Kamis, 31 Mei 2012

Sampai Jumpa Mei, Sampai Jumpa 31 Hari Menulis

31 Mei, hari terakhir di bulan Mei, sejujurnya hari ini bukanlah hari yang saya nantikan. Masih ingat tweet pembuka dipostingan pertama 31 Hari Menulis, "selamat datang Mei, tolong Juni jangan buru-buru datang!". Sebuah ungkapan rasa ingin terus berlama-lama di bulan Mei. Entah kenapa sudah bertahun-tahun rasanya bahwa bulan Mei terkonstruksi sebagai bulan dimana kita bisa melakukan banyak hal, dan bulan Juni menjadi semacam penanda bahwa sesuatu yang "lebih besar" akan datang.
Butuh waktu sekitar 18 menit untuk mengawali tulisan di paragraf kedua ini. Entah apa yang harus saya tulis untuk mengungkapkan bulan Mei yang akan segera berlalu. Banyak hal yang sudah dilakukan dan dialami, meski bulan Mei kali ini tidak semenantang bulan Mei tahun lalu, tapi cukup banyak hal-hal bermakna yang dialami.
Lagi-lagi saya harus berterima kasih kepada 31 Hari Menulis, jika tahun lalu saya berterima kasih karena sudah membuat saya bisa bercerita banyak hal. Tahun ini terima kasih karena telah membuat saya tetap berpikir hehehe. Masih ada beberapa tema tulisan yang di awal sudah diwacanakan tapi tak kunjung direalisasikan, mungkin dilain kesempatan tetap akan saya wujudkan, juga ada beberapa tulisan yang masih belum selesai, secepatnya akan diselesaikan.
Pada akhirnya memang bulan Juni akan segera datang dalam hitungan menit. Hal yang lebih besar memang akan datang, dunia yang jauh lebih nyata benar-benar tinggal beberapa langkah lagi. Dan setelah ini sepertinya saya memang harus benar-benar memulai kewajiban saya sambil berusaha mengukirkan nama di negeri orang. Alhamdulillah bebas denda :)

entah kenapa setelah selesai menulis, secara random ingin mendengarkan lagu ini....

Rabu, 30 Mei 2012

Tahun 2012 Tahun Penggunaan Harddisk Terboros

Akhir-akhir ini saya mulai sedikit khawatir dengan kelanjutan nasib PC dan Laptop saya. Bukan karena rusak atau mulai menampakkan kerusakan, tapi kapasitas harddisk semakin menipis. Beberapa bulan yang lalu (sekitar Maret) sempat menambah ruang penyimpanan file digital dengan membeli sebuah HD Eksternal sebesar 1TB setelah HD eksternal yang sebelumnya divonis sekarat karena bad sector. Meski sempat lega karena ruang penyimpanan bertambah, tapi justru dengan bertambahnya kapasitas semakin bertambah pula kebutuhan dan keinginan akan file-file raksasa. Kebutuhan ini dipengaruhi oleh semakin banyaknya file-file video HD (High Definition) yang dihasilkan, dan seringnya mengkonsumsi film dan serial TV yang di copy dari warnet.

Kondisi Harddisk di tahun 2010
Kondisi Harddisk di tahun 2012


Selasa, 29 Mei 2012

Aku Ketiduran Part 2

Hari ini saya lagi-lagi ketiduran karena sangat mengantuk dan kecapaian akibat seharian beraktifitas. Dan seperti kejadian sebelumnya ada beberapa hal yang ingin saya tulis, tapi akhirnya tidak tertulis karena ketiduran. Dan seperti kejadian sebelumnya juga saya terbangun di detik-detik terakhir. Sangat di sayangkan di hari-hari terakhir 31 Hari Menulis saya harus menulis postingan seperti ini.

Senin, 28 Mei 2012

Hari Ke-28 Postingan Ke-100

Bulan Mei benar-benar berlalu begitu cepat seperti biasanya. Tak terasa hari ini sudah tanggal 28 yang artinya 3 hari lagi kita harus sudah bersiap-siap menyambut bulan Juni. Berakhirnya bulan Mei juga menandakan berakhirnya #31harimenulis tahun ini, yang alhamdulillah sudah 28 hari saya lalui bersama peserta yang lain tanpa tekena denda satu sen pun.
Di hari ke-28 ini juga blog ini genap berusia 100 postingan, sejak pertama kali online di dunia maya pada 21 Januari 2010. Selama 2 tahun lebih online, blog ini sejujurnya tergolong blog yang sangat jarang sekali di update. Kalaupun terupdate mungkin karena ada 31 Hari Menulis dan karena keharusan untuk memposting sesuatu untuk suatu kepentingan, sisanya baru benar-benar keinginan tulus untuk mengupdate, itupun dengan kualitas tulisan yang menurut saya belum bisa dibilang bagus.
Sejujurnya saya benar-benar ingin bisa menulis secara rutin di blog dengan tulisan-tulisan yang bagus, hanya saja faktor M (malas) masih sering menjadi masalah belum lagi tidak terbiasanya membuat tulisan membuat tulisan-tulisan saya tidaklah bagus. Saya selalu takjub ketika membaca postingan teman-teman di blog mereka, tulisan mereka begitu mengalir, berisi dan bermakna. Sebut saja seperti blog nya Awe 06 yang sangat "angker", ketika membaca tulisan-tulisannya rasanya seperti "muntah pelangi", coba saja kunjungi blognya.
Ada yang pernah bilang agar kita bisa menciptakan sebuah tulisan yang bagus tidaklah cukup hanya terbiasa menulis saja. Agar tulisan kita juga lebih berisi dan hidup, kita juga harus rajin membaca, membaca apapun itu. Ketika kita tidak pernah membaca, maka apa yang kita tulis seolah hanya berisi apa yang menurut kita benar saja, sehingga tulisan kita menjadi sangat miskin dan kering. Menurut saya disinilah kekurangan saya, membaca sesuatu yang berbobot saja jarang, menulispun lebih jarang lagi.
Meski kekurangan saya sebenarnya begitu fatal, setidaknya saya punya pembenaran bahwa yang terpenting sekarang saya masih mempunyai keinginan untuk menulis. Seperti kata buku Dasar-dasar penulisannya mas Nunung, "Tulis Saja Kapan Lagi?" yang terpenting sekarang adalah tulis saja apapun itu yang ada dikepala dan apa yang ingin ditulis, masalah bagus atau tidaknya nanti saja. Doa saya malam ini adalah semoga mulai dari tulisan ini saya posting, ke depannya tulisan saya semakin bagus, bermutu dan bermakna :)

Minggu, 27 Mei 2012

6 Tahun Gempa Jogja

Sudah 6 tahun berlalu, sebuah peristiwa terdahsyat dalam hidup saya dan mungkin seluruh masyarakat Jogja dan sekitarnya. Tepat ditanggal yang sama di tahun 2006, gempa 5,9 SR mengguncang Jogja. Kejadian yang telah merenggut banyak korban baik korban jiwa, luka, harta dan rumah seolah belum tidak akan pernah terlupakan.
Jika disuruh bercerita tentang gempa Jogja waktu itu, mungkin saya termasuk orang yang beruntung tidak menjadi korban apapun selain korban kerusakan rumah. Tapi sebagai orang yang ada ditempat kejadian itu, seringan apapun kerugian yang diderita, pasti merasakan betapa mencekamnya kejadian hari itu.
Hari itu Sabtu 27 Mei 2006 pukul 05.50 seperti biasa saya sudah bangun dan menonton TV di kamar sembari mempersiapkan diri berangkat ke sekolah. Masih ingat acara yang saya tonton kalau tidak salah adalah Cat & Dog di Global TV. Belum juga berangkat mandi saya masih asyik menonton TV sambil tiduran, tiba tiba mendengar suara gemuruh yang semakin lama semakin besar dan terdengar suara teriakan Bapak yang menyuruh kami keluar. Sadar itu gempa dan guncangan semakin besar kami langsung lari ke halaman belakang sambil terhuyung-huyung hampir jatuh tak kuasa menahan goncangan. Begitu sampai di halaman belakang, kami (saya, adik, dan bapak) hanya berdiri bergandengan merasakan guncangan dan melihat semua benda terjatuh. Meski menurut catatan gempa terjadi sekitar 1 menit, seseorang yang merasakannya pasti merasa itu sangatlah lama. Begitu gempa berhenti, suasana pagi itu mendadak menjadi hening seperti tidak ada kehidupan. Setelah memastikan semua selamat tak ada kurang satupun, semua tetangga berkumpul di depan salang bercerita. Karena rumah terlihat masih baik-baik saja, kami semua mengira itu seperti gempa biasanya hanya saja lebih besar. Saya bergegas masuk ke dalam dan kemudian mandi untuk segera berangkat ke sekolah. Dengan diantar naik motor, saya mengamati lingkungan sekitar, yang sepertinya tidak banyak berubah. Tapi semakin jauh dari komplek rumah, suasana mencekam dan memilukan semakin tak terhindarkan. Banyak rumah yang hampir roboh bahkan rata dengan tanah.

Sabtu, 26 Mei 2012

Dari Rumah Ke Kampus

Setiap kali terlibat suatu pembicaraan tentang rumah, hampir bisa dipastikan ada ekspresi terkejut bagi orang-orang yang baru mengetahui rumah saya. Rumah saya memang tergolong jauh dari kampus, rumah yang selama 22 tahun ini saya tinggali berada di Kabupaten Bantul di selatan Kota Yogyakarta. Setelah iseng saya ukur dengan Google Maps dan Wikimapia, jarak rumah ke kampus, antara pintu garasi rumah hingga tempat parkir Fisipol UGM diperoleh jarak kurang lebih 17,7 km. Dan menurut perkiraan kedua situs navigasi tersebut perjalanan dari pintu garasi hingga tempat parkir diperkirakan membutuhkan waktu sekitar 30 menit jika ditempuh dengan mobil. Perkiraan tersebut bisa dibilang cukup akurat mengingat selama hampir 4 tahun ini perjalanan rumah-kampus biasa saya tempuh dalam waktu sekitar 40 menit mengguakan motor di siang hari dan 17-20 menit saat tengah malam.

Total Jarak (klik untuk memperbesar)



Pada awal-awal kuliah saya merasa jarak segitu tidaklah jauh sama sekali, tapi hari demi hari saya lewati selama hampir 4 tahun, makin lama jarak tersebut terasa cukup jauh dan lumayan berat. Jarak sejauh itu terasa makin jauh dan melelahkan ketika ditempuh dengan mobil dikala lalu lintas sangat macet. Ketika orang mengetahui jarak rumah saya, hampir bisa dipastikan mereka akan bertanya, "kenapa kamu ga kos aja?". Jika ditanya begitu, saya pun juga agak bingung menjawabnya. Karena menurut saya jarak bukanlah sebuah big deal dalam kasus ini. Kalaupun mau saya memang bisa saja kos di daerah dekat kampus, tapi rasanya agak sayang dengan uang yang digunakan untuk kos yang kalau dihitung-hitung tidak sebanding dengan uang yang dikeluarkan untuk perjalanan rumah-kampus-rumah.
Meskipun jarak bukan menjadi masalah yang besar, tapi bukan berarti tidak ada masalah atau tantangan sama sekali. Yang paling terasa adalah ketika ada perubahan jadwal mendadak. Misal ada janji untuk kumpul jam 15.00 di kampus, tapi tiba-tiba dibatalkan karena banyak yang tidak bisa dan baru diinfokan pukul 14.45. Meski jauh sejujurnya saya menikmati perjalanan rumah-kampus-rumah asal tidak sedang buru-buru. Ada sensasi berbeda terutama saat perjalanan pulang dan merasakan energi rumah saat sampai di rumah.

Jumat, 25 Mei 2012

Dendang Legenda Komkustiknya Dua Ribu Sembilan

Baru saja pulang dari Komkustik, sebuah acara di Komunikasi UGM dengan konsep akustik yang diselenggarakan angkatan tahun ketiga. Kali ini acara tersebut diselenggarakan oleh angkatan 2009 dengan tema Dendang Legenda. Dimana lagu-lagu yang dibawakan seputar lagu-lagu yang pernah menjadi legenda di era-nya. Acara tersebut dimeriahkan beberapa angkatan yang masih dan sudah tidak "hidup" di kampus Fisipol UGM, dari 2011 hingga 2007 bahkan angkatan 2005 masih diundang untuk memeriahkan acara komkustik tahun ini.
Dengan melewatkan Komkustik angkatan 2006, tahun ini merupakan ketiga kalinya saya menghadiri acara komkustik, setelah tahun lalu angkatan 2008 sukses menyelenggarakan komkustik dengan tema Soundtrackustik. Pukul 18.44 sampailah saya di kampus fisipol, dari tempat parkir terlihat tidak ada bedanya dengan hari-hari biasa. Sempat terpikir apakah acara bukan diselenggarakan di fisipol, dengan sedikit ragu-ragu saya masuk ke dalam dan disambut beberapa anak-anak 2009. Sebagai angkatan 2008 saya datang paling pertama, yang kemudian disusul Matahari beberapa saat kemudian. Tak lama kemudian acara dimulai meski belum terlalu ramai.
Satu persatu band tampil dipanggung Komkustik yang berada di kantin Fisipol. Sebuah panggung yang sederhana namun meriah telah dipersiapkan anak-anak 2009 siap dimeriahkan band-band dari tiap angkatan, dimulai dari angkatan 2011 dan terus naik ke angkatan yang lebih tua. Hingga akhirnya tibalah kesempatan angkatan 2008 untuk tampil. Seperti biasa 2008 membuat acara yang cukup meriah semakin semarak dan heboh ketika seluruh masa 2008 maju ke depan panggung. penampilan pertama adalah Gunung Salak sebuah band yang terdiri dari Ciprut, Ijat, Ari Burjo, dan Yesa. Pada kesempatan kali ini bisa juga disebut sebagai debut pertama Ciprut yang membawakan sebuah lagu berjudul Hotel California. Selesai Gunung Salak memeriahkan Komkustik, panggung kini beralih pada LOUD, dengan sedikit "dagelan" sebagai pembuka, seperti biasa LOUD tampil dengan lagu-lagu yang ceria.



Kamis, 24 Mei 2012

Kehilangan Momentum

Pernahkah kalian merasakan bagaimana rasanya kehilangan momentum? Menurut definisi pribadi, kehilangan momentum adalah saat dimana kita terlambat, melewatkan moment atau timing yang tepat untuk melakukan sesuatu dengan atau tanpa perencanaan. Momentum menjadi sangat penting karena disaat itulah semua faktor pendukung keberhasilan suatu tindakan ada di saat itu. Ketika momentum telah terlewatkan tingkat keberhasilan suatu tindakan yang akan kita lakukan menjadi semakin kecil, atau setidaknya meleset dari objektif yang diharapkan sebelumnya jika dipaksakan untuk dilakukan.
Begitulah kira-kira gambaran hari ini, sebuah hari yang diawali dengan ekspektasi lumayan besar tetapi menjadi "rusak" setelah kejadian "kehilangan momentum". Mungkin tidak ada penyesalan akibat kejadian tersebut karena memang benar-benar di luar kendali saya. Tapi akibat kejadian tersebut cukup membuat mood seharian terjun bebas. Mungkin tidur lebih awal bisa banyak membantu.

Rabu, 23 Mei 2012

BCA Tweet Saving

Beberapa waktu yang lalu saya iseng-iseng mengadu peruntungan di ajang kompetisi periklanan internasional, Future Lions. Future Lions adalah sebuah kompetisi yang diselenggarakan sebuah agensi periklanan bernama AQKA. Peserta yang mengikuti kompetisi ini adalah mahasiswa dari berbagai negara, karena memang kompetisi ini di khususkan untuk para pelajar/mahasiswa.
Iseng-iseng saya mengeksekusi ide yang dulu tidak jadi dipakai saat akan mengikuti D&AD. Sayangnya entri saya tidak berhasil masuk seleksi, mungkin karena ide nya yang terlalu biasa dan agak aneh atau karena brand yang saya pakai kurang mengglobal. Hal itu baru saya sadari ketika membaca kembali brief, padahal project sudah saya submit. Ya..mungkin belum rejekinya saja, di kesempatan lain semoga lebih beruntung.

Selasa, 22 Mei 2012

Fenomena Nice Peace dan Duo Ular

Beberapa hari belakangan ini saya sering bergaul dengan anak-anak 2009 untuk sebuah project iklan. Seperti biasa, ketika kita masuk dalam sebuah kelompok yang berbeda kita pasti akan mendapatkan atau memberikan sebuah pengaruh baru dari interaksi kita. Kasus dari pergaulan dengan anak-anak 2009 ini adalah menyebarnya fenomena Nice Peace dan Duo Ular. Lalu apakah Nice Peace dan Duo Ular tersebut? mungkin harus kita simak terlebih dahulu...





Bagaimana? cukup mengganggu bukan dipikiran kalian? Mungkin kedua video tersebut sama halnya dengan jebakan betmen dan disturbing video/foto yang selalu di share Matahari, hanya saja kedua video tersebut hanya menyerang short term memory sementara punya matahari menyerang sampai inti pikiran kita., meski begitu tetap saja mengganggu pikiran -______-

Senin, 21 Mei 2012

Campaign of the Day, Afternoon Delight

Sore ini saya habiskan bersama teman-teman untuk mengerjakan sebuah project iklan. Disela-sela kebuntuan menggali ide, matahari iseng membuka sebuah situs iklan. Di situs tersebut matahari menemukan campaign interaktif sebuah brand pakaian dalam, untuk lebih dahsyat efeknya ada baiknya kita simak langsung dari situsnya di http://afternoondelight.stonemen.com/ . Tapi pastikan anda cukup umur untuk mengikuti campaign ini :)


Minggu, 20 Mei 2012

Fisipol Waktu Itu...

Malam ini saya iseng membuka-buka foto lama yang di-upload teman-teman di Facebook. Perhatian saya tersita pada foto-foto yang mengambil kampus sebagai setting tempatnya, waktu itu kampus fisipol belumlah semegah sekarang. Entah definisi megah mana yang harus dipakai, yang jelas terasa sekali perbedaannya dengan fisipol sekarang.

cah 2008 berkumpul di suatu siang
(foto: Brinalloy )

Taman Fisipol
(foto: Dwi Kurniawan)

Cah PPC berkumpul di Kepel
(foto: Dwi Kurniawan)

Kantor Jurusan Ilmu Komunikasi
(foto: Dwi Kurniawan)

Maba 2009 bekumpul di Taman Fisipol

Kepel di suatu pagi

Tempat parkir mobil Fisipol

San Siro

Tempat parkir motor

Pintu masuk Fisipol
Kepel

Jika definisi megah yang dipakai adalah sesuatu yang besar, modern, dan mewah, mungkin benar gedung baru fisipol adalah gedung yang megah. Saya juga setuju gedung baru fisipol membuat kuliah lebih nyaman, lingkungan lebih bersih, rapi, fasilitas memadai. Tapi gedung baru fisipol sekarang kurang menyediakan ruang bagi mahasiswa untuk bisa duduk berkumpul sekedar mengobrol, bercanda di waktu senggang atau untuk berdiskusi membuahkan ide-ide kreatif khas mahasiswa. Tak mengenal itu teman satu angkatan atau bahkan dengan angkatan yang jauh lebih senior. Sebagai seorang mahasiswa fisipol yang merasakan dua periode yang berbeda, sungguh saya merindukan masa-masa itu. hmmm..mungkin zaman sudah berubah...

Sabtu, 19 Mei 2012

Playground vs Reality

Sore ini ketika mengendarai motor melintasi perbatasan antara Bantul dan Yogyakarta, terpikir sesuatu yang sebelumnya tidak pernah diperhatikan. Seperti halnya melintasi batas suatu daerah tadi, kehiduupan kita sebenarnya juga terbagi dalam dua zona. Saya menyebut zona ini zona tempat bermain dan zona realita.
Zona tempat bermain atau bahasa mainstreamnya playground, adalah zona dimana kita merasa aman dan merasa bebas melakukan apapun tanpa takut akan tuntutan-tuntutan dan kewajiban yang akan menekan kita. Ketika kita suka menggambar maka kita akan menggambar, kita suka menulis kita akan menulis, ketika kita suka menyanyi kita akan menyanyi begitu saja sesuka kita. Berbeda dengan zona realita atau reality, kita tidak sebebas di zona playground. Kita harus memikirkan mana yang sebaiknya dilakukan dan mana yang sebaiknya tidak kita lakukan. Kita tidak bisa hidup untuk kesenangan kita sendiri. Kita melakukan sesuatu karena kita diminta melakukannya. Kita melakukan sesuatu maka kita harus mempertanggungjawabkannya.
Setiap orang pasti akan melalui dua zona ini. Dan pada saatnya nanti seseorang yang telah berada di zona playground pasti akan melangkah ke zona reality. Kita pasti akan berpindah, kepindahan tersebut terjadi ketika kita telah menyelesaikan satu level atau suatu kewajiban. dari level ke level intensitasnya semakin memudar, hingga pada saatnya sampailah pada perbattasan antara playground dan reality. Beberapa orang mungkin bisa mengubah zona reality menjadi sama menyenangkannya dengan zona playground, bahkan dia menghadirkan playground ditengah-tengah reality. Apakah semua orang bisa?

Jumat, 18 Mei 2012

Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Saat Berbohong

Tulisan ini terinspirasi kejadian tadi sore ketika seorang teman (tidak perlu disebutkan identitasnya) mencoba mencari alasan untuk tidak ikut kami kembali ke kampus. Karena mungkin persiapan yang kurang matang alasan yang dia sampaikan menjadi sangat jelas kalau dia sedang berbohong. Dan tentu saja teman-teman yang lain menyadarinya tanpa perlu bersusah payah.
Berbohong mungkin merupakan salah satu mekanisme bertahan manusia ketika menjadi makhluk sosial. Secara alamiah berbohong mungkin bertujuan agar seseorang merasa aman karena tidak ingin sesuatu yang tidak dia inginkan diketahui orang lain. Akan tetapi karena semakin kompleksnya hubungan antara manusia di masa kini, berbohong tidak hanya sekedar menjadi mekanisme bertahan. Bahkan seseorang berbohong untuk melindungi orang lain atau bahkan berbohong untuk menjatuhkan orang lain. Dalam konteks yang lebih tinggi ada sebuah konsep komunikasi dimana kita tidak memberitahukan semua fakta yang ada kepada seseorang. Secara teori mungkin itu bukan berbohong tapi sebenarnya esensinya sama dengan berbohong itu sendiri, sama-sama tidak memberitahukan fakta yang sebenarnya.
Disini saya sedikit berbagi hal-hal yang harus dilakukan saat berbohong. Saya mencoba berbagi tips ini bukan berarti saya ahli dalam berbohong. Tapi setidaknya hal-hal ini pernah coba saya terapkan ketika terpaksa saya harus menyembunyikan fakta yang sebenarnya.

  1. Berpikir masuk akal 2-3 langkah ke depan. Yang dimaksud disini bukanlah beragamnya alasan atau kebohongan, tapi banyaknya "lapisan" alasan/kebohongan yang mendukung alasan/kebohongan pertama. Sehingga ketika kebohongan pertama berhasil dikritisi masih ada backup. Disinilah modal utama para penutup fakta dipercaya, semakin masuk akal dan berlapis-lapis, semakin berhasil pula strategi komunikasi menutupi fakta yang sesungguhnya.
  2. Perhatikan bahasa tubuh kita. Bahasa tubuh adalah reaksi yang tidak bisa kita hindari ketika berinteraksi dengan orang lain. Sehingga disinilah kadang menjadi awal kebohongan terungkap, namun ketika kita bisa mengendalikannya akan menjadi sebuah senjata ampuh. Ketika berbohong secara alamiah tubuh kita menjadi gelisah, gugup dan tidak tenang. Seseorang yang berbohong biasanya cara bicaranya menjadi terbata-bata dan tidak lancar. Kemudian lirikan matanya mengarah ke kanan atas dan tangan menjadi terlalu banyak bergerak. Untuk mengatasinya cobalah berbicara dengan tenang tidak usah terburu-buru dan usahakan padangan mata tetap pada lawan bicara, cobalah pandang daerah lekukan hidung antara kedua mata.
  3. Konsisten. Konsisten disini adalah sikap untuk tetap pada "alur" yang telah dibuat. Jadi ketika sudah bilang A, maka kita harus selalu bilang A kepada siapapun yang berhubungan dengan target kalau perlu selamanya sampai upaya menutupi fakta yang sebenarnya terbongkar. Kalau kita bilang sakit flu ya kita harus konsisten bilang sakit flu. Sikap konsisten ini adalah pendukung keberlangsungan hidup sebuah kebohongan. Kunci utamanya ada pada kesadaran dan selalu ingat apa yang telah kita katakan. Serta jangan lupa memperhatikan detail-detail kecil pendukung sikap konsisten, misal seperti status twitter atau facebook. Bukankah lucu ketika tweet kita "jalanan macet" tapi kita tweet dari web
Hahaha..tulisan kali ini mungkin bisa disebut mengajarkan keburukan, tapi jujur niatan dari penulis sendiri bukan untuk itu. Sebuah kebohongan pada dasarnya hanya akan memicu kebohongan lain dan jika kalian percaya dosa, setiap kebohongan pasti memiliki nilai dosa sendiri. Jadi sebaiknya jangan berbohong! lho???


Kamis, 17 Mei 2012

Sebuah Matakuliah Bernama Penulisan Naskah Iklan (2)

Sebelum menulis postingan ini sejujurnya saya dilanda kebingungan mau menulis apa. Berjam-jam mengutak-atik google chrome yang bermasalah dengan font nya yang tiba-tiba berubah jadi Helvetica Black tak kunjung membuahkan solusi, hampir saja membuat saya lupa harus posting 31 Hari Menulis. Ketika melihat tweet dari Sinsko berisi link setoran ke @31harimenulis, iseng saya buka isinya tentang PNI. Barulah saya ingat minggu lalu saya sempat posting sebuah tulisan berjudul "Sebuah Matakuliah Bernama Penulisan Naskah Iklan" yang masih bersambung.
Mungkin seharusnya tulisan ini saya posting beberapa saat setelah selesai semester 4 dua tahun lalu. Tapi toh yang namanya bercerita tidak harus sesuatu yang baru saja terjadi. Pada posting kali ini saya ingin sedikit bercerita tentang kelompok PNI saya waktu itu, kelompok/agensi ini bernama Kendil. Sebuah nama yang tercetus begitu saja dari lanturan Dian Ep ketika sedang bersama-sama menikmati Whooper di Taman Fisipol. Kendil sendiri terinspirasi dari Gudeg Kendil yang muncul secara asal waktu itu saat kami berimajinasi bagaimana seandainya Burger King yang disajikan dengan Kendil.


Kelompok ini terdiri dari 8 orang yaitu Dian Ep, Nesha, Ijem, Tika, Bj, Agung, Aldi, dan saya sendiri. Bisa dibilang saya adalah anggota terakhir yang bergabung di kelompok ini, jika saja Aldi tidak bergabung di kelompok kami setelah kelompok lamanya dibubarkan. Kelompok kami selalu membawa semangat untuk menjadi kelompok yang berbeda dengan yang lain. Karena harus diakui waktu itu diantara kami hanya memiliki kemampuan pendukung yang biasa-biasa saja, ide biasa-biasa saja, kemampuan editing biasa-biasa saja. Tapi sesuatu yang biasa-biasa saja akan terlihat luar biasa ketika dikemas dengan cara yang berbeda. Alhamdulillah dengan semangat tersebut berhasil membawa kami pada 4 besar kelompok terbaik kelas PNI waktu pitching final brief. Berikut salah satu aksi kelompok kami saat presentasi pitching final brief, meski dengan berat hati saya ucapkan selamat menikmati... :|


Bersambung...

Rabu, 16 Mei 2012

Salah Satu Jalan Cepat Menjadi Kaya

Pada postingan kali ini saya ingin berbagi tentang sebuah blog yang sangat berguna. Blog ini saya temukan kira-kira setahun yang lalu ketika sedang iseng-iseng searching di google tentang info lomba. Waktu itu hasrat untuk mengikuti kompetisi sedang tinggi-tingginya. Blog tersebut bernama Dunia Lombaku. Ya, blog ini berisi tentang update terbaru info berbagai macam lomba dengan berbagai macam kategori.
Melalui blog ini dulu saya mendapatkan info lomba Goodyear Creativideo dan lomba video gokil mintz. Dan alhamdulillah berhasil medapatkan hadiah yang lumayan buat tambah-tambah uang saku. Peluang untuk menang jika mengikuti lomba-lomba yg ada dalam blog ini cukup tinggi. Selain karena pilihannya banyak, peserta yang ikut belum tentu banyak karena sosialisasinya kadang sangat terbatas. Dan yang pasti hadiahnya cukup untuk menjadikan mahasiswa kere menjadi lebih kaya.


dunialombaku.blogspot.com
Beragam kategori
Semoga blog tersebut bisa dimanfaatkan untuk mengasah kreatifitas dan sebagai salah satu jalan menjadi kaya hehehe. Selamat mengasah kreativitas, dan selamat berkompetisi :)

Selasa, 15 Mei 2012

Anti Rokok VS Anti Anti Rokok

Sore tadi sebelum menunaikan shalat Maghrib tanpa sengaja melihat tweet dari senior saya @doppyprasetya. Tweet tersebut berisi link sebuah video Youtube tentang gerakan yang mencoba melawan gerakan Anti Rokok.  Ada empat isu yang diangkat mereka untuk melawan gerakan anti merokok. Keempat isu tersebut mereka tuangkan dalam empat buah video yang berisi tentang argumen mereka dan diberi sedikit data dan analogi, mungkin terlebih dahulu ada baiknya kita tonton dulu videonya...









Melihat video-video tersebut, saya jadi teringat sebuah video dokumenter yang sempat hangat diperbincangkan di social media beberapa waktu yang lalu. Video tersebut menceritakan tentang fakta mengenai industri rokok di Indonesia dan tentu saja bahaya yang mengancam masyarakat Indonesia. Video ini memang sangat bertentangan dengan video yang telah ditampilkan di atas.



Setelah melihat video yang diupload oleh KomunitasKretek, tentang fakta yang melawan gerakan anti rokok mungkin sebagian dari kita pasti terpikir "oh, iya benar juga...". Sebagai seorang yang tidak suka rokok, saya juga berpikiran begitu, tapi menurut saya argumen yang mereka bawa masih belum kuat dan terkesan mencari pembenaran dari "kesalahan" yang mereka lakukan. Entahlah tapi kedua belah pihak pastinya mempunyai kepentingannya sendiri-sendiri, dan di dunia yang semakin rumit ini sepertinya sudah tidak ada yang benar-benar menjadi "malaikat". Bagaimana menurut kalian?

Senin, 14 Mei 2012

Sedikit Harapan Untuk Indonesia

Sebagian besar diantara kita mungkin akan tutup mata dan diam ketika ditanya tentang bagaimana persoalan masyarakat Indonesia saat ini. Tutup mata dan diam bukan karena tidak ada masalah sama sekali yang harus dibicarakan, akan tetapi karena ada apa-apa di masyarakat Indonesia. Seperti sebuah benang kusut yang entah dimana semua bermula dan dimana semua berakhir, begitulah gambaran singkatnya.
Dari sekian banyak permasalahan yang melanda masyarakat Indonesia, kita ambil satu saja masalah praktik KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme). Mungkin selama ini ketika kita membicarakan praktik KKN yang terbayang dipikiran kita adalah para pejabat-pejabat di atas sana yang mencuri uang rakyat. Tapi pernahkah kita berpikir bahwa praktik KKN sebenarnya ada dimana-mana, bahkan mulai dari rakyat biasa. Berbagai orang pintar juga pernah berkata bahwa korupsi di Indonesia sudah membudaya dan mendarah daging di setiap individu.
Ada sebuah cerita yang berkaitan dengan praktik KKN ketika saya mengantri di Kantor Imigrasi. Ketika sedang duduk manis menunggu antrian, datanglah dua orang pegawai kantor (entah lupa itu seragam kantor mana) yang satu ibu-ibu cukup muda, sekitar 28-30 tahun dan (mungkin) temannya seorang pria yang sepertinya seumuran dengan ibu tersebut. Begitu datang mereka langsung duduk di depan saya, tidak lama kemudian ibu tersebut menelepon seseorang, sekilas saya mendengar ibu itu berkata "aku lagi di ruang tunggu nih... bla...bla..bla..." selesai dengan obrolan singkat tersebut tak sampai lima menit seorang pegawai Kantor Imigrasi datang, dan mereka saling menyapa. Tidak perlu bertanya pun semua orang yang memperhatikan pasti tahu kalau mereka saling berteman atau setidaknya saling kenal. Karena tidak ada kerjaan lain selain menunggu, iseng saya memperhatikan apa yang mereka perbincangkan. Perbincangan mereka kemudian semakin menarik perhatian saya ketika si Ibu berkata "iya antrinya lama nih...mbok aku dibantu...".
Mendengar kalimat tersebut saya hanya tersenyum sambil menghela nafas dan geleng-geleng. Sambil memperhatikan sekeliling saya melihat sepasang kakek-nenek yang baru saja menyerahkan berkas ke loket kemudian duduk dengan sabar mengantri lagi. Dalam pikiran saya, bagaimana bisa ibu tadi bilang antriannya lama ketika belum ada lima menit duduk, kemudian berniat memotong prosedur yang ada dengan "minta tolong" temannya tadi. Pengalaman tersebut mungkin bukan yang pertamakalinya. Saat KKN (Kuliah Kerja Nyata) saya sempat menemani teman saya yang berniat membuat program SIM Keliling ke Polres. Kami ke Polres untuk menanyakan bagaimana prosedur mengadakan program tersebut kepada pejabat terkait yang berwenang mengurusi SIM. Ditengah pembicaraan kami, tiba-tiba ada seorang bapak dan anak perempuannya masuk ke kantor dan duduk di ruang tunggu, karena kami sudah selesai bertanya-tanya, kami segera bergegas pulang. Karena saya penasaran dengan apa keperluan bapak dan anak perempuannya tersebut, sengaja saya berjalan pelan-pelan agar bisa sedinkit mendengar apa yang mereka bicarakan. Agak lupa bagaimana pembicaraan mereka, tapi yang jelas maksud dari bapak tadi ternyata ingin minta tolong agar proses pembuatan SIM anaknya tadi "dipermudah".
Mungkin masih banyak contoh praktik KKN di masyarakat kita yang tidak akan cukup dibahas ditulisan ini. Tapi selain cerita negatif tentang praktik KKN tersebut, saya juga pernah membaca beberapa artikel yang menceritakan bahwa orang Indonesia yang bekerja di luar negeri terkenal dengan produktifitas kerjanya yang tinggi. Mereka dikenal sebagai pekerja yang rajin, disiplin, cekatan, jujur, dan rapi hasil kerjanya. Cerita dari artikel tersebut juga semakin dikuatkan dengan cerita dari saudara dan teman saya yang pernah tinggal sementara di luar negeri. Dari cerita mereka orang Indonesia di luar negeri juga bisa disiplin dan "beradab". Tidak kelihatan kalau mereka orang Indonesia yang dalam bayangan kita orang Indonesia itu tidak disiplin, buang sampah sembarangan, tidak sabar mengantri, dan tidak tahu aturan. Lalu kenapa orang Indonesia yang bisa "beradab" negeri orang tidak bisa di negerinya sendiri?
Dari dua cerita berbeda di atas mungkin secara bodoh dapat kita simpulkan bahwa sebenarnya yang patut dipersalahkan atas segala permasalahan masyarakat di Indonesia saat ini bukanlah orangnya tapi sistem yang berjalan. Karena sistem kita yang memungkinkan terjadinya praktik KKN, maka orang-orang yang ada dalam sistem menjadi terbiasa melakukan praktik KKN. Lalu ketika dibawa ke sistem yang jauh lebih bersih, maka orang-orang tersebut juga berlaku bersih juga.
Melihat ada cerita-cerita positif diantara cerita-cerita kebobrokan bangsa ini, seolah memberi kita harapan bahwa masa depan bangsa ini masih bisa cerah. Untung saja pegawai Kantor Imigrasi yang dimintai "tolong" ibu-ibu itu dengan sopan menolak permintaan "tolong" tersebut. Untung saja ketika saya mengantri, masih banyak anak-anak kecil yang dengan sabar juga ikut mengantri. Untung saja ketika membuat SIM saya tidak sendirian mengikuti Diklat Berlalu-lintas, ujian tulis, dan ujian praktik. Semoga saja masih diberi kesempatan untuk bisa melihat bangsa ini menjadi bangsa yang jauh lebih baik di masa depan :)

Minggu, 13 Mei 2012

Sedikit Berbicara Tentang Hallyu

Hallyu, sebuah fenomena yang juga dikenal dengan istilah Korean Wave, belakangan ini semakin dahsyat "gelombang"nya. Hallyu adalah istilah yang digunakan untuk menyebut suatu fenomena menyebarnya budaya Korea ke berbagai negara. Budaya tersebut bisa berupa musik, film, masakan, bahasa, sastra dan lain-lain.
Menurut beberapa situs yang pernah saya baca, Hallyu dimulai pada tahun 1990-an. Gelombang ini awalnya hanya menyebar di negara-negara tetangga Korea Selatan seperti Cina dan Jepang, kemudian terus menyebar ke Asia Tengara seperti Thailand, Vietnam, Singapura, Indonesia dan terus diikuti negara asia lain seperti Timur  Tengah bahkan sampai ke Amerika.
Mungkin ilmu saya masih terlalu dangkal untuk membahas bagaimana perkembangan Hallyu dari awal hingga masa kini dan apa saja yang mendukungnya. Toh ada banyak situs yang sudah membahasnya dan banyak orang-orang disekitar saya yang lebih fasih dan khatam soal Hallyu. Jadi disini mungkin saya hanya akan membahas Hallyu dari kacamata pribadi saya dan murni hanya pendapat sok tahu saya hehehe...
Sebagai seseorang yang juga ikut menikmati budaya Korea, bisa dibilang secara de facto dan de jure saya termasuk orang yang terkena Hallyu. Awal mula bagaimana saya ikut-ikutan "terinfeksi" kalau tidak mau disebut "menginfeksi" diri sendiri dengan budaya Korea bermula ketika sedang hot-hotnya rilis video klip terbaru Girl's Generation yang berjudul The Boys. Dimana hampir di semua media sosial khususnya twitter berhamburan link-link video klip tersebut, karena penasaran cobalah saya klik salah satu link tersebut, dan dihari itulah pertama kali saya menyentuh materi bermuatan Korea. Kesan pertama melihat video klip tersebut adalah tentu saja terkesan dengan kecantikan personil Girls' Generation atau SNSD. Tapi karena waktu itu saya kurang suka dengan video klip the boys ya semua berlalu begitu saja. Sampai suatu hari dengan isengnya saya mencoba searching keyword "SNSD" di youtube dan muncullah video klip SNSD yang berjudul Genie.



Dan menurut saya melalui video tersebut saya mulai terbawa Gelombang Korea untuk terus menikmati berbagai materi Korea lainnya. Pertama mulai dari video klip SNSD kemudian dilanjutkan dengan variety show mereka, variety show yang pernah mereka bintangi hingga acara-acara yang bahkan tidak ada mereka sama sekali. Pembawaan mereka yang tidak terlalu jaga image atau jaim dan kadang kekonyolan mereka membuat saya terus menikmati setiap acara yang mereka bintangi.
Selain beberapa faktor di atas yang membuat saya tetap menikmati berbagai acara-acara TV dari Korea adalah karena memang harus diakui konsep-konsep acara mereka memang unik dan berbeda dari apa yang selama ini saya dapati di TV Indonesia, yang sudah hampir sepuluh tahun belakangan ini hanya begitu-begitu saja dan semakin lama semakin tidak menghibur apalagi mendidik.
Meski saat ini banyak sekali yang menyukai segala sesuatu tentang Korea, tidak sedikit pula yang tidak suka bahkan anti segala sesuatu yang berhubungan dengan Korea. Ada yang bilang karena mainstream, ecek-ecek, tidak berkualitas dan lain sebagainya. Harus diakui memang artis-artis mereka, lagu-lagu mereka, dan mungkin film-film mereka tidak sehebat artis-artis legenda dunia, lagu dan film mereka juga mungkin tidak sedalam lagu dan film yang telah melegenda. Dari segi kualitas dan kedalaman dalam berkarya mereka masih kurang dibanding para legenda dunia entertainment sebelumnya, tapi harus diakui juga mereka berhasil "mengemas" apapun yang mereka miliki menjadi sesuatu yang menarik laku "dijual".
Mungkin orang-orang yang mengaku anti terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan Korea tidak sungguh-sungguh anti terhadap segala sesuatu tentang Korea, khususnya budaya pop. Mungkin mereka semcam risih melihat tingkah laku fans Korea, dan tidak ingin disamakan dengan mereka. Harus saya akui, meski saya juga ikut menikmati budaya Korea, tapi saya masih merasa apa yang dilakukan fans-fans Korea (mungkin fans apapun itu) seringkali tidak masuk akal. Namun bagi saya bukan suatu masalah besar karena saya tidak pernah ambil pusing mengenai hiburan apa yang harus saya sukai, selama itu menarik bagi saya, menyenangkan dan menghibur ya akan saya nikmati, toh fungsi hiburan secara naluriah dan primitif adalah menghibur.

Sabtu, 12 Mei 2012

Mencoba Peruntungan di Depan Kamera

Di Jurusan Ilmu Komunikasi kegiatan produksi video atau syuting adalah hal yang biasa. Hal ini dikarenakan beberapa matakuliah yang sifatnya praktik seringkali membutuhkan syuting, seperti misalnya TVC, film, company profile, video klip dan lain-lain. Biasanya mahasiswa terlibat sebagai orang-orang dibelakang kamera, sebagai produser, sutradara, kameramen dan editor. Namun tidak sedikit pula yang menjadi orang di depan kamera atau talent. Tidak sedikit yang mendapat julukan sebagai talent sejuta umat, karena setiap ada kegiatan produksi, dia selalu menjadi talent. Beberapa diantaranya bahkan sudah terjun ke industri pertelevisian yang sesungguhnya.
Dari beberapa kegiatan produksi yang pernah saya ikuti, hingga detik ini saya lebih sering menjadi orang di belakang kamera. Beberapa jabatan yang pernah saya pegang diantaranya sebagai talent manager, asisten sutradara, asisten kamera, editor dan meski wagu menjadi sutradara pun pernah. Namun ternyata tidak selamanya orang yang memiliki kasta "Orang di Belakang Kamera" akan terus berada di belakang kamera. Seperti yang pernah saya alami di beberapa video berikut ini...











Masih ada video lain yaitu film pendek berjudul Teh Mardjono garapan sutradara tersangar se-Komunikasi UGM Luhki Herwanayogi tapi karena tidak di upload secara bebas, tidak bisa ditampilkan pada tulisan ini. Dari beberapa video tersebut, sampai sejauh ini peran yang paling saya sukai adalah saat membintangi video yang berjudul Tips Hemat BBM di Kala Bokek hihihi. Meskipun kemampuan akting saya belum bisa dibilang bagus tapi paling tidak saya punya sedikit portfolio sebagai orang didepan kamera hehehe...

Jumat, 11 Mei 2012

Kesederhanaan Iklan Jadul

Sore ini setelah bangun tidur siang super singkat (15 menit) saya iseng sign in youtube, berharap mendapatkan video-video yang bisa menyegarkan mata. Ketika sign in, secara random kolom recommended video youtube menampilkan iklan-iklan jadul Indonesia. Karena penasaran, tanpa pikir panjang saya langsung klik video tersebut, yang kemudian berlanjut klik demi klik membuka iklan jadul lainnya.
Selama ini ketika kita melihat iklan TV, image yang ditampilkan adalah kehidupan yang serba "mewah" dan "wah" bahkan untuk produk-produk dengan target market kelas menengah kebawah sekalipun. Kemudian iklan tersebut juga membawa pesan persuasif yang sarat akan simbol-simbol, asosiasi dan bahasa yang tinggi. Namun ketika melihat iklan-iklan jadul ini terasa sekali perbedaannya. Baik dari pesan, copy, ide, insight, talent dan eksekusi, semuanya begitu simple dan sederhana dalam arti yang sesungguhnya. Dan dalam iklan tersebut juga kita temui pola-pola yang sepertinya sudah menjadi template iklan-iklan pada masa itu. Seperti penggunaan jingle/lagu sebagai media utama penyampaian pesan, kemudian selalu ada adegan menyanyi, melompat, menari, dan seorang laki-laki pasti berkumis dan wanita paruh baya selalu memakai kostum kebaya dan berkonde, berikut beberapa contoh yang saya lihat tadi sore...















Kamis, 10 Mei 2012

Sebuah Matakuliah Bernama Penulisan Naskah Iklan

Jika membicarakan matakuliah ini rasa-rasanya waktu tak terasa sudah berlalu begitu cepat, dan sudah sejauh ini kita (angkatan 2008) melangkah. Memang sebuah kalimat yang sangat klise untuk ditulis, tapi memang kenyataannya demikian. Ketika membicarakan Penulisan Naskah Iklan (PNI) berarti membicarakan tahun kedua, yang berarti dua tahun yang lalu. Tahun dimana kita sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi UGM, sudah benar-benar menjadi cah Komstra atau cah Media.
Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi mana yang tidak tahu tentang matakuliah ini? Kalaupun  ada mungkin hanya mahasiswa semester 1 yang "diampuni" karena tidak tahu matakuliah ini. Sebuah mata kuliah yang bisa dikatakan sebagai salah satu mata kuliah paling legendaris di Jurusan Ilmu Komunikasi. Matakuliah yang mengajak mahasiswa komstra untuk belajar membuat naskah sebuah iklan. Dimana naskah iklan adalah salah satu bagian terpenting dari sebuah iklan itu sendiri.
Matakuliah ini menjadi populer karena kelas sedemikian rupa dikondisikan seperti medan tempur agensi-agensi periklanan yang sesungguhnya. Mahasiswa dibentuk dalam kelompok yang merupakan sebuah agensi, dan setiap minggunya agensi-agensi ini diberikan brief untuk membuat iklan baik itu radio, print ad, TVC dan lain-lain. Tugas-tugas tersebut dikerjakan layaknya mengerjakan sebuah karya seni yang mebutuhkan segala macam upaya yang beberapa kali lipat dibanding tugas matakuliah lain. Disinilah matakuliah ini kemudian ikut menyita perhatian mahasiswanya dan bahkan mahasiswa yang tidak mengambil matakuliah ini.
Kalau boleh bercerita soal matakuliah ini, pada awalnya saya sendiri pernah berniat untuk tidak mengambil matakuliah ini. Karena pada masa itu ketika saya masih semester 2 begitu banyak kabar burung, rumor dan gosip yang mengatakan bahwa matakuliah ini tugasnya sangat beraaaat sekali (meski harus diakui ada benarnya juga) dan sangat melelahkan. Karena pada waktu itu kita boleh bebas memilih matakuliah apa yang akan kita ambil, saya memutuskan tidak akan mengambil PNI di semester 4 nanti. 
Akan tetapi jurusan berkehendak lain, ketika kurikulum 2009 diberlakukan mau tidak mau mahasiswa yang mengambil konsentrasi Supporting Media atau yang kemudian berubah nama menjadi Komunikasi Strategis harus mengambil matakuliah PNI karena sistem paket berlaku. Karena hal tersebut waktu itu saya berubah pikiran akan mengambil konsentrasi Media. Jujur pada masa itu saya adalah tipe orang yang selalu menghindari masalah sehingga mungkin tidak heran saya mengambil keputusan itu. Akan tetapi sepertinya kata hati berkata lain, ketika saya mengambil konsentrasi media sejujurnya saya benar-benar tidak tertarik dengan jurnalistik ataupun kajian media, saya lebih tertarik pada dunia kreatif seperti iklan meski sejujurnya saya tidak suka kesibukan. Dari situlah Galau Akademik gelombang pertama sejak menjadi mahasiswa melanda. Dan dari situlah saya mempunyai pemikiran bahwa apakah selamanya saya harus menghindari masalah padahal dibalik masalah itu ada sesuatu yang saya sukai atau saya inginkan. Jujur mungkin bagian ini agak sok bijak atau bagamana tapi ini benar-benar nyata.
Semester 3 ternyata berhasil membuat saya bersahabat dengan kesibukan dan kegiatan atau jadwal yang sangat hectic. Keputusan saya untuk aktif berorganisasi ternyata benar-benar mengubah pemikiran saya tentang kesibukan. Sampai akhirnya berakhirlah semester 3 dan datanglah semester 4. Banyak sekali kecemasan dalam menginjakkan kaki di semester 4, masih ingat obrolan dengan Angga dan Cahya di Kepel waktu itu bahwa masa bersenang-senang kita harus segera disudahi, dan saatnya bersungguh-sungguh, sepertinya hari-hari kita dan cara bersenang-senang kita akan berubah.
Dan benar saja, tidak hanya PNI, semester 4 benar-benar mengubah hari-hari kita. Dari yanng tadinya kuliah, duduk-duduk di Kepel, ngobrol-ngobrol, main kesana-kemari, hunting foto bersama PPC berubah menjadi kuliah kumpul kelompok dan kumpul kelompok. Hampir tak ada waktu utnuk sekedar bersantai-santai di Kepel duduk-duduk tidak jelas. Daripada menghabiskan waktu untuk melakukan hal yang tidak jelas lebih baik untuk tidur, benar-benar setiap jamnya sangatlah berharga.
Setelah mengalami masa PNI dan semester 4, sepertinya menjadi kurang setuju dengan pernyataan bahwa PNI atau semester 4 telah merampas masa muda kita, dan pernyataan bahwa semester 4 beserta segala isinya adalah semester "terkutuk". Menurut saya, seorang yang telah melewati PNI dan semester 4 dan berhasil menyikapinya dengan benar pasti akan berkata, semester 4 beserta isinnya telah mengubah masa muda kita. Mereka pasti mengakui bahwa semester 4 telah mengubah kita menjadi jauh lebih dewasa dari sebelumnya. Kita mungkin jadi lebih menghargai waktu, lebih terbuka pikiran kita terhadap pendapat orang lain, lebih tenang dalam menghadapi masalah dan masih banyak lagi.
Secara pribadi sejujurnya saya sangat berterima kasih pada kelas PNI. Karena kelas PNI saya mau untuk belajar agar bisa video editing, desain grafis, produksi, dan lain-lain. Tanpa tuntutan tugas PNI sampai detik ini mungkin tidak akan ada cukup niat untuk mempelajari skill-skill tersebut. Dan karena kelas PNI pula lah yang membuat cita-cita atau setidaknya capaian selanjutnya menjadi lebih jelas. Dan masih begitu banyak cerita dan pengalaman yang jauh lebih berharga dibanding nilai A di KHS.

Bersambung...

Rabu, 09 Mei 2012

Iklan Teh Kotak




Iklan Teh Kotak yang baru ini menjadi salah satu iklan yang saya sukai. Sebuah iklan yang belakangan ini saya sadari memiliki sebuah naskah yang bagus. Selain insight yang dipakai tepat dengan target audience, iklan ini juga membawa good value tentang kejujuran. Kejujuran ini juga mengambarkan bahwa The Kotak benar-benar menggunakan daun the asli sebagai bahan bakunnya.

Selasa, 08 Mei 2012

Dari Photoshop 7.0 Hingga CS6

Beberapa waktu yang lalu ketika iseng-iseng browsing di youtube, saya menemukan sebuah video di channel Photoshop, menjelaskan tentang sebuah fitur baru yang dimiliki Adobe Photoshop CS6. Fitur tersebut bernama New Content-Aware Technology, fitur tersebut sebenarnya merupakan pengembangan dari tools terdahulu seperti selection tool. Karena sepertinya agak sulit menjelaskannya dengan bahasa Indonesia bagaimana kalau langsung saja kita lihat video tersebut?



Mungkin disini kita tidak akan membahas bagaimana cara menggunakan tools tersebut atau membicarakan bagaimana cara mendownload Adobe Photoshop CS6 beserta crack nya. Akan tetapi disini saya hanya akan sedikit membicarakan bagaimana perkembangan Photoshop dari awal saya berkenalan dengan Photoshop hingga akhirnya akan menjumpai Photoshop CS6. Meski secara mendasar tools yang ada di Photosop dari dulu hingga sekarang ya cuma itu-itu saja tapi secara menyuluruh Photosop memang berubah secara signifikan.
Masih segar diingatan bagaimana awalnya saya berkenalan dengan Photoshop yaitu ketika saat SMP secara resmi saya memiliki komputer yang statusnya milik saya sendiri, meski kalau dilihat dari pembagian sahamnya saya hanya memiliki saham sekitar 30%. Di komputer baru tersebut sudah terinstal berbagai macam sofware salah satunya Photoshop. Dengan berbekal rasa penasaran dan semangat coba-coba secara ajaib teknik photoshop pertama yang saya bisa waktu itu adalah cropping object dan menyatukannya dengan gambar lain. Meski hasilnya masih kasar, tapi saya yakin waktu itu saya adalah satu-satunya orang diantara teman-teman satu sekolah yang bisa melakukan teknik itu :p
Maksud sebenarnya dari cerita di atas bukan pada keberhasilan saya menguasai teknik cropping dan penggabungan gambar. Tetapi lebih kepada pada masa Photoshop 7.0, semua tools yang ada relatif masih sangat mendasar dan membutuhkan skill yang tidak sepele juga. Semakin kesini perkembangan teknologi semakin memudahkan pekerjaan manusia, seperti yang dijelaskan dalam video bahwa memindahkan sebuah objek dalam gambar kita tinggal menyeleksinya kemudian tempel ke tempat yang kita inginkan dan Photoshop akan menyesuaikannya sendiri. Coba saja gunakan Photoshop 7.0 dengan cara yang sama, apa hasilnya sama juga?
Teknologi memang sudah ditakdirkan akan mempermudah tugas manusia. Akan tetapi disisi lain teknologi juga semakin lama cenderung membuat skill manusia semakin tergerus. Dari sini saya hanya ingin mengutarakan bahwa mempelajari ilmu/skill yang sangat dasar itu penting. Kita perlu tahu bagaimana proses suatu hal dari awal hingga akhir, karena disitulah kita membentuk logika berpikir menggunakan suatu teknologi. Dan kenapa mempelajari dasar-dasarnya penting karena tanpa hal tersebut ilmu/skill manusia semakin lama bukannya semakin meningkat tapi semakin menurun karena tergantikan oleh teknologi, padahal teknologi tersebut tak selamanya akan ada bersama manusia.

Senin, 07 Mei 2012

Doraemon dan Film Kartun di Minggu Pagi

Tulisan ini dibuat sebenarnya untuk menuntaskan niatan saya kemarin yang ingin menulis tentang Doraemon. Sebuah niatan yang akhirnya kandas karena tertidur sebelum tulisan benar-benar diketik. Tulisan tentang Doraemon ini terinspirasi setelah kemarin minggu pagi menonton Doraemon. Tapi setelah selesai Doraemon selesai sudah film kartun di minggu pagi.
Diantara generasi yang menjalani masa kecil di era 90an pasti tahu siapa Doraemon. Sebuah film kartun tentang robot kucing yang dikirim dari abad 22 ke masa lalu untuk menolong Nobita dalam mengatasi berbagai permasalahan hidupnya. Doraemon menolong Nobita dengan berbagai peralatan-peralatan ajaib dari masa depan yang dikeluarkan dari kantong ajaibnya. Meski permasalah disetiap episode sama, biasanya nobita dikerjain teman-temannya Giant dan Suneo, dimarahi ibunya, atau ada PR yang tidak bisa dikerjakan, tapi sepertinya tidak membuat bosan untuk tetap menonton Doraemon. Ceritanya yang simple dan mudah dipahami membuatnya disukai anak-anak.



Bicara soal film kartun Doraemon, semua anak-anak di masa itu pasti menantikan datangnya hari minggu untuk menyaksikan Doraemon pukul 08.00 di RCTI, setelah selama 6 hari beraktifitas di sekolah. Bisa dibilang Doraemon adalah salah satu puncak acara dari serangkaian film kartun lainnya yang ditanyangkan di stasiun TV yang sama atau stasiun TV lainnya.
Nah, yang membedakan Doraemon yang sekarang dengan yang dulu adalah film-film kartun sebelum dan sesudahnya. Di masa itu film kartun di hari minggu pagi bagaikan rangkaian gerbong panjang sebuah kereta api. Ketika satu film kartu selesai, masih ada film kartun lain di channel lain atau bahkan di channel yang sama, dimulai dari jam 06.30 sampai sekitar pukul 12.00. Ketika Doraemon sudah dimulai, rasanya hari minggu benar-benar sudah dimulai dan ketika film kartun paling siang berakhir (biasanya di Indosiar) rasanya hari minggu sudah berakhir dan kemudian ingat lagi bahwa besok harus upacara bendera dan sekolah lagi.

Dragon Ball


Digimon

Let's and Go


Benar-benar merindukan perasaan seperti itu. Meski demikian bukan berarti harus mengalami hal-hal yang sama. Mungkin hanya merasa kasihan dengan anak-anak generasi sekarang yang kekurangan tontonan di minggu pagi yang sesuai dengan dunianya diumur mereka sekarang. Ketika Doraemon selesai, setelah itu tidak ada lagi film kartun atau tontonan yang sesuai untuk anak-anak, kalaupun ada itupun hanya sedikit tidak sebanyak film kartun dimasa itu.
Entah mungkin dunia anak-anak sekarang sudah berubah dengan sendirinya atau berubah karena mereka dikonstruksi agar menyukai acara-acara seperti itu. Sepertinya sama saja dengan berbagai permasalahan masyarakat kita saat ini dimana uang yang bicara. Mungkin mereka (stasiun TV) memiliki pendapat bahwa acara-acara yang sekarang ini sering mereka tayang kan lebih cepat mendapatkan keuntungan dari iklan, mengingat target audience primernya adalah pembeli yang potensial atau dengan kata lain pembeli yang bisa membeli. Entahlah...

Minggu, 06 Mei 2012

Aku ketiduran!

Karena saking capeknya beraktifitas hari ini aku ketiduran. Pada pukul 21.00 tadi niatnya ingin menulis tentang Doraemon dan film kartun dimasa kecil. Tapi apa boleh buat, karena baru bangun jam 23.56 akhirnya hanya satu paragraf ini yang cukup menggambarkannya. Sekian dan terima kasih, secara teknis ini termasuk tidak terlambat bukan :D

Sabtu, 05 Mei 2012

Lebih Dari Sekedar Username Twitter

Menurut user profile di Tweetdeck account twitter saya pertama kali dibuat pada Jumat 12 Juni 2009. Berarti bisa dikatakan juga account twitter yang saya gunakan sudah menginjak usia 3 tahun dan masih terus digunakan. Selama 3 tahun itu sudah 14.915 tweet telah dikicaukan di dunia maya, jumlah sebesar itu mungkin tidak termasuk user yang aktif jika dilihat dari umurnya yang 3 tahun. Buktinya ada user lain yang dengan umur 3 tahun sudah berkicau lebih dari 30.000 tweet, bahkan banyak diantara mereka yang baru menginjak umur 1-2 tahun.


Selama 3 tahun itu pula saya telah mengganti username twitter sebanyak 3 kali, username pertama @cyber2101 menurut saya masih sangat alay karena watu itu cuma asal bikin dan tidak tahu fungsinya apa, jadi disamakan saja dengan email legendaris dari jaman SMP. Username kedua agak lupa apa, yang jelas ada unsur "arie" nya. Kemudian username ketiga @arieo_0 maksud dari username ini tadinya hanya @arie saja, akan tetapi nama arie di Indonesia apalagi mungkin di dunia ini sudah sangat banyak sehingga ditolak twitter. Kenapa @arie? karena pertama username ini simple tidak memerlukan banyak karakter dan mudah diingat karena memang panggilan saya "arie", tapi karena tidak diperkenankan akhirnya saya mencoba mengakalinya dengan menambahkan semacam emoticon yang sekiranya memungkinkan dan terpilihlah karakter ini o_0. 



Pada saat menggunakan username ini saya sudah mulai aktif menggunakan twitter setelah selama setahun saya telantarkan. Namun seiring makin aktifnya di dunia pertwitteran, username ini mulai memiliki kelemahan karena orang kadang terbalik antara "o" dan "0". Sehingga pada akhirnya @arieo_0 lebih di-simple-kan lagi hanya menjadi @arie_o. Selain lebih simple username ini lebih mudah diingat dan terdengar unik karena seperti berrima. Tapi disamping kemudahan itu username tersebut juga membuahkan banyak pertanyaan hingga detik ini tulis ini ditulis, masih ada saja yang menanyakan kenapa "@arie_o"? Dan mungkin karena mudah diingatnya, sejak saat itu arie_o juga terbawa hingga dunia nyata. Tak sedikit yang lebih memilih memanggil "arie o" dibanding "arie" saja. Bahkan orang yang belum pernah bertemu secara langsung pun ketika bertemu lebih mengenal "arie o" dibanding "arie". Dan secara tidak sengaja arie_o menjadi my brand new.

Jumat, 04 Mei 2012

Menulis Cita-cita

Masih ingatkah kalian apa cita-cita kalian saat masih kecil? ketika kita masuk TK, ibu guru di sekolah pasti memberikan pertanyaan yang klise tapi sebenarnya sangat penting, "kalau kalian sudah besar mau jadi apa?". Dengan percaya dirinya kita menjawab akan menjadi dokter, guru, pilot, polisi, atau profesi yang banyak dikenal anak kecil seumuran itu. Namun seiring bertambahnya usia, biasanya kebanyakan dari kita semakin ragu dengan cita-cita kita sendiri hehehe...
Memiliki cita-cita adalah sebuah keharusan. Karena cita-cita adalah gambaran tujuan akhir yang kita inginkan nantinya di kehidupan ini. Hidup itu bagaikan seseorang yang sedang berjalan, ketika kita mempunyai tujuan kita akan mencari jalan agar bisa mencapai tujuan kita. Tetapi ketika kita tidak mempunyai tujuan kita hanya terus berjalan tak tahu arah, bahkan kita juga tidak tahu apakah kita sudah berpindah dari tempat kita berangkat.
Bercita-cita adalah suatu kegiatan manusia yang sampai detik ini masih gratis. Bahkan kalaupun kita belum berhasil mewujudkan cita-cita kita, kita juga tidak didenda. Bukankah kita seharusnya bisa membuat cita-cita yang sebesar dan setinggi mungkin. Ingat, ada pepatah yang mengatakan, gantungkan cita-citamu setinggi bintang.
Ketika kita mendengarkan acara, ceramah atau seminar motivasi untuk mencapai kesuksesan hidup, siapapun motivatornya pasti memberikan tips yang hampir sama. Salah satu tips atau langkah awal dari mereka untuk meraih kesuksesan adalah menuliskan cita-cita atau keinginan kita sebanyak mungkin. Tips ini mungkin banyak dianggap remeh oleh banyak orang. Pada awalnya pun saya juga menganggap remeh tips ini, namun setelah melihat apa yang dilakukan dan apa yang telah dicapai oleh seorang teman, saya menjadi mulai sadar bahwa mempunyai cita-cita itu penting dan menulis cita-cita itu lebih penting.
Seorang teman pernah menunjukkan daftar cita-cita dan keinginannya hingga tahun 2020. Entah ada berapa banyak saya lupa, tapi ada beberapa cita-cita yang ia tulis besar-besar. Salah satunya adalah dia ingin sekolah di luar negeri, dan apa yang dia dapat sekarang itulah yang dia tulis waktu itu.
Berdasarkan banyak cerita, orang-orang yang kini telah berhasil menggapai cita-cita mereka adalah orang-orang yang dulu sempat menuliskan cita-cita mereka, atau setidaknya benar-benar menanamkan cita-cita mereka dalam pikiran mereka. Entah apakah ada keajaiban dengan menuliskan cita-cita sehingga mereka berhasil mewujudkan cita-cita mereka. Tapi ada satu hal yang masuk akal dengan menuliskan cita-cita. Dengan menilis cita-cita, kita menjadi fokus terhadap apa yang kita inginkan, dan ketika kita benar-benar fokus dengan apa yang kita inginkan, pikiran bawah sadar kita akan merekamnya dan secara otomatis seluruh tubuh kita akan terus dan terus berupaya mencari jalan untuk mencapai tujuan tersebut dan menolak untuk melakukan hal-hal yang akan menghambat tujuan tersebut. Kita ambil contoh yang mudah, seseorang yang sudah lama ingin bertemu dengan pujaan hatinya, akan dengan otomatis bangun pagi pukul 5 untuk menjemput pujaan hatinya di stasiun padahal di hari biasa dia selalu bangun di atas jam 7 pagi. Hal ini karena dia sangat menginginkan bangun pagi maka seluruh tubuhnya berupaya dengan sekuat tenaga untuk bisa bangun pukul 5.
Bicara soal menulis cita-cita, ternyata secara tidak langsung saya pernah menuliskan salah satu cita-cita saya di postingan dibulan Mei tahun lalu. Di situ saya menuliskan bahwa saya ingin mengikuti kompetisi di luar kampus. Meski belum mendapatkan hasil yang sempurna, alhamdulillah cita-cita kecil tersebut telah tercapai sedikit demi sedikit. Dan berbicara soal cita-cita, ada satu hal yang saya cita-citakan dari kecil, yaitu saya ingin menginjakkan kaki ini di luar negeri. Waktu itu saya belum tahu mau ngapain kalau ke luar negeri, mungkin untuk liburan atau apalah. Namun beberapa tahun belakangan ini menurut saya akan jauh lebih keren ketika kita ke luar negeri dengan gratis dan dalam rangka diundang sebagai perwakilan atau undangan dalam sebuah acara atau dalam rangka belajar dan bekerja dibanding ke luar negeri untuk liburan. Melalui tulisan ini pula saya mencoba menuliskan cita-cita saya tersebut, bahwa dalam waktu 5 tahun ke depan mulai hari Sabtu besok saya akan ke luar negeri dalam rangka memenuhi undangan suatu acara, belajar dan atau bekerja :)

Kamis, 03 Mei 2012

Preferensi Warna Suatu Bangsa

Membaca judulnya mungkin seperti judul sebuah makalah atau karya ilmiah, padahal tulisan ini sama sekali tidak akademis karena cuma berdasarkan rasa sok tahu dan sok berteori saya saja. Meski setidaknya tulisan ini dibuat dari rasa penasaran saya setelah setiap hari menemui serta mengamati berbagai desain produk, arsitektur maupun desain grafis hasil karya manusia. Dari situ saya menemukan pola-pola yang terus terulang yang semakin lama semakin mengarahkan pada suatu generalisasi bahwa suatu kelompok tertentu memiliki kecenderungan untuk memilih suatu elemen desain yang sama. Elemen desain yang saya maksud disini adalah warna.




Gambar-gambar di atas adalah contoh desain yang saya maksud. Tanpa harus diamati dengan teliti, kita dapat menyimpulkan bahwa warna dominan yang dipakai adalah warna hijau. Kemudian warna dominan selanjutnya adalah warna merah atau kuning.
Kalau kita ingat-ingat sejenak, penggunaan warna hijau, kuning, dan merah hampir selalu kita temui di semua produk desain orang Indonesia atau lebih spesifiknya orang Jawa kebanyakan. Mulai dari spanduk, kemasan produk, logo, selebaran, bahkan rumah pasti memiliki kecenderungan memakai warna hijau. Dari sinilah secara bodoh saya mencoba mengeneralisasikan bahwa preferensi warna mereka adalah warna hijau,merah dan kuning. Lalu apakah sebenarnya yang membuat warna hijau menjadi preferensi warna orang Indonesia atau lebih spesifiknya orang Jawa?
Berbekal sedikit pengetahuan yang diperoleh dari sejak saya duduk dibangku TK hingga sekarang. Saya mencoba memahami dan menelaah faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi warna tersebut. Preferensi wana sebuah kelompok mungkin bisa dibilang merupakan bagian dari sebuah budaya, mengingat sifatnya turun temurun dan sifatnya masal pada suatu kelompok. Dan budaya menurut sepengetahuan saya merupakan buah dari mekanisme beradaptasi sekelompok manusia terhadap lingkungan tempat mereka tinggal. Sehingga secara primitif budaya sangat dipengaruhi oleh kondisi alam atau lingkungan tinggal suatu kelompok manusia. Hal ini dapat kita lihat pada masyarakat pegunungan dan masyarakat pesisir, mereka memiliki kebudayaan yang berbeda dalam hal mata pencaharian misalnya. penduduk pegunungan atau dataran rendah mata pencahariannya mayoritas adalah petani sedangkan penduduk pesisir mayoritas adalah nelayan.
Indonesia atau Jawa lebih spesifiknya, berada di bagian bumi yang dikenal denagn daerah katulistiwa atau daerah tropis. Di daerah ini selalu mendapatkan sinar matahari yang relatif konstan sepanjang tahunnya, dan sinar matahari adalah pendukung utama tumbuhan agar tetap hidup. Sehingga di daerah ini mulai dari rumput hingga pohon besar ada dan hidup sepanjang tahun. Dan inilah yang mempengaruhi mata pencaharian penduduk di daerah ini yang mayoritas adalah petani.
Lalu apa hubungannya warna dengan iklim tropis yang mempengaruhi kebudayaan? Nah disinilah kuncinya, ketika tumbuhan di daerah tropis hidup sepanjang tahun, maka bisa dikatakan daerah ini juga hijau sepanjang tahunnya, sehingga tidak heran ada sebutan Zamrud Katulistiwa. Hal ini karena sejauh mata memandang, hanya warna hijau yang tampak. Sehingga mungkin warna hijau menjadi warna yang dipilih nenek moyang kita untuk mengekspresikan suatu keindahan. Warna merah dan kuning juga menjadi preferensi utama juga mungkin dari mayoritas warna buah dan bunga asli daerah tropis adalah warna merah dan kuning. Hal ini terus terulang sehingga akhirnya menjadi turun temurun dan menjadi bagian dari budaya dan budaya yanterus turun temurun semakin lama menjadi semacam insting suatu kelompok tertentu.
Hubungan antara iklim dan preferensi warna juga berlaku diberbagai negara di bumi ini. Kita ambil contoh negara-negara Asia Timur seperti Jepang, Korea dan Cina. Produk desain seperti rumah, lukisan, dan berbagai aplikasi desain grafis mereka jika kita amati dan kita simpulkan preferensi warna mereka adalah warna coklat, keemasan dan warna-warna lembut yang senada dengan pink dan kuning. Warna-warna tersebut adalah warna tanah dan warna bunga. Negara-negara tersebut seperti yang kita ketahui adalah negara yang berada di daera iklim sedang dimana ada 4 musim dalam setahun. Di negara iklim sedang pohon atau tumbuhan tidak hidup sepanjang tahun terutama di musim gugur dan dingin. Di daerah ini pula jenis tumbuhannya bukan tumbuhan yang berdaun besar dan rimbun sepanjang tahun, tumbuhannya di dominasi tumbuhan-tumbuh pendek dan memiliki bunga beraneka ragam warna. Disinilah mengapa preferensi warna mereka juga lebih bervariasi.







Selain negara di Asia Timur dapat kita ambil contoh juga negara yang beriklim kutub seperti Greenland. Di negara iklim kutub hampir sepanjang tahun kita akan melihat salju. sehingga warna putih selalu menyelimuti daerah ini akan tetapi warna putih bukan menjadi preferensi warna orang-orang di daerah ini. Dan mungkin warna putih memang secara primitif hampir di semua negara/daerah bukanlah merupakan warna. Di daerah kutub seperti Greenland mereka menyukai warna-warna bata yang kontras dengan salju. Hal ini sangat terlihat dari pemilihan warna rumah mereka yang memakai warna-warna bata, tidak melulu merah tapi juga biru bata, kuning dan lain-lain.




Mungkin seperti itu analisa dari rasa sok tahu saya. Jelas tulisan ini belum bisa dianggap benar karena hanya murni merupakan pemikiran dan pendapat pribadi. Saya juga belum pernah membaca literatur yang membahas tentang permasalahan ini, sehingga jika ada kesalahan mohon koreksinya. Semoga bermanfaat :)


Rabu, 02 Mei 2012

Ups..Salah Paham

Mungkin bagi sebagian besar mahasiswa kuliah pagi pukul 07.00 adalah suatu hal yang sangat berat dan tidak menyenangkan. Terlebih bagi seorang mahasiswa senior, kuliah jam berapapun rasanya males. Hahaha..tapi entah kenapa sejak awal masuk kuliah sampai sekarang menurut saya kuliah pagi adalah kuliah yang menyenangkan, suasana masih segar dan cuaca tidaklah panas dibanding kuliah pukul 15.00, dimana suara dosen yang mengajar rasanya seperti sebuah sugesti untuk tidur.
Ya, hari ini saya kuliah pagi jam 07.00 matakuliah Kerja dan Masyarakat Kontemporer. Sebuah matakuliah jurusan Sosiologi yang harus saya ambil untuk memnuhi syarat kelulusan. Matakuliah ini juga sangat populer di kalangan mahasiswa Fisipol UGM hal ini mungkin terbukti dari daftar absensi kelas tercatatan ada lima angkatan yang mengikuti matakuliah ini, dari angkatan 2007 sampai angkatan 2011.
Meski begitu, pada tulisan kali ini saya tidak akan membahas tentang kuliah pagi dan kuliah lintas jurusan tersebut. Kali ini saya akan sedikit bercerita tentang pengalaman beberapa tahun yang lalu, meski mungkin agak memalukan tapi mungkin bisa dijadikan pelajaran bagi yang belum pernah mengalaminya. Karena kata orang bijak belajar tidak harus selalu dari pengalaman sendiri hehehe...
Tidak seperti biasanya hari ini saya berangkat kuliah dengan tas ransel yang cukup berat berisi laptop. Boleh dibilang ini momen yang langka mengingat sudah lebih dari 2 tahun ini saya jarang bahkan hampir tidak pernah lagi membawa laptop saat kuliah. Tujuan hari ini saya membawa laptop kali ini karena ada pekerjaan yang harus segera diselesaikan pagi ini, padahal siang hari juga ada janji dengan seorang teman. Bukankah sebuah pemborosan, buang-buang waktu dan hal yang sia-sia jika sepulang kuliah pagi saya pulang kerumah sejauh 18 Km mengerjakan di PC dan tidak lebih dari 2 jam harus kembali lagi ke daerah UGM, dan itulah tujuan laptop diciptakan.
Selesai kuliah di kampus Sekip, saya bergegas ke kampus Fisipol Bulaksumur. Setelah mampir sebentar ke kantin, perjalanan dilanjutkan ke World Bank Corner perpus pusat yang jaraknya tidak cukup jauh. Tempat ini dipilih karena nyaman tidak panas, tenang, ada listrik dan yang paling penting ada internet. Setelah mendapat tempat duduk yang memang cuma saya sendiri yang baru ada disitu, mulailah bergelut dengan laptop.
Sekitar 30 menit perhatian terus tertuju pada laptop, mata mulai mengamati keadaan yang ternyata semakin ramai. Saat perhatian tertuju pada jendela, tak sengaja melihat pantulan layar laptop dari beberapa pengunjung World Bank Corner lain, sehingga dengan jelas setidaknya tahu apa yang sedang mereka lakukan dengan laptop mereka. Sambil terus mengamati tak disangka tiba-tiba sang pemilik laptop membuka sebuah video yang mengandung konten pornografi. Mungkin karena merasa dalam posisi "aman" orang tersebut dengan santainya terus menyaksikan video tersebut.
Ketika melihat kejadian ini, jujur agak geli melihatnya. Bukan karena video itu lucu atau bagaimana, hanya saja kejadian tadi pagi mengingatkan pada apa yang pernah saya alami beberapa tahun yang lalu. Waktu itu masih hobi-hobinya berburu hotspot dengan internet berkecepatan dewa di lingkungan kampus UGM. Ada suatu tempat yang waktu itu harus diakui adalah lokasi paling dewa internetnya, yaitu di PPTIK UGM. Kalau ada yang belum tahu, lokasinya ada di sebelah utara gelanggang mahasiswa. Pada masa itu koneksi internet di PPTIK sangatlah cepat, kecepatan downloadnya rata-rata sekitar 1 MBps, bahkan saat sepi bisa mencapai 3-4 MBps.
Kurang beruntung hari itu koneksinya agak melambat, kami para pengunjung harus puas dengan keceptan download 100an KBps, tapi dengan kecepatan seperti itu sudah bisa streaming video tanpa buffering. Masih ingat waktu itu saya mencoba mendownload Adobe Master Suit CS3 yang besarnya sekitar 2 GB. sambil menunggu iseng-iseng buka vimeo, melihat ada yang "menarik" di halaman depan, isenglah klik video tersebut. Tanpa buffering dimainkanlah video tersebut, memang ada peringatan bahwa video tersebut mengandung konten dewasa, tapi karena sudah merasa 18+ santailah melanjutkan video tersebut. Jadi intinya video tersebut berisi tentang liputan seorang pembuat boneka manusia yang bisa sangat mirip seperti aslinya. Meski itu menampilkan bagian-bagian tubuh mirip manusia telanjang, tapi saya tetap santai karena itu bukan pornografi. Baru beberapa menit awal video dimainkan, tiba-tiba datanglah seorang bapak menghampiri, dan dengan nada agak marah bilang "mas kalo disini jangan buka video porno", spontan saja semua mata memandang ke TKP, karena agak kaget dan bingung juga saya cuma bilang "haa? saya ga liat video porno pak"
Singkat cerita, jadi bapak itu tahu dari pantulan layar laptop di jendela. Harus diakui memang disitu ditampilkan boneka yang telanjang sehingga sekilas memang terlihat seperti video porno, tapi sejujurnya tidak terima juga dengan sikap bapak tadi yang terlalu blak-blakan menegur tanpa mengkonfirmasi terlebih dahulu. Mau menjelaskan ke bapak itu pun sepertinya sia-sia karena beberapa pasang mata sudah terlanjur memiliki mind set yang sama, kalaupun saya menjelaskan yang terlihat juga saya seperti membela diri dari "kesalahan". Untuk membuktikan bahwa saya tidak bersalah saya tidak meninggalkan tempat itu 1 cm pun. Tapi saat perjalanan pulang entah kenapa jadi merasa bodoh juga karena tindakan itu :(



Video yang waktu itu saya lihat mirip dengan video di atas tapi sepertinya bukan itu, entah apa judulnya saya juga lupa. Yang jelas pelajaran yang dapat diambil dari kejadian tersebut adalah jangan merasa sudah aman dengan posisimu hahaha... atau lebih bijaknya jangan menonton hal-hal yang mengandung konten dewasa di ruang publik. Karena jika terjadi kesalahpahaman kau tidak bisa membela diri.