Kamis, 28 Juni 2012

Sebuah Matakuliah Bernama Penulisan Naskah Iklan (3) : Gelembung

Menyelesaikan semester 4 ternyata bukan berarti saya berhenti berurusan dengan sebuah mata kuliah bernama Penulisan Naskah Iklan. Sebuah mata kuliah yang menurut saya adalah "puncak" dari seluruh kegiatan perkuliahan konsentrasi Komunikasi Strategis. Berurusan lagi dengan mata kuliah ini bukan berarti saya mengulang lagi mata kuliah ini karena tidak lulus. Hal ini terjadi karena mata kuliah ini menerapkan sistem mentoring dimana mahasiswa yang pernah mengambil mata kuliah ini ditunjuk atau mendaftarkan diri menjadi mentor yang membimbing mahasiswa yang sedang mengambil matakuliah PNI.
Jika dihitung dari awal saya berkenalan dengan PNI tahun 2010, bisa dibilang ini adalah tahun ketiga saya "kuliah" PNI. Tahun pertama adalah kuliah dalam arti yang sesungguhnya, tahun kedua dan  ketiga mengikuti kuliah sebagai mentor PNI. Pada awalnya saya iseng mendaftar sebagai mentor PNI dengan maksud untuk mengaplikasikan ilmu yang sudah didapat agar tidak menghilang begitu saja, selain itu saya juga masih ingin terus belajar tentang penulisan naskah iklan.
Namun pada tahun pertama menjadi mentor, ternyata saya tidak bisa membagi pikiran dan waktu antara menjadi mentor yang diharapkan mampu membimbing para mahasiswa PNI dan menjadi mahasiswa semester 6 yang pusing memikirkan nasibnya sendiri hahaha... sehingga harus diakui tidak bisa membimbing dengan maksimal. Setahun berlalu, semester genap dan PNI kembali datang.  Open Recruitment mentor PNI kembali dibuka, kabarnya kali ini membutuhkan lebih banyak tenaga mentor karena kelas PNI lebih padat. Pada awalnya saya tidak tertarik untuk mendaftar lagi, mengingat pengalaman tahun lalu yang kurang maksimal menjadi mentor, dan niatan untuk menjadi "selo" sambil memikirkan sebuah kewajiban terakhir yang harus dilakukan. Namun pendirian sedikit demi sedikit berubah karena ajakan Matahari dan sedikit "tekanan" dari mbak Pulung. Tapi hal yang sesungguhnya membuat keinginan untuk tidak ikut menjadi mentor berubah adalah ketika ingat betapa beratnya menjalani semester 4 betapa berterima kasihnya saya pada mata kuliah ini sehingga rasanya punya utang budi pada kelas ini, hingga akhirnya saya putuskan untuk mendaftar menjadi mentor PNI lagi.

Gelembung
Begitu Final Pitching PNI (21/6) berakhir, langsung saya teringat janji membuat tulisan tentang Gelembung. Pada postingan pertama 31 Hari Menulis kemarin sedikit saya sudah menyebut nama Gelembung di postingan tersebut. Dan disitu juga saya berjanji akan membuat sebuah tulisan khusus untuk Gelembung suatu saat nanti, dan sepertinya inilah saatnya.



Oh iya, Gelembung adalah nama sebuah kelompok/agency kelas PNI yang saya mentori satu semester ini. Belum sempat saya menanyakan apa sebenarnya arti dari nama Gelembung itu sendiri, tapi kemarin ketika pitching mereka bilang agency mereka dinamakan Gelembung yang memiliki filosofi bermain-main dan santai, yang kurang lebih bermakna sekelompok orang yang suka bermain, asik dan santai tapi memiliki kreatifitas tinggi.
Tidak tahu juga bagaimana awalnya saya dipilih menjadi mentor mereka, karena waktu pertemuan pertama saya tinggal ke Jakarta untuk menghadiri sebuah acara. Awal cerita dimulai sesampainya saya di Jogja, sebuah account twitter bernama @_Aliananda mem-follow account saya. Tanpa pikir panjang karena saya tahu itu anak komunikasi 2010 saya follow kembali.


Dari situlah saya tahu siapa saja anak-anak yang saya mentori. Agency ini terdiri dari tujuh personel, mereka adalah: 

Fahmi

Laki-laki bertubuh kekar ini bisa dibilang CEO nya Gelembung agency. Anggap saja begitu karena saya juga tidak tahu siapa sebenarnya ketua kelompok mereka (mentor macam apa ini). First Impression yang diperoleh ketika pertama kali bertemu dia mungkin agak serem. Tapi tenang tuips dia manusia, bukan jin penunggu pohon di lapangan Sansiro, dan memiliki hati yang pink :3
Satu hal yang unik dari Fahmi adalah cara dia tertawa. Kalau tadi saya bilang dia bukan jin, mungkin 90 % ada benarnya tapi dilihat dari cara dia ketawa, asli dia berbakat jadi jin. Oh iya, dia memiliki kemampuan untuk menebak tebak-tebakan dengan baik. Beberapa tebak-tebakan saya berhasil digaringkan kriuk-kriuk dihadapan para jamaah hingga saya tak bisa berkata apa-apa lagi.
Satu hal yang membuat saya kagum pada Fahmi adalah jiwa kepemimpinannya. Terlepas benar atau tidak dia adalah ketua, tapi menurut saya dia memiliki syarat-syarat seorang ketua tim yang baik. Dan yang tak kalah kerennya dia punya passion dan semangat yang tinggi untuk belajar dan menghadapi tantangan baru.

Sansan

Disetiap kelompok apapun pasti ada satu orang yang selalu di-bully, nyentrik, nyebelin, tapi kadang jadi penyelamat seluruh umat manusia. Mungkin begitulah nasib yang diterima Sansan. Pertamakali melihatnya mungkin terasa sekali aura-aura bantal dan kasur. Tapi asal tahu saja, dia salah satu anggota yang kadang idenya patut diperhitungkan.
Belakangan pemuda yang memiliki bibir membelah ini teridentifikasi sebagai Monster Pemakan Drama. Menamatkan 80 episode Running Man dalam waktu 3 minggu ternyata belum ada apa-apanya dibandingkan dengan kemampuan Sansan menamatkan Love Rain hanya dalam waktu satu hari satu malam.
Menurut company profile Gelembung, Sansan memiliki ability untuk tidak tidur selam 3 hari, tapi anggota laki-laki Gelembung yang paling cepat tepar saat lembur ini memiliki hobi tidur, nah bingung toh? Uwislah yo san bingung arep nulis opo meneh.

Enggar

Kalau Fahmi tadi sebagai CEO nya Gelembung, mungkin Enggar ini bisa dibilang pemilik kantornya Gelembung. Rumahnya yang berlokasi di daerah Taman Siswa ini selalu menjadi tempat membanting otak para anggota Gelembung setiap hari Rabu.
Ketika berkunjung ke rumah Enggar mungkin kita harus berhati-hati dengan anjing peliharaannya. Bukan karena digigit atau bagaimana, tapi berhati-hatilah dengan kaos kakimu. Lengah sedikit saja, lenyaplah kaos kakimu entah dibawa kemana -__-
Lelaki imut-imut beraliskan whut-whut ini adalah seorang Juventini. Selain sebagai pemilik "kantor", dia juga bertanggungjawab masalah eksekusi Radio Ad, musik dan segala macam per-sound-an. Menurut company profile dia jago bermain gitar sambil jongkok lho tuips. :D

Jos

Ini dia Art Director nya Gelembung. Namanya Jos, entah darimana dia bisa dipanggil Jos lagi-lagi saya juga tidak tahu. Pemuda berambut cepak ini bisa dibilang salah satu ujung tombak dari Gelembung. Dialah yang bertanggung jawab masalah eksekusi semua iklan yang dihasilkan Gelembung. Dan jangan lupakan kemampuanya untuk merokok empat batang sekaligus hahahahaha...
Di kesempatan sebelumnya cukup sering melihat Jos di berbagai kegiatan yang diadakan BSO. Meski waktu itu belum cukup kenal tapi Jos selalu menyapa dan sangat sopan pada yang lebih tua. Dia juga tidak segan-segan untuk belajar kepada siapapun yang dianggapnya bisa. Seseorang yang menurut saya cukup langka dijumpai. Jika saja Jos ini lebih percaya diri dengan kemampuannya menurut saya dia pantas dikategorikan sebagai The Next Cah Sangar Komunikasi UGM :)

Tirza

Jabatan terakhir yang dipegangnya di agensi ini adalah Account Executive. Sepertinya memang tidak salah jika dia ditunjuk sebagai AE dari agency ini. Kemampuan presentasi di depan kelas wis koyo AE tenanan lah.
Ketika pertama kali bertemu, saya kira dia adalah ketua kelompok Gelembung. Karena pada awal-awal pertemuan tiap kali kumpul kelompok dengan mentor dia yang paling aktif bertanya. Tapi kalau boleh menetapkan, Tirza bisa dibilang sebagai ketua nomer 2 di agency Gelembung.
Bukan tanpa sebab kenapa saya bisa menyebut Tirza sebagai ketua nomer 2. Gadis yang sangat menyukai Wall's Feast ini sangat rajin, disiplin, kritis, sabar, dan memiliki bakat keibuan tuips. :3
Meski banyak rumor yang bilang kamu sangat papua, menurutku kamu paling normal diantara anggota cewek Gelembung yang lainnya -_-
Selain berbakat menjadi AE, Tirza juga piawai dalam bernyanyi lho tuips. Itu sebabnya kenapa saya memilih foto ketika dia memegang mic. Kurang hebat apa coba, dia ini bisa bernyanyi di dalam air tuips. Selain suka feast, dia juga sangat suka warna Lime Green atau apa-apa yang warna ijo, untungnya dia tidak bercita-cita mengecat rambutnya dengan warna Lime Green.

Alia

Anggota Gelembung selanjutnya adalah Alia. Setelah meng-add FB nya beberapa waktu yang lalu, saya menyadari ternyata dia adalah anggota paling muda. Bahkan lebih muda dari adik saya beberapa bulan yang seorang angkatan 2011.
PNI bukanlah kali pertama saya kenal Alia. Kalau tidak salah saya pertamakali kenal ketika diklat PPC, dan beberapa kegiatan PPC lainnya. Pernah juga satu kelas dan satu kelompok ketika saya mengulang matakuliah MPKK semester 7 lalu. Kalau kata anak-anak Alia seseorang yang cukup unik, entah unik dalam hal apa tapi Yogi '07 pernah bilang seperti ini "woh bocah iki indie banget".
Di beberapa project Gelembung, gadis yang ngefans sama Nichkhun 2PM ini menuliskan naskah iklan yang menjadi MVP di kelas. Selain berbakat menjadi seorang copywriter, dia juga mampu membetulkan poni dalam situasi apapun, bahkan keeksisan poninya sudah diakui mas Aristantono, creative director Dwi Sapta. Sangar toh? :D


Cendani


Ketika akan mulai menulis bagiannya Cendani, saya baru menyadari kalau masing-masing anggota Gelembung punya keunikan tersendiri. Kalau memang tidak mau dibilang tidak biasa. Pertamakali bertemu mungkin semua orang sepakat kalau cewek yang merantau dari Godean ujung kulon sana ini tidaklah mainstream.
First impressionnya adalah cewek yang terkesan chic, pendiam, dan galak. Tapi setelah cukup lama mengobrol dan mendengarkannya berceloteh, mungkin akan mendengar komentar seperti ini "untung kowe ki ayu cen...". Statment yang sering dilontarkannya memang sering membuat orang-orang disekitarnya terpaksa membuang jauh-jauh first impression yang didapat. Tapi mungkin disitulah letak salah satu keunikan yang dimiliki Cendani.
Di Gelembung cewek yang SHINee banget ini bertanggung jawab dalam hal "kecantikan", salah satunya dalam hal presentasi. Uwislah yo bingung aku menggali kelebihanmu ki opo meneh Cen... .____.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, kelas PNI selalu diakhiri dengan diadakannya pitching yang menghadirkan praktisi dari agency iklan yang sesungguhnya. Peserta pitching adalah empat besar yang dipilih dari beberapa kelompok kelas PNI. Dan alhamdulillah Gelembung menjadi salah satu dari empat besar tersebut.
Meski pada akhirnya tidak berhasil menjadi kelompok terbaik, sebagai seorang mentor saya sudah sangat bangga bahwa anak-anak yang saya bimbing berhasil menjadi empat besar. Apalagi melihat bagaimana progres mereka dari awal hingga akhir, sepertinya sudah merupakan kebahagiaan tersendiri di tahun 2012.
Kalau misalnya dalam satu tahun kita diberi jatah tertentu untuk setiap emosi yang kita keluarkan. Entah berapa banyak tawa yang sudah saya habiskan bersama mereka disetiap minggu. Entah berapa banyak kepanikan yang saya habiskan bersama mereka setiap ada masalah. Entah berapa banyak lelucon garing yang keluar dan entah berapa banyak kebahagiaan dan rasa bangga yang keluar ketika berkumpul bersama mereka. Tapi sepertinya jatah rasa kecewa masih banyak yang belum keluar hingga akhir tahun :)



Sebagai seorang mentor mungkin belum banyak ilmu yang bisa saya tularkan pada kalian karena memang masih terbatasnya ilmu yang saya miliki. Setelah apa yang kalian lalui di PNI jangan berharap kalian akan "orgasme" ketika kalian mendapat nilai A+ sekalipun. Tapi kalian mungkin akan sangat bersyukur telah melalui masa PNI ketika menyadari cerita apa saja yang sudah kalian tulis selama semester ini dan pengalaman apa yang sudah kalian dapat selama semster ini. Mungkin benar ketika ada yang bilang PNI merenggut masa muda, tapi itu untuk sesuatu yang sangat berharga. Mungkin kalian memang belum menang di kelas PNI, maka dari itu berjanjilah untuk menang di kesempatan lain, karena kalian memang orang-orang yang pantas untuk menang.
Tak terasa masa PNI tahun ini telah selesai. Selesai juga tugas saya menjadi mentor di kelas PNI. Meski sedikit membuat sedih, bisa dibilang ini terakhir kalinya saya bertemu dengan kelas PNI. Sebuah kelas yang sangat berjasa membantu saya menemuka "jalan" selanjutnya yang saya pilih. Sebuah kelas yang menjadikan seorang Arie menjadi "arie o" dalam arti yang luas. Beruntunglah saya bertemu sesuatu yang tadinya saya takuti berubah menjadi sesuatu yang saya syukuri, dan berpisah dengan PNI dengan sesuatu yang pantas dibanggakan. Sepertinya tuntas sudah utang budiku padamu, saya berharap kelas ini semakin sempurna dan melahirkan orang-orang yang luar biasa di masa yang akan datang.

P.S. Ketika tulisan ini di publis, ternyata salah satu anggota Gelembung, Alia aka Pecinta Poni berulang tahun yang ke-19

Sabtu, 02 Juni 2012

Hilang Lagi...

Sore yang tadinya penuh tawa bahagia mendadak berubah menjadi sore yang penuh kekecewaan dan kesedihan. Hahaha...sebenarnya agak berlebihan, tapi kalau dibilang biasa saja ya memang tidak biasa-biasa saja. Setelah hampir seharian membantu Mbak Pulung mencari data di kantor jurusan, mampirlah ke Sansiro untuk melihat progres anak-anak Gelembung mengerjakan tugas PNI mereka. Sebuah sore yang sangat ceria, diskusi kami akhiri dengan bermain tebak-tebakan hingga perut sakit dan berlinang air mata karena tertawa begitu lepasnya.
Karena sore telah beranjak malam, kami memutuskan untuk pulang, berpisahlah kami menuju tempat parkir motor masing-masing. Saya dan Sinsko menuju basement dan sisanya menuju parkiran GKU. Tanpa prasangka dan kecurigaan apapun saya dengan percaya dirinya membuka jok motor untuk mengambil helm dan jaket. Betapa terkejutnya menyadari ternyata helm sudah tidak ada dan hanya tersisa ring besi untuk mencantolkan (belum menemukan bahasa Indonesia yang tepat) helm ke jok motor.
Kalau dibilang sampai menangis sedih jujur memang berlebihan, toh kenyataannya 2-3 menit kemudian benar-benar tak ada rasa kecewa atau sedih sama sekali benar-benar ikhlas melepasnya. Hanya saja heran karena ini bukan kejadian pertama saya kehilangan helm di parkiran kampus Fisipol UGM. Kejadian pertama sekitar tahun 2009 ketika KOMAKO mengadakan acara buka bersama, kemudian kejadian kedua tahun 2010 ketika sepulang brainstorm tugas PNI, dan yang ketiga, hari ini 2 Juni 2012. Semuanya memiliki kesamaan tempat kejadian dan di waktu yang hampir sama. Akhirnya pulanglah saya dengan helm yang saya temukan ditumpukkan kursi di basement.

Helm dipakai Tika
 Orang bijak pernah bilang bahwa ketika kita kehilangan sesuatu, sebenarnya kita akan mendapatkan sesuatu yang lebih, bahkan itu juga ada dalam ajaran agama. Ya...siapa yang tahu, toh kalau mau dicari juga mau dicari kemana? mengikhlaskan adalah pilihan paling masuk akal dan tidak memberatkan pikiran, semoga saja helm itu lebih bermanfaat di tangan orang lain. Dan bagi teman-teman yang lain agar lebih berhati-hati menjaga barang bawaannya, termasuk hati nya mungkin...LHO! hahahaha...

P.S. Adakah yang tahu cara me-rotate foto di postingan ini? padahal aslinya portrait -___-