong sampah, tapi bukan tong sampah dalam arti sesungguhnya. Secara harafiah tong sampah adalah tempat untuk membuang sampah. Ketika seseorang memiliki barang yang sudah tidak diperlukan atau tidak berguna lagi benda tersebut bisa disebut sampah, dan sebagai orang yang beradab maka ia akan membuang sampahnya ke tong sampah. Lalu bagaimana kalau dia membakarnya atau mendaur ulangnya? ah luweh, sakarepe..
Analogi yang sama juga digunakan untuk aktivitas bercerita tentang masalah atau beban pikirannya, atau yang sering kita kenal dengan istilah curhat. Maka dari itu seseorang yang mendengarkan curhat juga bisa disebut sebagai “Tong Sampah”. Tong sampah karena pada dasarnya hal-hal tersebut bisa disebut sebgai sampah dan siapa sih yang mau menyimpan masalah dan beban pikiran sendirian, maka ketika kita bercerita atau curhat prinsipnya hampir sama dengan membuang sampah.
Membuang sampah dalam pengertian yang sesungguhnya dapat membuat kita lebih bersih, lebih ringan karena tak lagi membawa (beban) sampah. Hal yang sama juga terjadi ketika kita membuang sampah dalam artian curhat. Meski belum tentu mendapat jawaban dari permasalahan kita, tapi setidaknya kita telah mengungkapkan masalah dan beban kita yang biasanya itu paling tidak akan lebih meringankan kita. Karena terkadang seseorang bercerita itu bukan karena ingin mencari solusi, hanya saja dia ingin didengar.
Setidaknya itulah yang aku alami hari ini, menyampah dan menjadi tong sampah. Seperti manusia biasa yang bukan superman, batman, spiderman dan kawan-kawannya, aku juga bisa punya masalah (sering malah). Kadang memang kita bisa menyelesaikan dan meredamnya sendiri, tapi itu kadang bukan selalu. Harus diakui memang dari sesi menyampah tadi sore bersama seorang teman itu tidak menyelesaikan masalah terlepas memang masalah itu bukan masalah yang ada solusinya, tapi setidaknya aku merasa lebih lega. Pertama karena sudah tidak ada beban ketika ditanya “kenapa?”, kedua ya itung-itung kalau aku mati, paling tidak ada yang tahu kenapa. hahaha yang terakhir ini 99% bercanda.
Lalu orang seperti apa yang cocok dijadikan tempat sampah? jawabannya, seseorang yang mau mendengar. Ini wajib karena bagaimana kau akan bercerita pada seseorang yang tidak mau mendengarkanmu? Kemudian seseorang yang menurutmu nyaman untuk diajak nyampah. Karena ketika kau merasa nyaman bercerita dengannya, kau tak merasa takut atau segan untuk bercerita yang sesungguh-sungguhnya. Tidak lucu bukan, ketika mau nyampah tapi malah sibuk terlihat keren demi terjaganya image dan brand kita?. Lalu seseorang yang bisa dipercaya, jelas maksudnya adalah seseorang yang tidak punya motivasi akan menyebarkan sampah-sampahmu ke orang lain karena belum tentu kita mau orang lain tahu apa yang menjadi sampah kita. Selanjutnya adalah seseorang yang bisa memberikan solusi, untuk yang terakhir ini sebenarnya tidak wajib, karena selain mungkin juga lebih susah dicari, belum tentu kita sedang ingin mendengarkan solusi.
Kriteria di atas bukan merupakan suatu kombinasi, tapi kalau bisa menemukan kombinasi tersebut ya baguslah, meski mungkin akan sangat sulit. Jadi carilah “Tong Sampahmu” dan menyampahlah jika ingin meringankan beban pikiranmu, trust me it work :)
0 comments:
Posting Komentar