Sabtu, 03 Desember 2011

Mari Menulis Lagi

Waah lama sekali tidak menulis blog. Kalimat tersebut terpaksa harus tertulis lagi meski entah berapa kali sudah berjanji akan terus meramaikan blog ini. Terakhir rajin menulis adalah ketika digelarnya kompetisi akbar #31harimenulis pada bulan mei lalu, karena daripada didenda 20.000 mending nulis saja padahal kalo dipikir-pikir semester 6 tidaklah selo juga hahaha. Sebenarnya sempat dicanangkan program menulis diary selama KKN untuk keperluan K3, tapi percayalah ketika KKN pada prakteknya tidur lebih cepat, mengobrol, bermain, dan bergosip adalah pilihan yang lebih menggoda hehehe.
Jika dipikir-pikir ketika hari ini adalah bulan Desember, dan terakhir kali menulis blog adalah bulan Juli, maka ini adalah sebuah perjalanan yang sangat panjang namun terasa begitu cepat berlalu. Dan sepertinya sangatlah sayang jika cerita-cerita dan ide-ide di dalamnya terlewatkan begitu saja tak tertulis di blog ini. Yasudahlah mari segera menulis cerita-cerita dan ide-ide tersebut.




Jumat, 28 Oktober 2011

Logo Ikan Gabus


Logo ini berasal dari Rembugan dengan brief dari Arie Obasatuagi, mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi UGM
Objective : Logo rumah makan khas betawi (tugas mata kuliah DKV)
Tone and manner : jenaka dan ceria, logo bernuansa warna hijau seperti warna rumah si Doel Anak Sekolahan

Minggu, 10 Juli 2011

KKN Unit 68 Day 6

Kalau kata bayu, semakin bertambah hari kegiatan kita semakin tidak ada. Mungkin memang benar, semakin bertambah hari kegiatan KKN kita di minggu pertama semakin tidak ada. Dihari keenam ini benar-benar tidak ada agenda yang berkaitan dengan masyarakat sekitar. Kami diundang menghadiri penyambutan tamu dari Vietnam yang inginbelajar membatik di rumah pak sogi, tapi aku memutuskan tidak ikut dan pulang kerumah yang kemarin sempat tertunda. Aku pulang kerumah dari jam 10 hingga jam 2 siang. Tak banyak yang dilakukan dirumah, tiduran, browsing packaging. Tapi yang namanya rumah sendiri tetap jauh lebih nyaman daripada dirumah orang lain.
Sekitar jam 2 aku kembali ke pondokan. Disana anak-anak sibuk dengan permainannya masing. Bayu pulang kerumahnya, paul main dota, dan seperti biasa ciprut main catur. Sempat terpikir kenapa tidak sekalian saja aku balik pondokan nanti sore mendekati rapat para koordinator pameran batik.
Tapi pilihanku sepertinya tidak salah, sore hari sekitar jam 4 kami pergi bermain ke kawasan agrowisata di Bukit Hijau. Jalan menuju kesana sangat menanjak, tapi sesampai diatas pemandangannya sangat indah. Sebagai orang bantul sendiri aku belum pernah ke tempat itu. Setelah puas melihat matahari terbenam, kami kembali ke pondokan dan besrsiap untuk mandi. Malamnya, sekitar jam 8 di sub unit 2 di adakan rapat para koordinator pameran, untuk brainstorming konsep acara dan membicarakan beberapa persiapan lainnya. Selesai rapat ada kabar sedikit tidak mengenakkan dari kotek. Ternyata LRK yang kami buat kurang lengkap, dan terpaksa malam itu kami lembur lagi mengerjakan LRK.

KKN Unit 68 Day 5

Hahaha terpaksa cerita hari kelima dan ke enam harus dirapel hari ini. Sejak hari Jumat, kami harus sedikit tidur lebih larut karena mulai banyak pekerjaan. Salah satunya adalah membuat Laporan Rencana Kegiatan (LRK). Banyak hal yang membuat kami bingung dalam membuat LRK ini, salah satunya bingung menentukan apakah kegiatan ini boleh dijadikan program individu atau tidak.
Di hari kelima ini adalah hari Jumat. Ini adalah kali pertama kami menunaikan shalat jJumat di lokasi KKN. Karena Ciprut mengantar ochi ke sub unit 1, maka kami rombongan kaum adam sub unit 2 hanya beranggotakan 3 orang yang berangkat shalat Jumat. Tadinya kami mengira ada shalat Jumat di mushola pinggir jalan dekat pondokan, jadi kami agak santai karena cuma dekat. Tapi ternyata perkiraan kami salah, di mushola tersebut tidak mengadakan shalat Jumat. Untuk menunaikan shalat Jumat, kami harus pergi ke masjid di RT 01, lumayan jauh untuk ukuran jalan kaki.
Sesuai rencana sebelumnya hari itu aku dimintai tolong Ochi untuk mengantarnya ke Graphico. Terdengar sangat selo, mengingat lokasi KKN kami yang berada di Imogiri harus ke Jakal. Tapi karena program dari Ochi yang membutuhkan cetak A3 berwarna, padahal aku belum pernah tau dimana percetakan di Bantul yang bisa mencetak A3 satuan, jadi mau bagaimana lagi?
Sebelum berangkat ke Graphico, aku diajak ciprut mengunjungi ketua pemuda setempat. Tapi karena sedikit mager alias males gerak, akhirnya yg berangkat ciprut, faizal, bayu dan gratia. Dipondokan aku masih harus menunggu Ochi yang ribet dengan usahanya membuat gambar awan. Sangat membosankan tapi setidaknya lebih baik daripada ikut nyasar-nyasar bersama ciprut.
Tak lama setelah pasukan ekspedisi tadi pulang, akhirnya kami bersiap untuk berangkat ke utara, waktu itu sekitar jam 15.00. Saat kami akan berangkat ternyata ciprut juga berencana kembali ke rumahnya. Rencananya jauh lebih selo, mengambil harmonika -_-
Misi kami ke utara bertambah satu lagi, beli molring di kantin. Karena jalanan jogja yang sangat macet, kami baru tiba di kawasan kota baru sekitar pukul 4 kurang. Mengingat kantin Fisipol tutup jam 4, kami memutuskan untuk ke kantin dulu sebelum ke Graphico. Sukses menyentuh kantin yang sudah sepi lengkap dengan ibu kantin yang sedang bersiap untuk pulang. Ochi kemudian memborong sekitar 12 molring, dan menyisakan 6 buah saja. Misi pertama selesai, perjalanan kami perlanjut menuju Graphico. Beruntung saat itu tidak antri banyak, hanya beberapa menit menunggu kami segera dipanggil. Sepulang dari Graphico kami menyempatkan diri melewati Kopma UGM, untuk menyaksikan TKP bekas kecelakaan bis hari sebelumnya.
Sampai di Bantul kami mampir dulu ke PANTES toko alat tulis dan warung pak Broto untuk membeli beberapa perlengkapan yang dibutuhkan Ochi untuk programnya. Tak begitu ingat jam berapa kami sampai ke pondokan lagi tapi waktu itu sekitar pukul 5. Belum sempat pantat ini menyentuh lantai, ciprut meminta semua awak sub unit 2 untuk bersiap ke sub unit 3 berkumpul menemui mas Nyarwi. Entah sebenarnya apa tujuan yang ingin dicapai dari agenda tersebut. Menurutku kami telah berhasil membunuh waktu sekitar 1 jam di pondokan sub unit 3.
Akhirnya kami pulang dengan sedikit petujuk dari dyka tentang menyusun LRK. Setelah mandi kami semua makan malam bersama, tiba-tiba saja ada agenda tambahan yaitu kerja bakti dirumah pak sogi, mempersiapkan tempat untuk menyambut tamu dari Vietnam, sabtu paginya.
Tadinya aku berencan pulang ke rumah untuk mengambil beberapa kaos ganti. Tapi karena agenda mendadak ini dan menyusun LRK. Rencana pulang malam itu dibatalkan. Pulang dari kerja bakti kami dikejutkan tiba-tiba saja Paul sudah pulang ke pondokan setelah beberapa jam tersesat di jalan hoalaaah..
Dan malam harinya kami bersama-sama menyusun LRK masing-masing hingga cukup larut malam. Dan oh iya K2 ku tambah lagi yaitu membantu Maria membuat backdrop penyuluhan HAKI.

Kamis, 07 Juli 2011

KKN Unit 68 Day 4

Lagi-lagi hari ini bangun agak siang, jam 07.30. Selain aku ciprut dan paul, anak-anak sub unit 2 yang lain pergi jalan-jalan keliling desa. Tak ada agenda penting untuk kegiatan unit. Hari ini agenda utamaku hanya rapat cluster dan ikut riset bersama-sama teman-teman divisi produksi di Giri Asri.
Karena pagi hari tak ada agenda apapun, setelah selesai sarapan pagi aku bermain angry birds yang kemarin sengaja aku copy di hardisk eksternal. Entah berapa lama aku bermain angry birds, tiba-tiba keasyikan bermain angry birds terganggu ketika ega minta ditemani ke kelurahan untuk minta data monografi penduduk Karang Tengah. Yasudahlah setelah mandi kemudian berangkatlah ke kantor kelurahan. Di kantor kelurahan, ternyata kami tidak berhasil menemui pak Surawi. Beliau adalah orang yang berwenang untuk urusan data monografi ini. Beberapa puluh menit kami menunggu pak Surawi namun tak kunjung datang juga, maka kami putuskan untuk meninggalkan kelurahan dan kembali ketika pak Surawi telah kembali.
Daripada kami kembali ke pondokan dan tak ada kerjaan, akhirnya kami mendarat di TK Mojolegi. Disana sudah ada Paul, Ochi, dan Novita. Di TK tersebut kami hanya mengobrol sebentar kemudian ega kembali mengajak ke kelurahan karena pak Surawi telah kembali ke kantor. Singkat cerita kami berhasil mendapatkan data monografi yang dicari, akan tetapi itu tidak up to date.
Saat jam makan siang tiba, kami kedatangan tamu dari sub unit 1, Nova naufal dan Lulu. Mereka pun memetuskan untuk numpang makan siang di pondokan kami. Selesai makan siang kami berencan mengadakan rapat cluster. sambil menunggu semua datang berkumpul oChi memutarkan sebuah film Korea yang aku lupa apa judulnya tapi sepertinya bagus.
Menit demi menit kami menunggu, tapi rekan-rekan sub unit 3 tak juga berdatangan. Usut punya usut ternyata mereka tak ada kendaraan untuk berangkat ke sub unit 2. Yasudahlah akhirnya kami semua memutuskan untuk menggelar rapat di pondokan sub unit 3.
Dari hasil rapat ini aku mendapatkan cukup banyak tambahan program individu. Hmm..sebenarnya program individuku berarti resmi tak jauh berbeda dengan apa yang aku kerjakan di tugas-tugas kuliah komstra dan tugas-tugas di KOMAKO. Yasudahlah selama masih bisa aku kerjakan kenapa tidak, toh program-program tersebut tidak mengeluarkan banyak biaya, tapi banyak tenaga dan pikiran mungkin, dan itulah mengapa aku sangat bersyukur. hahahahaha...
Setelah rapat ditutup, aku segera bergegas menyusul wida dan teman-teman divisi produksi ke Giri Asri. Ternya disana sedang ada pengambilan gambar untuk keperluan pembuatan video profil dari dinas pariwisata. Jadi sepertinya kegiatan riset belum bisa dijalankan hari ini dengan maksimal. Tapi sisi positifnya kami mendapat kenalan dari orang-orang dinas pariwisata dan mungkin sedikit bantuan untuk pameran nanti.
Malam harinya setelah shalat maghrib, kami berempat, aku ciprut, faizal dan bayu menghadiri acara yasinan yang diadakan RT 03. Jujur ini kali pertama aku mengikuti acara seperti ini mengingat di keluarga dan di daerahku tinggal tidak pernah mengadakan kegiatan ini. Menurutku juga, acara seperti ini sebenarnya tidak ada tuntunannya, tapi mungkin untuk sarana silaturahmi bagus juga.
Hmm..oh iya, sepertinya di hari keempat ini ada beberapa teman yang mulai bermasalah dengan pemilik pondokan. Hmm entahlah semoga tidak terus berlanjut. Dan oh iya lagi, aku hari ini sudah mendapat 2 buah program bantu. Yaitu membantu novita membuat poster dan membantu ochi membuat sarana TK berupa slogan. Baiklah mari kita tidur, hari ini kamar agak lebih longgar karena paul tidak balik ke pondokan setelah ada sedikit urusan di luar tadi sore.

Rabu, 06 Juli 2011

KKN Unit 68 Day 3

Di hari ketiga ini agenda sub unit 2 tidaklah terlalu padat. Dimulai dengan bagun pukul 07.00, agenda kami dimulai dengan mengobrol bersama di teras rumah sambil ditemani secangkir teh dan kue lapis legit. Hmm bagiku ini sangat jarang dijumpai dirumah. Setelah sarapan siap kami segera bergegas ke ruang tengah untuk sarapan pagi.
Hari ini adalah jadwalku piket bersih-bersih. Karena Paul sudah ambil bagian menyapu halaman, maka bagianku adalah mencuci piring setelah makan. Giliranku adalah saat sarapan dan makan malam.
Selesai sarapan kami kembali lagi ke kamar masing-masing. Seperti hari-hari sebelumnya ciprut dan paul bermain catur bergantian dengan faizal dan bayu. Karena kamar mandi kosong, aku memutuskan untuk mandi.
Sebenarnya hari ini ada agenda kunjungan ke PAUD dan TK setempat. Tapi karena kata Ochi dan teman-teman lainya ini tidak wajib, aku memutuskan tidak ikut. Tapi sepertinya keputusanku untuk tidak ikut adalah salah. Tinggal di pondokan menunggui Ciprut dan Faizal main catur adalah pilihan yang membosankan. Beruntunglah tiba-tiba HP berdering. Ijem mengajakku ke Giri Asri untuk melihat dan mendokumentasikan proses pewarnaan batik.
Tanpa ragu-ragu aku mengiyakan ajakan Ijem. Setelah teman-teman dari sub unit 3 berdatangan menjemput, kami segera meluncur ke TKP. Karena mungkin ciprut juga bosan di pondokan, akhirnya dia ikut serta bersama kami. Di Giri Asri kami ditunjukkan bagaimana batik-batik tersebut diberi warna dan kami juga ditunjukkan bagaimana proses pembuatan ramuan pewarna alami. Berbekal kamera pinjaman dari H.O, aku mengambil beberapa gambar yang mungkin nanti akan berguna dalam pembuatan katalog batik.
Setelah dirasa cukup, kami memutuskan untuk kembali ke pondokan. Sampai di pondokan ternyata beberapa personil sub unit 2 lainnya yang tersisa tadi, ikut menyusul ke TK. Karena aku dan ciprut tidak membawa kunci kamar, akhirnya kami putuskan untuk menunggu di ayunan di depan rumah dekat mushola.
Sekitar pukul 15.00 aku pulang sebentar kerumah untuk mengambil tas kecilku yang berisi beberapa hal penting. Sesuai janjiku aku juga mengcopykan film Gara-gara Bendera untuk teman-teman yang lain yang katanya kemarin pengen liat. Saat aku kembali ke pondokan mereka langsung saja menonton film tersebut.
Agenda selanjutnya adalah rapat unit 68. Karena pondokan sub unit 2 paling memadai untuk tempat berkumpul. Maka seluruh Unit mengadakan rapat ditempat kami. Dalam rapat ini diadakan sharing hasil observasi tiap sub unit, penjelasan mengenai program dan pengisian K1, K2, K3 kemudian membahas tentang pameran batik yang akan dilaksanakan tanggal 1 Agustus nanti.
Dalam program pameran batik ini, dibentuklah sebuah panitia penyelenggara pameran. Dimana aku dipercaya sebagai koordinator divisi creative. Tugas divisi ini adalah merumuskan konsep acara, tema, dan segala sesuatu yang berkaitan dengan desain visual. Sebuah pekerjaan yang cukup besar tapi juga cukup menantang.

KKN Unit 68 Day 2

Agenda di hari kedua KKN Unit 68 adalah mengunjungi kelompok batik Giri Asri. Setelah sarapan dan mandi kami bersiap-siap untuk berkumpul di pondokan Sub Unit 1 di dusun Karangrejek. Sesuai instruksi dari Faisal saya dan rekan-rekan sub unit 3 berpakaian rapi mengenakan kemeja. Jam telah menunjukkan pukul 11 pagi, kami dari sub unit 3 bergegas berangkat ke pondokan sub unit 1.
Ternyata ketika sampai di sub unit 1, kami masih harus menunggu rekan-rekan dari sub unit 3 dahulu. Sambil menunggu semua personil yang mau ikut lengkap berkumpul, kami semua saling mengobrol dan bercanda tidak jelas. Obrolan semakin tidak jelas ketika saya bertanya masalah bau permen pada Rani dan mengomentari tingkah laku si Ijem yang takut ayam. Ada yang aneh dengan ayam di sub unit 1 dimana anak-anaknya bukan anak ayam melainkan anak-anak angsa. Kalau kami bilang itu ayam mungkin diperkosa Angsa, mungkin.
Setelah komplit semua berkumpul kami bergegas berangkat ke tempat perkumpulan pembatik Giri Asri. Lokasinya ternyata tidak jauh dari pondokan sub unit 1, disana kami memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud dan tjuan program KKN kami. Takk lama kemudian pak kesra datang, sebagai pihak yang mengetahui betul permasalahan batik Giri Asri. Dari situlah kami mendapat banyak informasi tambahan yang berguna bagi program kami.
Sambil mendengarkan penjelasan dari pak kesra, bu mujilah memperlihatkan beberapa hasil batik yang mereka buat. Sekilas batik-batik tersebut mungkin kurang menarik jika dilihat dari warnanya. Tapi setelah diperhatikan lebih seksama, batik-batik tersebut memiliki ciri khas tersendiri, terutama karena bahan pewarnanya yang berasal dari bahan-bahan alami.
Setelah dirasa cukup, kami semua memutuskan untuk kembali ke pondokan masing-masing. Saat pulang ke pondokan ada beberapa teman sub unit 3 yang ingin mampir ke pondokan sub unit kami. Beberapa diantaranya ada Ijem dan Wida.
Malam harinya sekitar jam 19.30 kami melakukan kunjungan kerumah-rumah RT di dusun Mojolegi yang terdiri dari 6 RT, mulai dari RT 03 hingga RT 06. Sayangnya di RT 01 dan 02 kami tidak menemui Pak RT-nya karena sedang tidak dirumah. Yang menarik saat kunjungan RT ini adalah ketika berada di rumah pak RT 04 dan RT 06. Di RT 04 agak sedikit unik karena rumahnya benar—benar gelap gulita tanpa penerangan lampu listrik. Dirumah itu hanya ada satu penerangan menggunakan sentir atau lampu minyak yang sangat kecil. Kemudian di RT 06 yang letaknya diatas bukit, sehingga untuk kesana harus melawati jalan berliku dan naik turun, oh mungkin naik dan naik.
Selesai melakukan kunjungan ke beberapa RT, kami kembali ke pondokan dan mengadakan rapat sub unit. Mengingat orang-orang yang ada di sub unit 2, mungkin akan lebih tepat jika disebut bercanda dan tertawa diselingi dengan rapat. Ketika bu Jazim pemilik rumah pulang, sebentar kami mengobrol mengenai agenda kami yang akan mengumpulkan beberapa waarga untuk sosialisasi program. Disitu kami mendapat beberapa masukan yang cukup berharga. Dari obrolan dengan bu Jazim ini pula saya jadi tahu ternyata dia adalah teman Ibu, di sebuah perkumpulan pengusaha tanaman hias. Oalaaaaah dunia memang sempit.

Senin, 13 Juni 2011

Tips Hemat BBM di Kala Bokek!


Sebuah project bersama teman-teman "Lontong Balap". Video ini dibuat dalam rangka untuk diikutkan dalam kompetisi Goodyear Creativideo. Jadi dalam Goodyear Creativideo tersebut mengangkat tema cara unik menghemat BBM. Berdasarkan brainstorming dengan teman-teman kami kemudian menterjemahkannya dalam sebuah cerita keseharian seorang pemuda bernama Mamat.
Akhir bulan tiba, dompetpun menipis. Sayangnya Mamat merencanakan sebuah kencan bersama pujaan hati pada tanggal 30. Demi tercapainya cita-cita tersebut, Mamat melakukan beberapa tips menghemat BBM di kala bokek. Cerita simple tersebut kemudian dibumbui dengan cerita-cerita dan insight yang biasa terjadi sehari-hari, yang kemudian dikemas dengan adegan-adegan lucu.

"Tips Hemat BBM di Kala Bokek!"
Visual Effect: Nur Arief Hidayat

Selasa, 31 Mei 2011

Thanks 31 Hari Menulis

Hari ini Selasa, 31 Mei 2011 adalah hari terakhir dari sebuah gerakan 31 Hari Menulis. Sebuah gerakan yang dicetuskan oleh seorang Ardi Wilda yang sekaligus senior saya di komunikasi UGM. Dalam 31 Hari Menulis, seluruh peserta diwajibkan menulis minimal 1 postingan di blog atau facebooknya. Jika tidak bisa memenuhi kewajiban tersebut peserta akan dikenai denda sebesar Rp 20.000 per postingan per hari.

Awalnya ketika diajak mengikuti gerakan ini agak ragu-ragu, karena saya tergolong malas kalu disuruh untuk menulis. Tapi dengan sedikit bujuk rayu dari Awe, membuat saya jadi termotivasi untuk ikut. Motivasi saya mengikuti 31 Hari menulis adalah berusaha membiasakan diri menulis, selain itu saya juga ingin menjawab tantangan dari awe. Toh apa susahnya, apalagi isinya tidak dibatasi kualitasnya, mungkin ini menggunakan prinsip "Tulis Saja, Kapan Lagi?". Selain itu akumulasi dari denda peserta yang tidak menulis akan diberkan pada pemenangnya, lumayan bukan jika dapat hadiahnya.

Sampai detik ini denda yang telah terkumpul telah mencapai lebih dari satu juta rupiah. Fantastis bukan? tapi sepertinya saya belum menjadi blogger tersangar. Jadi ya harapan untuk mendapat hadiah sepertinya sangat kecil. Tapi setidaknya ketika postingan ini berhasil di post, saya resmi 100% tidak pernah kena denda.

Meski mungkin nanti saya tidak mendapat hadiah, tapi setidaknya saya telah mendapat beberapa manfaat dari 31 Hari Menulis. Manfaat pertama setidaknya saya telah berhasil mebiasakan diri untuk menulis setiap harinya. Manfaat lainnya saya jadi lebih bisa berbagi tentang ide-ide, pengalaman, pemikiran dan curhat saya setiap harinya, meski sepetinya tidak bermutu. Tapi bukankah lebih baik di share daripada dipendam dalam otak dan hati? hehehe...semoga saja meski 31 hari menulis berakhir, saya tetap bisa terus menulis setiap harinya dan terus meningkatkan kualitas tulisan saya. Thanks, 31 Hari Menulis :)

Senin, 30 Mei 2011

Galau Akademik Yang Tercerahkan

Hari ini saya menghadiri sebuah seminar yang mendiskusikan salah satu kewajiban atau mungkin lebih enaknya disebut suatu tahapan yang pasti dilalui oleh mahasiswa S1. Seminar itu bernama Merangkai Sebuah Masterpiece. Sebuah seminar yang dihelat oleh Korps Mahasiswa Komunikasi UGM, yang mencoba menjawab kegalauan mahasiswa angkatan 2008, yang sebentar lagi sudah diperbolehkan untuk memulai merangkai skripsi.

Dalam seminar ini dibicarakan bagaimana sistematika dan alur ketika menjalani tahapan atau masa skripsi. Mulai dari mengajukan form 1, bab 1, form 4 hingga akhirnya ujian skripsi. Kemudian dipaparkan juga tema-tema yang sudah sering diajukan dan tema-tema yang masih jarang, sebagai tips memperbesar peluang diterimanya form 1. Untuk bagian ini mungkin terasa cukup rumit dan membosankan tapi jujur ini cukup mencerahkan. Disinilah saya mulai paham bagaimana skripsi itu sebenarnya.

Pada sesi selanjutnya kami dibagi menjadi beberapa kelompok yang masing-masing terdiri dari 5 orang. Disini kami diminta membuat semacam gambaran tema yang mungkin ingin dijadikan tema dan judul skripsi. Di sesi saya menyerah. Benar-benar blank kalau disuruh mikir judul skripsi macam ini. Tapi karena semua pada bikin, yasudahlah akhirnya dicoba-coba meski sepertinya wagu banget hahahaha.

Di sesi terakhir adalah sesi sharing dengan tiga orang senior yang telah lulus beberapa waktu yang lalu. Dua diantaranya adalah mantan mahasiswa yang berhasil melalui tahap skripsi dengan sangat cepat dan seorang mantan mahasiswa yang tidak terhitung tidak cepat skripsinya tapi bisa lulus tepat waktu. Haha entah kenapa saya tidak heran salah satu mantan mahasiswa yang diundang adalah Awe, meski dalam tulisan yang dia bawa dia mengklaim dirinya tidak cocok dijadikan pembicara, tapi menurut saya dia sangat pantas. Memang tidak pantas jika diundang untuk memberi tips bagaimana skripsi dan lulus cepat, tapi dia sangat tepat dijadikan inspirasi bagi mahasiswa yang masih ingin melakukan sesuatu sebelum memikirkan skripsi.

Jadi salahkanlah para pembuat seminar skripsi ini jika suatu saat nanti ada yang protes kenapa saya tidak cepat-cepat menulis skripsi hehehe. Untuk yang terakhir mungkin agak bercanda, karena memang bagaimana mungkin saya akan mengambil skripsi semester depan jika masih ada mata kuliah yang belum saya ambil. Tapi saya setuju dengan apa yang dikatakan mbak Pulung soal skripsi, bahwa skripsi itu masalah momentum, skripsi itu seperti orang yang kebelet e*k, akan sangat sulit rasanya jika dipaksakan ketika belum waktunya ingin menulis skripsi. Ditambah lagi apa yang dikatakan Awe tadi dan waktu di Kindai beberapa minggu yang lalu, "puas-puasin dulu lah jadi mahasiswa, masih banyak hal yang bisa dilakukan saat jadi mahasiswa". Saya paham maksud dari kata-kata itu. Bukan hanya masalah sebuah karya atau hal nyata apa yang telah saya lakukan ketika masih menjadi mahasiswa tapi juga sudah siapkah dengan konsekuensi yang akan datang ketika skripsimu selesai?. Karena masalah kehidupan jauh lebih rumit dari sekedar menulis skripsi.

Entah tujuan apa yang ditulis para panitia seminar ini ketika mengajukan proposal. Jika tujuannya adalah agar mahasiswa menjadi tercerahkan bahwa skripsi itu bukan hal yang begitu menakutkan seperti yang selama ini dibayangkan, sehingga dapat segera menulis skripsi dengan cepat. Hmm.. tunggu dulu, tercerahkan dan tidak setakut dulu lagi mungkin iya, tapi kemudian menjadikan saya bersegera menulis skripsi, mungkin tidak. Justru karena sekarang menjadi semakin tahu bahwa skripsi tak semenakutkan yang dibayangkan, justru saya semakin yakin bahwa saya masih ingin melakukkan banyak hal sebelum lulus. Seperti yang dikatakan mbak Pulung, skripsi itu masalah individu masing-masing, apa lantas temanmu sudah nikah kamu juga akan menikah detik itu juga? apa ketika temanmu punya anak, kamu juga harus punya anak detik itu juga? Dan untungnya lingkungan pertemanan saya juga sepemikiran, bahwa mereka juga masih ingin berbuat banyak mumpung masih mahasiswa dan bukan orang-orang yang mendewakan sebuah hasil akhir.

*mungkin skripsi memang masalah pribadi masing-masing, tapi menurutku kuliah tetap akan sangat berat jika dijalani sendirian, dan sepertinya saya memang tidak bisa ^^

Minggu, 29 Mei 2011

Swiss Legacy

Pada postingan kali ini say ingin berbagi tentang temuan saya hari ini. Karena akhir-akhir ini saya semakin mencintai Swiss Style Design, maka apa yang saya share kali ini juga tidak jauh-jauh dari swiss style design. Nah, kali ini saya sedikit berbagi tentang referensi swiss style design, yaitu Swiss Legacy.

Sebuah blog milik Xavier Encinas yang didalamnya berisi segala hal yang berbau Swiss Style Design dan Graphic Design pada umumnya. Ada sekitar 26 kategori dalam blog ini, diantaranya membahas buku, helvetica, inspiration, magazine, poster, swiss heritage, video, typography, dan masih banyak lagi. Jadi jika ingin mencari inspirasi dan materi untuk belajar tentang Swiss Style Design atau Typography, blog ini saya rasa sangat bermanfaat sekali.








The Alphabet from n9ve on Vimeo.

Sabtu, 28 Mei 2011

Simplicity, Clarity, Modern. It's Swiss Style Graphic Design

Beberapa hari yang lalu saya telah menulis sebuah postingan tentang ketertarikan saya pada suatu gaya desain typo art. Semalam ketika menjelajahi dunia maya, saya baru mengetahui kalau gaya tersebut bernama Swiss Style Graphic Design. mungkin dalam postingan kali ini sya ingin sedikit berbagi apa yang saya dapat semalam tentang Swiss Style Design.

Swiss Style juga dikenal sebagai International Style. Meski namanya Swiss style, bukan berarti gaya ini ditemukan di Swiss, hanya saja gaya ini menjadi populer di dunia seni karena seorang graphic designer asal Swiss. Gaya ini pertama kali diperkenalkan di Rusia,Jerman dan Belanda sekitar tahun 1920an. Dan kemudian menjadi semakin populer dan juga dikenal dengan International Style ketika banyak digunakan diberbagai belahan dunia pada tahun 1950an. Dalam Swiss Style keindahan adalah salah satu cara mencapai simplicity dan bukannya keindahan sebagai sebuah tujuan.

Dalam Swiss Style tipografi menjadi elemen utama dalam gaya desain ini. Kunci dari permainan tipografi disini berada pada ukuran font dan kesatuan layoutnya dengan elemen lain seperti warna dan bentuk-bentuk dasar.Font yang sering dipakai dalam swiss style biasanya adalah font keluarga sans serif (tanpa kait) seperti Helvetica yang merupakan salah satu font legendaris. Meski tidak menutup kemungkinan penggunaan font-font serif sebagai elemen dalam gaya desain ini. Dan dalam gaya ini juga sering mempermainkan white space, karena white space dapat memberikan ruang untuk "bernafas" yang juga mempengaruhi tingkat keterbacaan.

Menurut saya ini adalah gaya desain terkeren diantara gaya desain yang lain. Ya, mungkin ini sangat subjektif tapi ada juga alasan objektif yang menurut saya semua orang juga setuju. Gaya desain ini menurut saya sangat eye cathcing atau menarik perhatian. Bayangkan saja ketika sebuah poster dengan swiss style berada di papan pengumuman yang rata-rata standar menampilkan poster dengan foto-foto, banyak tulisan, oranamen sulur-sulur, pasti otomatis mata akan mengarah pada poster dengan swiss style tersebut. Selain itu, swiss style tidak menuntut teknik editing tingkat dewa karena simplicity adalah kunci dari desain ini. Tapi bukan berarti ini gaya yang mudah, tetap saja dibutuhkan sense untuk merangkai font, shape, dan warna agar menjadi satu kesatuan.




Jumat, 27 Mei 2011

Acara Jumatan itu Bernama PPC Day

Semua anak komunikasi UGM yang aktif dalam Publicia Photo Club (PPC) pasti tahu sebuah acara yang dihelat setiap jumat malam di Bunderan UGM. PPC Day, ya itulah sebutan untuk sebuah acara yang rutin dihelat oleh anak-anak PPC. Sebuah acara yang menjadi ajang berkumpulnya semua angkatan anak-anak komunikasi UGM yang tergabung dalam PPC. Tak ada agenda dalam acara tersebut, di PPC day kita membicarakan semua hal kecuali masalah kuliah (sepertinya ini diharamkan).Entah bagaimana sejarahnya dulu bisa dinamakan PPC Day, padahal acaranya malam.


Pertama kali ikut PPC Day agak canggung rasanya, karena belum terbiasa ngobrol dengan angkatan atas dan masih agak roaming dengan obrolannya, tapi lama kelamaan mulai terbiasa. Masih ingat ketika awal-awal ikut PPC Day dari angkatan 2008 ada Diani, Diaz, Pipit, Angga, mole, dan "kau tahu lah". Ramai sekali kelihatannya tapi semuanya pada diam menyimak obrolan para senior hahahaha.


Oh iya di PPC Day juga ada sebuah cerita lucu ketika Diani dan Aldi baru jadian. Semuah peserta PPC Day yang malam itu hadir wajib mengintrogasi pengantin baru di komunikasi waktu itu. Jadi geli sendiri ketika ingat bagaimana Diani dan Aldi menjawab dengan malu-malunya, ihhiiiiy.. :D


Di kepemimpinan Intan, PPC Day juga pernah menjadi ajang curhat para peserta yang hadir. Jadi semua yang hadir wajib menceritakan kisah cintanya di depan forum. Sayangnya (dan untungnya) waktu itu yang hadir tidak terlalu banyak, kalau tidak salah waktu itu yang hadir ada Aku, Intan, Cahya, Ijah, Efan, Lisa dan siapa lagi aku lupa. Hahaha..jadi ceritanya waktu itu Intan yang galau sedan mencari teman galau, maka sejak saat itu PPC juga berarti Publicia Persi (versi) Curhat.

Sebenarnya banyak hal yang didapat dan tak bisa disebutkan satu-persatu ketika berkumpul bersama dalam PPC Day. Sungguh disayangkan semakin kesini PPC Day semakin sepi dan hanya dihadiri ketua dan para pengurusnya saja. Berbagai alasan menjadi penghambat kehadiran teman-teman untuk menghadiri PPC Day. Ya memang tidak bisa disalahkan juga sebenarnya. Sepertinya angkatan 2008 menanggung beban moral yang cukup besar ketika semua tradisi di komunikasi satu persatu hilang ketika 2008 mulai memegang "tongkat estafet", tapi ya lagi-lagi kita tak bisa menyalahkan juga, karena banyak faktor yang mungkin membuat mereka tidak bisa memilih. Ketika tulisan ini dibuat pun aku sebenarnya merasa menyesal karena tidak bisa ikut hadir dalam PPC Day terakhirnya Cahya yang minggu depat lengser. Ya, aku hanya berharap pada siapapun yang nantinya meneruskan, semoga bisa meningkatkan semua kebaikan yang pernaha dicapai atau setidaknya mempertahankannya.

Kamis, 26 Mei 2011

Jatuh Cinta Pada Typo Art

Hampir satu tahun belakangan ini karya-karya saya dalam desain grafis selalu terpengaruh pada suatu aliran dalam dunia desain grafis yang bernama Typo Art atau Typographic Desain. Ya, harus diakui sepertinya saya semakin jatuh cinta dengan typo art. Typo Art adalah salah satu aliran dalam dunia desain grafis yang menjadikan huruf/font sebagai elemen utama dalam sebuah artworks. Mari kita ingat-ingat bagaimana awal mulanya sehingga saya bisa jatuh cinta dengan aliran ini, hmmmm..baiklah saya lupa, jadi mari kita sedikit bercerita bagaimana awalnya saya belajar desain grafis.

poster typographic

keren juga kalau jadi iklan


Mungkin ini adalah tahun ke-2 saya belajar sekaligus mengaplikasikan desain grafis dalam kehidupan sehari-hari, dan mungkin ini mungkin tahun ke-7 sejak pertama kali saya mulai menyentuh software-software desain grafis khususnya Adobe Photoshop. Ya, saya pertama kali mengenal photoshop waktu kelas 2 SMP dimana saat itu saya baru saja dibelikan komputer yang pada saat itu mungkin terhebat ke-2 di SMP saya. Dalam komputer itu sejak pertama kali dinyalakan dirumah saya, sudah diinstal berbagai macam software desain grafis, video editing dan beberapa game. Masih ingat ketika pertama kali dinyalakan saya langsung diajarkan bagaimana menggunakan ulead studio, autocad, dan photoshop. Untuk yang terakhir mungkin saya tidak diajari tapi mencoba sendiri (bangga). Tapi tak bertahan hingga sebulan, saya kemudian melupakan software-software tersebut karena tidak ada teman belajar dan beralih bermain game karena teman saya yang bernama Doni sering sekali meminjami saya CD Game koleksinya.

Keinginan saya untuk belajar desain grafis mulai muncul kembali ketika masuk kuliah di jurusan ilmu komunikasi. Waktu itu saya sedikit iri setelah dipameri Angga beberapa karya desain grafisnya, ketika awal perkenalan. Sejak saat itu saya mulai tergerak untuk membuka kembali photoshop saya, dan mulai belajar. Lagi-lagi karena sifat tidak telaten yang saya miliki membuat saya kembali bosan. Namun saya belum sepenuhnya meninggalkan photoshop, karena waktu itu saya cukup aktif dalam Publicia Photo Club (PPC), saya tetap menggunakan photoshop untuk mengedit foto. Baru keadaan mulai berubah ketika saya resmi menjadi anggota komako dan menginjak semster 3, ada matakuliah DKV, disinilah keadaan memaksa saya untuk menjadi bisa desain grafis atau setidaknya bisa menggunakan photoshop untuk menhasilkan sesuatu. Terlebih lagi sepertinya desain grafis bisa menjadi pendukung bahkan senjata utama ilmu yang saya pelajari di jurusan ilmu komunikasi.

Beberapa gaya desain grafis pernah saya coba, salah satunya mungkin gaya desain yang sempat menjadi ciri khas desain karya Angga sebelum teracuni mata kuliah periklanan. Tapi mungkin saya belum pernah mencoba gaya desain yang biasa digunakan Matahari, mungkin karena pemikiran saya yang tidak pernah sampai ke alam pikirannya yang sangar. Lagi-lagi karena saya orangnya tidak telaten, beberapa gaya desain kemudian menjadi tidak cocok karena membutuhkan teknik yang cukup tinggi, seperti gaya desainnya Angga. Sambil terus belajar, akhirnya saya menemukan sebuah gaya desain yang tidak selalu membutuhkan teknik tingkat tinggi, gaya itu adalah typo art. Selain karena alasan teknis, ada banyak alasan lain mengapa saya mulai dan semakin jatuh cinta dengan aliran ini.


Typo art menurut saya adalah gaya desain yang memiliki kesan simple, bersih, jelas, modern namun tetap bermakna dan bisa menyampaikan pesan. Seperti yang kita tahu, terlepas dari kemampuannya membentuk sebuah makna ketika dirangkai dalam kata dan kalimat, sebuah fot itu sendiri sudah memiliki makna dan kesan dari desain typografinya. Dan akan semakin bermakna ketika menjadi suatu elemen dalam sebuah desain. Meski cenderung lebih mudah, bukan berarti aliran ini mudah, pemilihan font dan layout yang tidak tepat, akan mengganggu makna atau pesan yang ingin disampaikan.


Kaiser Permanente Case Study (full version) from Nicole Novak on Vimeo.


WinningQuote - Typography from D-sign on Vimeo.

typographic desain dalam bentuk video

Seperti yang saya katakan di awal tadi, sepertinya saya memang mulai dan semakin jatuh cinta dengan typographic desain atau typo art. Aliran ini sudah cukup mempengaruhi cara berpikir saya dalam merancang sebuah karya desain grafis. Dari sini lah timbul keinginan untuk semakin mendalami aliran ini. Dan sejauh ini sepertinya aliran ini masih sangat jarang di populerkan di jogja khususnya.

Rabu, 25 Mei 2011

Tak Terasa Secepat Ini

"kuliah kita tinggal satu kali pertemuan lagi.."

Kata-kata itu belakangan ini menjadi sering diucapkan oleh dosen-dosen ketika kuliah hampir selesai. Yaa..ini sudah menginjak minggu terakhir bulan mei dan sebentar lagi minggu tenang akan tiba sebagai pembuka dari UAS semester genap. Dan dengan demikian semester 6 pun sebentar lagi resmi berakhir. Hmmm..sepertinya baru kemarin sore aku menulis postingan tentang semester 6 dan sepertinya juga baru kemarin 31 Hari Menulis dimulai, tapi kini sudah menginjak hari ke 25. Mungkin waktu memang terasa berjalan sangat cepat ketika kita menikmatinya, atau mungkin karena kita telah membuang-buang waktu? semoga saja tidak.

Selasa, 24 Mei 2011

5 Kemampuan Yang Sangat Dibutuhkan

Di dunia ini tidak ada manusia yang sama persis dan tidak ada manusia yang benar-benar sempurna. Setiap manusia pasti memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Ketika seseorang kurang disuatu bidang, pasti dia mempunyai kelebihan di bidang yang lain begitu juga sebaliknya. Misalnya saja seseorang yang tidak pandai berbicara tapi ternyata dia begitu pandai menulis atau pandai dalam komunikasi visual. Seseorang yang ahli di bidang riset tapi ternyata dia sangat kurang di bidang kreatif.

Tapi kadang kita sering berpikir kalau saja memiliki kemampuan tertentu mungkin kita bisa lebih baik. Misalnya saja seorang yang ahli dalam hal copywriting mungkin akan lebih sempurna ketika dia juga ahli dalam hal art directing. Tapi seringkali hal itu hanyalah sebatas angan-angan saja, sulit sekali untuk dilakukan karena mungkin kemampuan kita memang bukan disitu. Mungkin disitulah mengapa kita sesama manusia diciptakan berbeda-beda, karena kita memang harus saling bekerjasama. Kalau disuruh berandai-andai, mungkin ada beberapa kemampuan yang ingin saya miliki dimana kemampuan yang saya sebutkan mungkin adalah hasil dari review permasalahan yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Mungkin sebenarnya urutan disini bukanlah menunjukkan sebuah prioritas dan sebenarnya semuanya setara.

1. Telaten
Entah pemilihan kata telaten benar atau tidak, tapi maksudku ingin menjawab permasalahanku yang cepat bosan. Cepat bosan disini lebih pada ketika mencoba mempelajari sesuatu kemudian cepat bosan padahal belum sampai pada tingkatan yang disebut AHLI tapi baru sebatas BISA. Mungkin itu masih mending daripada baru sebatas TAHU sudah berhenti. Hal ini aku alami sejak kecil, waktu itu aku ingin punya hobi berkebun, tapi beberapa bulan kemudian berhenti karena bosan. Lalu pernah juga waktu awal SMP mencoba belajar elektronika tapi lama-lama bosan juga. Selanjutnya dibidang komputer, dulu aku pernah mencoba web programing, software programing, animasi flash, photoshop, tapi semuanya berhenti ditengah jalan karena merasa sudah bosan. Mungkin beberapa berhasil cukup telaten tapi itupun karena memang diharusnkan untuk mempelajarinya dan harus bisa. Jadi ketika mempunyai kemampuan untuk telaten, mungkin aku bisa lebih fokus dalam belajar.

2. Tidak Menunda Pekerjaan
Aku tidak menemukan kata yang cukup simple untuk menyebutkan kemampuan ini. Mungkin menunda pekerjaan sebenarnya sebuah penyakit yang melanda banyak anak muda jaman sekarang. Ketika mendapat sebuah tugas atau pekerjaan, kita seringkali lebih memilih untuk santai-santai dulu baru kemudian mengerjakannya setelah dekat deadline. Dengan alasan belum dapat ide, belum mood, dan semacamnya. Meski aku sering juga beralasan demikian, tapi menurutku sebenarnya ini hanyalah masalah kebiasaan. Seperti halnya dengan penyakit, sebenarnya tak ada penyakit yang tidak bisa diobati, dan bukan tidak mungkin penyakit menunda pekerjaan bisa diobati. Bukankah ketika kita tidak menunda mengerjakan sesuatu, mungkin kita bisa lebih teliti mengerjakannya dan mungkin banyak waktu sisa yang bisa digunakan kalau harus ada perbaikan misalnya. Dan ketika kita menunda pekerjaan kadang berakibat menumpuknya pekerjaan, dan ketika menumpuknya semakin parah, akhirnya ada satu yang harus dikorbankan untuk tidak dikerjakan.

3. Menyuruh Orang
Menyuruh orang disini sebenarnya lebih pada meminta tolong pada orang lain untuk membantu kita menyelesaikan pekerjaan kita. Keinginanku memiliki kemampuan ini sebenarnya dari kebiasaanku yang selalu mengerjakan sendi semua tugas yang diberikan padaku, padahal sebenarnya tugas itu bisa dibagi pada partner kerja yang lain agar lebih ringan. Tapi mungkin karena kadang aku merasa kurang percaya atau kurang puas kalau tidak dikerjakan sendiri jadinya lama-kelamaan aku jadi agak tidak tega ketika harus meminta tolong orang lain untuk membantu. Lalu keinginan ini juga terinspirasi dari seorang senior saya benama Awe yang dia mempunyai semacam kemampuan utnuk menyuruh orang, yang sebenarnya nyaris memiliki arti yang sesungguhnya (bukan meminta tolong). Padahal kalu dipikir-pikir orang yang disuruh itu aku yakin sebenarnya tidak selo, tapi oran itu pasti mau dan benar-benar dikerjakan.

4. Menolak
Mungkin kemampuan ini ada hubungannya dengan kemampuan nomor 3. Kemampuan menolak disini lebih spesifiknya kemampuan menolak permintaan. Kita semua mungkin sepakat bahwa menolong orang adalah hal yang baik, tapi ketika kita tidak memperhitungkan kemampuan kita, justru kita menjadi kerepotan sendiri. Nah disinilah masalah yang sering aku alami, terkadang aku sering merasa tidak enak ketika harus menolak saat dimintai tolong. Padahal aku juga belum tentu bisa, bisa dalam artian yang sesungguhnya dan bisa dalam artian waktu. Mungkin ada sisi positifnya ketika kita dimintai tolong tapi sebenarnya kita tidak bisa, dan kita tidak enak menolaknya, kita menjadi termotivasi untuk menjadi bisa. Tapi sepertinya lebih sering merugikan sih, sifat tidak bisa menolak itu.

5. Multitasking
Multitasking atau bisa mengerjakan banyak hal dalam waktu yang relatif bersamaan, adalah kemampuan yang benar-benar aku inginkan. Hal ini berawal dari pengalamanku yang hanya bisa fokus mengerjakan satu pekerjaan (atau dua maklsimal). Ketika aku mendapat banyak tugas yang harus dikerjakan bersamaan, sudah menjadi jaminan yang terselesaikan pasti cuma satu. Atau paling tidak yang terselesaikan dengan baik ya cuma satu, yang lain mungkin juga terselesaikan tapi menjadi kurang memuaskan. Mungkin selain multitasking juga butuh multithinking karena seringkali ketika fokus memikirkan satu hal, maka hal yang lain menjadi tidak aku sadari atau lepas dari pemikiranku. Ahh..entahlah aku tak bisa banyak berkata-kata tentang kemampuan ini, karena menurutku kemampuan ini sangat luar biasa. Kalau ibarat komputer, kemampuan multitasking adalah seperti komputer yang memiliki prosesor dua core atau mungkin quad core.

Senin, 23 Mei 2011

Si Abu-abu


Pagi ini aku mendapati HP Sony Ericsson ku menunjukkan tanda-tanda semakin habis masa pakainya. Hal ini bermula ketika tadi pagi ketika sedang tiduran di kamar, saat mengirim SMS HP ini sepi-sepi saja, tidak seperti biasanya jika menerima laporan SMS terkirim HP ini pasti bergetar karena memang nada deringnya tidak aku nyalakan. Mendapati kenyataan seperti itu aku coba lagi untuk mengirim SMS dan ternyata memang tidak bergetar.

HP berwarna abu-abu ini adalah Sony Ericsson K608i. HP ini telah menemaniku sejak kelas 2 SMA, sekaligus HP dengan layar warna pertamaku. HP ini tergolong memiliki fitur yang komplit dan memiliki kemampuan 3G dan Video Call juga. Pada saat itu HP ini termasuk HP tercanggih.

Tak terbayang betapa panjangnya kisah yang telah dilalui bersama HP ini. Cerita ketika bermain bersama teman-teman SMA, sarana komunikasi ketika ujian,aah banyak sekali. Tapi namanya juga barang elektronik buatan manusia ya pada akhirnya akan rusak juga.

Minggu, 22 Mei 2011

Galau Akademik

Kata galau, hampir satu tahun belakangan ini semacam menjadi trend dalam kehidupan sosial kaum muda di Indonesia. Mulai dari yang terhitung masih ABG, remaja, dewasa, bahkan orang tua pun ikut terkena trend kata galau. Biasanya penggunaan kata galau digunakan seputaran topik-topik yang berhubungan dengan asmara, percintaan dan sebagainya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, galau berarti kacau tidak keruan. Ya memang pas ketika digunakan ketika seseorang dilanda perasaan yang tidak karuan karena asmara dan percintaan. Tapi beberapa bulan terakhir di kampus kemudian juga muncul kata "galau akademik".

Jika dilihat secara etimologi, galau akademik berarti perasaan tidak karuan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan akademik. Kegiatan akademik disini biasanya berupa kuliah, tugas, matakuliah, skripsi dan sebagainya. Bicara soal galau akademik, akhir-akhir ini saya juga jadi terserang galau akademik akibat beberapa isu seputar kegiatan akademik. Galau akademik ini menjadi semakin signifikan ketika juga berhubungan dengan beberapa pihak terkait dan berkepentingan dalam kehidupan saya.

Sebagai mahasiswa angkatan 2008 dan telah berada di tingkat semester 6, bisa dikatakan sebagai mahasiswa tingkat akhir. Karena tinggal menuntaskan kewajiban KKN dan skripsi saja. Terdengar simpel memang, "KKN dan Skripsi saja", tapi percayalah it's so complicated. Simple ketika semua dijalani biasa saja, semampu kita, sesempat kita semau kita. Tapi menjadi complicated ketika ada kepentingan lain yang istilah kasarnya "ikut campur" yang datang dari berbagai pihak, pemegang modal (orang tua) misalnya.

Sebagai pemegang modal wajar memang ketika mereka ingin segera menyelesaikan kewajiban investasi mereka dan segera menikmati hasilnya. Terlebih ketika mendengar kabar anak-anak temannya sudah lulus bahkan bekerja, keinginan tersebut bukan tidak mungkin menjadi semakin besar. Jadi dorongan untuk secepat mungkin menyelesaikan kuliah menjadi semakin besar.

Sejujurnya beberapa semester belakangan ini aku semakin mengubah pendirianku untuk lulus cepat dengan mempertimbangkan beberapa faktor. Aku masih ingin kuliah karena aku masih ingin mencari lebih banyak ilmu lagi, lebih banyak pengalaman lagi, lebih banyak teman dan ingin berkarya. Sepertinya berat rasanya ketika harus meninggalkan kampus tercinta tanpa memiliki sebuah karya yang bisa dibanggakan.

Sedikit Curhat Tentang Kepel News

Hampir semua mahasiswa jurusan ilmu komunikasi UGM pasti tahu Kepel News. Paling tidak pernah mendengar namanya sekali dalam hidupnya di komunikasi UGM. Ya, Kepel News adalah media komunitas berupa buletin yang diterbitkan oleh Korps Mahasiswa Komunikasi UGM (Komako UGM). Dalam Kepel News berisi artikel-artikel atau berita seputar JIK UGM atau semua yang berhubungan dengan komunikasi. Hmmm...setidaknya itulah yang aku ketahui tentang Kepel News tiga tahun belakangan ini.

Tidak tahu persis sejak kapan Kepel News ini terbit dan mengapa dinamakan Kepel News. Untuk pertanyaan yang terakhir mungkin sebenarnya sudah jelas, bahwa kepel adalah salah satu simbol komunikasi UGM. Masih ingat pertama kali dapat Kepel News waktu awal-awal semester 1, dan kalau boleh jujur Kepel News yang aku terima waktu itu kurang menarik (ampun..ampun siapapun dulu yang buat). Meski kurang menarik tapi isinya lumayan informatif lah bagi mahasiswa baru. Dan itulah Kepel News pertama dan yang terakhir kali aku dapat.

Ceritaku dengan Kepel News (halah) berlanjut ketika secara resmi saya menjadi anggota Komako UGM, Departemen Medkominfo di tahun 2009. Ketika oprec saya baru tahu bahwa ternyata Kepel News itu yang menerbitkan adalah departemen Medkominfo. Mungkin karena di CV yang saya masukan tertulis saya memiliki ketertarikan di bidang IT, saya di terima di departemen ini dan diberi tugas sebagai layouter Kepel News untuk kepengurusan 2009/2010. Mendapat tugas seperti itu sebenarnya saya bingung karena sebelumnya sama sekali belum pernah melayout apapun, mengutak-atik photoshop dan software desain grafispun cuma asal-asalan dan tak ada karya nyata. Tapi yasudahlah semuanya pasti bisa dipelajari pikirku waktu itu.

Akhirnya tugas pertama di mulai ketika ospek 2009, dimana sesuai proker Medkominfo, Kepel News edisi pertama terbit di hari terakhir ospek jurusan. Ini adalah pengalaman melayout pertama dan termepet seumur hidup, dimana semua dikerjakan sore hari sebelum Kepel News tersebut terbit. Jadi sepulang dari bertugas menjadi panitia ospek 2009, langsung aku layout beberapa artikel dan foto-foto terbaru tentang ospek kemudian malamnya aku berikan pada asta untuk dicetak, karena waktu itu kami belum tahu tempat mencetak dan mengingat waktu tinggal beberapa jam, akhirnya Kepel News edisi Maba itu dicetak manual menggunakan printer biasa. Harus aku akui itu memang bosok sekali hasilnya meski lebih baik dari fotokopi, tapi pengalaman pertama dan mepetnya waktu bisa dijadikan pembenaran waktu itu hehee.

Waktu edisi pertama yang (harus aku akui) bosok sekali, memang tidak ada yang mempermasalahkannya (atau mungkin aku tidak mendengar). Tapi masalah kemudian mulai terdengar ketika edisi kedua, ketiga dan seterusnya. Masalah pertama datang dari segi layout yang sangat wagu katanya, seperti buletin jumat masjid lah. Jujur waktu itu saya sangat stress mendengar itu, meski tidak langsung mendengar dari orang yang mengkritiknya. Tapi lama-kelamaan saya malah jadi bertanya-tanya sebenarnya dimana perbedaan Kepel News yang sekarang (waktu itu) dan yang sebelumnya? toh aku benar-benar menjiplak-plak-plak layout Kepel News sebelumnya. Dan semakin lama saya juga semakin jengkel karena yang mengkritik tidak pernah memberikan solusi nyata agar lebih baik. Hmm..sampai-sampai pernah terbit Kepel News tandingan bernama Bukan Kepel News. Baiklah harus diakui memang hasil cetaknya jelek sekali tapi bagaimana mau mencetak bagus jika setiap terbit hanya dianggarkan Rp 50.000 untuk cetak?. Untuk mengatasi ini aku sempat berinisiatif untuk menggabungkan anggaran cetak 2 bulan menjadi 1, hasilnya terbitlah Kepel News berwarna biru. Meski masih menuai kritik, tapi sedikit terdengar ada yang bilang kalau ada peningkatan.

Akibat pengalaman itu, saya sempat trauma ketika harus melayout semacam media yang mempunyai tulisan banyak. Dan ketika diakhir kepengurusan Komako 2009/2010 saya bertekad tidak akan lagi melayout Kepel News. Kalaupun saya melanjutkan Komako kepengurusan selanjutnya, saya mau pindah departemen, begitu niatan saya diakhir kepengurusan 2009/2010. Tapi ternyata niat hanyalah niat saja, sepertinya Allah berkehendak lain. Ketika Fania terpilih menjadi ketua Komako yang baru, dia mempercayakan jabatan Kepala Departemen Medkominfo padaku. "hai Kepel News, sepertinya kita akan bersama lagi" itulah yang aku katakan dalam hati ketika Fania memintaku menjadi Kadep Medkominfo.

Meski sejak saat itu banyak perubahan drastis pada Kepel News, jujur sampai saat ini aku masih agak malas dan trauma ketika harus melayout Kepel News. Tapi aku selalu berusaha mengubah kemalasan dan rasa trauma itu menjadi sebuah motivasi agar mendapat ide bagaimana caranya, mbuh piye carane jangan sampai terdengar kritik semacam itu lagi. Meski harus diakui itu SUSAH!
Hmmm..entahlah beberapa hal yang sangat aku benci justru kini menjadi semacam jalan bagiku mencapai tujuanku. Dulu aku begitu benci IPS tapi malah aku masuk jurusan IPS ketika SMA. Seseorang yang tadinya sangat aku benci justru menjadi seorang teman menulis cerita yang tak terlupakan. Suatu benda bernama Kepel News yang tadinya begitu aku benci justru menjadi semcam portfolio terbaikku. Yaaa..kehidupan memang penuh misteri :)

Jumat, 20 Mei 2011

Belajar Menjadi 0

Beberapa hari yang lalu saya telah sedikit banyak sharing mengenai makna dibalik angka 1 dan 0. Dimana ketika seseorang berada pada tingkat 0, dia telah berada pada tingkatan ikhlas yang paling tinggi. Jadi semakin mendekati 0, maka seseorang akan semakin ikhlas dan semakin mendekati 1 maka seseorang akan semakin tidak ikhlas. Kelihatannya simple sekali bukan? tapi percayalah mempraktekkannya tak semudah mengatakannya.

Manusia pada hakikatnya memiliki naluri dimana semua keinginannya harus tercapai. Tapi faktanya, manusia harus berkompromi dengan beberapa faktor yang mungkin membuat keinginannya tidak sepenuhnya tercapai. Dari sinilah muncul sebuah konsep yang bernama keikhlasan. Dimana hal tersebut merupakan sebuah tingkatan kerelaan kita atas ketidakterpenuhinya keinginan kita. Semakin kita rela maka sebesar itulah keikhlasan kita.

Lalu bagaimana agar kita bisa menjadi 0? dengan sangat menyesal maka saya menjawab "semua itu kembali pada pribadi masing-masing". Menyebalkan memang mendengarkan jawaban itu, tapi ini serius, ikhlas adalah benar-benar murni kehendak kita. Seberapa kuat kita bisa melawan ego kita untuk terpenuhinya keinginan kita. Yaa harus aku akui ini sangat sulit apalagi ketika kita sedang berusaha ikhlas tapi disaat yang sama kita harus ikhlas untuk hal yang lain, it's really hard!. Mungkin dari sini kita juga bisa belajar bahwa selalu ada kemungkinan terburuk, dan kita harus selalu siap atas kemungkinan terburuk tersebut. Sehingga ketika kemungkinan terburut itu datang kita sudah bersiap untuk ikhlas :)

Kamis, 19 Mei 2011

Keren Tanpa Rokok


Cowok mana yang tidak tahu rokok? benda satu ini sudah berabad-abad lamanya menjadi bagian dari sesosok makhluk Tuhan yang bernama pria. Sampai-sampai ada anggapan bukan cowok kalo tidak merokok. Hmmm...entahlah tapi aku tidak setuju dengan anggapan satu ini. Kenapa begitu? mari kita lihat sebuah pesan yang biasanya ada di kemasan rokok,"merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, IMPOTENSI dan gangguan kehamilan dan janin". Lalu dimana letak "cowok"nya jika IMPOTENSI? hmmmm..


Meski di besarkan oleh seorang bapak yang merokok, dan bergaul dengan teman-teman yang merokok, alhamdulillah dengan bangganya aku bisa bilang "saya tidak merokok". Tapi tidak merokok bukan berarti pernah mencoba rokok. Hmmm harus diakui saya pernah mencoba rokok diusia dimana anak-anak semuumuran belum pernah terpikirkan untuk mencoba (dan entahlah saya juga selalu berpikir kenapa saya selalu mencoba beberapa hal ketika belum saatnya hmmm). Mungkin pada waktu itu rasa ingin tahu seorang anak kecil sangatlah tinggi untuk mencoba sesuatu.

Waktu mencoba menurutku rasanya biasa saja dan mengarah ke tidak enak, maka dari itu tidak pernah aku teruskan untuk mencobanya. Selain karena tidak enak, takut dimarahi dan aku tahu itu tidak baik (wow) adalah alasannya. Seiring bertambahnya umur, semakin sering aku melihat teman-temanku belajar merokok dan menjadi perokok, tapi semua itu tidak menggerakan hatiku untuk mencobanya lagi. Entahlah aku selalu merasa sayang ketika membelanjakan uang sakuku untuk sesuatu apapun itu yang dibakar, seperti sekarang akupun malas membelanjakan uangku untuk membeli bensin hehehe.

Masa SMA biasanya menjadi masa dimana para remaja mulai menjadi perokok. Lagi-lagi aku beruntung karena aku terselamatkan di masa itu. Karena di masa itu kebutuhanku untuk pulsa dan internet mulai meningkat bahkan sangat tinggi untuk SMS, maka sangat...sangat..sangat...sangat.. sayang bahkan tidak terpikirkan untuk membelanjakan uang sakuku untuk rokok, bahkan untuk jajan ke kantin saja aku berpikir dua kali karena kebutuhan pulsa dan internetku yang cukup tinggi. Terima kasih pada teknologi komunikasi dan informasi hahahahaha...

Selain karena boros dan buang-buang uang saku, merokok menurutku bisa mengganggu kenyamanan orang lain. Aku sering merasakan hal ini terlebih ketika sedang flu, serasa berada di bumi tahun 2050 yang penuh dengan polusi dan udara yang sangat panas. Dan sampai sekarang aku belum pernah bisa menikmati aroma rokok yang katanya harum dan nikmat, karena menurutku sangat menyesakkan. Terlebih lagi menurut banyak cewek, sesungguhnya mereka lebih suka pria yang tidak merokok, hmmm...

Jadi aku sekarang bisa bilang "Aku Keren Tanpa Rokok!", bukankah banyak orang hebat yang tidak merokok? orang ini misalnya hahahaha...

Rabu, 18 Mei 2011

Banyak Inspirasi Tapi Tidak Selo

Hari ini mungkin adalah kebalikan dari hari senin kemarin dimana aku menulis tentang Begitu Datar, Tanpa Inspirasi. Baiklah hari ini diawali dengan bagun pagi dan cukup selo tak buru-buru. Meski aku baru ingat ternyata semalam aku menyalakan alarm untuk bangun jam 2 demi mengecek upload an youtube, tapi naas ternyata upload gagal saudara-saudara.

Tepat pukul 7.30 aku sampai kelas untuk kuliah komanus. Sampai di kelas ternyata masih sepi meski sudah ada beberapa mahasiswa yang datang, tampaknya aku kepagian. Komanus kali ini kita berdiskusi tentang film yang menceritakan tentang pergeseran nilai tentang berhubungan sex dan cinta dari masa ke masa. Hmmm...agak lupa aku judulnya, film ini membuatku ngantuk, mungkin bukan masalah isinya tapi LCD dikelas benar-benar kopet sehingga butuh konsentrasi yang tinggi untuk menontonnya. Sepertinya sih menarik, mungkin kalau selo akan mencoba meminjam filmnya.

Bukan disitu hal menariknya, tapi inspirasi yang datang dari kejadian-kejadian hari inilah yang menjadikan menarik. Begitu banyak cerita yang aku dengar hari ini jadi bisa memicu datangnya sebuah bahkan berbuah-buah inspirasi. Tapi sayangnya ternyata saya tidak cukup selo untuk menuliskannya hari ini. Ada topik-topik soal galau akademik, galau usia 20an, cerita tentang seseorang, tentang sebuah janji, tentang seorang  teman dan masih banyak lagi. Tadinya salah satunya mau aku tulis untuk postingan ke-18 #31harimenulis tapi ternyata baru pulang jam setengah 12 malam. Yasudahlah besok saja...

Selasa, 17 Mei 2011

Company Profile Komako UGM Part 2

Beberapa bulan yang lalu saya pernah sedikit sharing tentang hasil iseng nekat saya membuat Company Profile Komako, yang juga merupakan proker kerjasama antara Departemen Medkominfo dan Departemen Eksternal. Pada waktu itu adalah company profile versi pertama yang ditayangkan saat ospek 2010, Communipassion. Beberapa bulan kemudian kami menyempurnakan company profile tersebut dengan tambahan narator dan animasi yang (insya Allah) lebih bersih. Dan inilah hasilnya...

Senin, 16 Mei 2011

Begitu Datar, Tanpa Inspirasi

Datar, satu kata yang bisa menggambarkan hari yang aku lalui hari ini. Tidak ada hal luar biasa yang terjadi hari ini selain kemacetan yang luar biasa yang melanda Jogja di libur panjang ini. Tidak ada suatu hal yang bisa membuatku berkata "wow!", tidak ada suatu masalah yang berarti. Hmmm.. untuk yang terakhir sebenarnya Alhamdulillah.

Ketika hari terasa datar, rasanya tidak seperti menjadi manusia saja. Rasanya kita hanya mengikuti pola yang sudah ada saja, seperti halnya robot yang hanya mengikuti barisan perintah yang sudah dituliskan. dan ketika hari terasa begitu datar, maka tak ada inspirasi.

Dimulai dengan bangun jam setengah 6, hariku dimulai. Tak ada tugas, aku menatap komputer yang dari kemarin memang tidak dimatikan hanya untuk melihat twitter dan Facebook. Ah..tidak ada apa-apa. Browsing sana browsing sini dan baca koran akhirnya aku berhasil membunuh waktu sekitar 3 jam. Jam menunjukan pukul 8.30, karena ada janji dengan Ermaya untuk membagikan tas merchandise soundtrackustik di kampus, aku segera bergegas mandi lalu berangkat. Seharian aku menghabiskan waktu di kampus, sambil menunggui tas-tas putih itu. Yaaa..tak ada yang "wow" hari ini. Dan akhirnya aku pulang sekitar jam 2. Jalanan macet sekali hari ini, mungkin karena besok libur Waisak dan hari ini adalah cuti bersama. Meski begitu kemacetan tadi tetap tak berpengaruh, tetap datar. Sampai rumah aku memutuskan untuk tiduran di kamar dan ternyata tertidur. hmmmm...

Tulisan ini pun aku buat karena memang benar-benar tak ada inspirasi sama sekali. Aku bingung mau menulis apa, maka aku tuliskan kebingunganku itu. Ah sepertinya aku butuh mendengarkan cerita....

Minggu, 15 Mei 2011

Makna Dibalik Angka 1 dan 0

Seseorang pasti pernah mengalami suatu kejadian atau serangkaian kejadian yang menurutnya di luar batas kemampuannya untuk meng-handle nya. Saat dimana dunia kau akan merasa dunia ini tidak adil dan begitu berat dijalani. Tapi percayakah bahwa ternyata itu adalah saat dimana kau akan menjadi seseorang yang luar biasa dari sebelumnya, jika kau berhasil melalui dan menyelesaikannya.

Pagi ini aku mendapatkan sebuah pencerahan dari ilmu yang selama ini (dan mungkin selamanya) aku anggap ah..eek sekali. Tapi bukankah suatu penemuan biasanya memang terjadi di tempat yang "kotor" dan bukan di tempat yang "bersih" tak ada apa-apa. Ah..sudahlah tak usah basa-basi ilmu itu adalah MATEMATIKA. Sangat tidak ikhlas sebenarnya, ternyata ilmu yang menggambarkan dengan jelas sebuah keikhlasan ternyata adalah ilmu yang sampai detik ini masih aku anggap sebagai monster dari segala ilmu.

Masih ingatkah kalian dengan sebuah hukum (atau apalah namanya) pembagian dan perkalian sebuah bilangan dengan angka 1 dan 0. Sebuah bilangan sebesar apapun dan sekecil apapun ketika dikalikan atau dibagi dengan angka 1 maka hasilnya adalah bilangan itu sendiri. Dan bilangan sebesar dan sekecil apapun jika dibagi dengan angka 0 hasilnya adalah tak terhingga atau tak terdefinisikan. Analogi tersebut mungkin bisa kita pakai untuk memaknai arti dari sebuah keikhlasan. Angka 0 melambangkan keikhlasan dan angka 1 melambangkan ketidakikhlasan.


Seiring dengan bertambahnya umur maka semakin hafal pula bagamana rasa pahit dan manisnya hidup ini. Melalui pengalaman hidupnya itulah dia akan selalu naik turun antara angka 0 dan angka 1. Ketika seseorang mencapai angka 1 dia akan terlihat sangat sombong dan bahkan mungkin menuhankan dirinya, dia merasa bahwa segala sesuatunya adalah karena dia dan dirinya adalah segalanya. Sedangkan ketika seseorang mencapai angka 0 dia adalah orang yang berhasil mengendalikan hawa nafsunya dan kembali ke fitrahnya. Dia selalu rendah hati dan bersyukur baik ketika dalam kondisi kelebihan ataupun kekurangan.

Mungkin angka akan lebih mudah kita pahami jika membahasnya dengan angka juga. Seseorang yang berada pada angka 1 ketika mendapatkan rejeki Rp 1.000.000, tidak lebih dan tidak kurang itulah uang yang didapatnya. Karena ketika dibagi dengan angka 1, hasilnya tetap 1.000.000, itulah angka keberkahan yang mungkin didapatnya. Sedangkan seseorang yang mencapai angka 0 ketika dia mendapat Rp 1.000.000 atau berapapun itu yang dia dapat, maka nilai keberkahannya adalah tak terhingga. Seseorang yang mencapai angka 0 adalah orang yang telah mencapai kesempurnaan dalam keikhlasannya, sehingga berapapun yang diterimanya akan selalu dapat mencukupinya bahkan masih mampu menolong orang lain. semakin mendekati 0 maka semakin tinggi tingkat keikhlasannya. Jadi misalnya dia berada pada tingkatan 0,4 ketika maka ketika dia mendapat 1.000.000 bisa digambarkan nilai keberkahan uang dia peroleh adalah 1.000.000/0,4= 2.500.000

Hal ini juga berlaku ketika seseorang mendapat masalah atau cobaan. Seseorang yang sepenuhnya ikhlas atau berada pada angka 0, seberat apapun masalah yang dia hadapi jika ikhlas (dikalikan dengan 0) maka nilainya tetap sama dengan 0. Sehingga dia tidak pernah merasakan beban apapun ketika mendapat cobaan seberat apapun. Sedangkan seseorang yang ada pada angka 1 akan merasakan beban yang sama dengan ukuran masalah yang dihadapinya, mungkin dia akan stress, sakit atau putus asa. See?


Dari situ kita bisa belajar bahwa ketika menghadapi masalah sekecil atau sebesar apapun, ikhlaslah. Maka kita tidak akan merasakan apapun atau paling tidak meringankan beban kita. Begitu juga ketika mendapat rejeki, sebesar atau sekecil apapun itu, ikhlaslah. Maka berapapun jumlahnya insya Allah cukup bahkan mungkin lebih.

Manusia itu seperti sebuah PC, bisa di upgrade setinggi apapun yang pemiliknya mau dan itulah yang disebut dengan perubahan. Ketika kita sedang menghadapi suatu masalah yang jauh lebih berat dari biasanya, itu seperti ketika PC yang sedang diupgrade menyesuaikan diri dengan komponen baru yang lebih tinggi. Ketika berhasil melaluinya maka PC tersebut menjadi jauh lebih hebat dari sebelumnya, bisa memainkan game-game terbaru misalnya. Begitu juga dengan kita ketika kita berhasil melalui masalah yang sangat berat tersebut, maka kemampuan kita meningkat sehingga bisa menghadapi masalah yang jauh lebih berat lagi.

Menyenangkan bukan ketika memandang sesuatu dari sisi positifnya? :)

*terima kasih pada teman-teman yang telah meluangkan waktunya menjadi "tong sampah" dan memberikan bebrapa inspirasi baru.

Sabtu, 14 Mei 2011

Sebuah Game Favorit

Bagi laki-laki yang lahir dan besar di era 90an mungkin setuju bahwa video game adalah bagian dari masa kecilnya dan mungkin telah menjadi bagian dalam hidupnya. Coba saja tolong carikan seseorang yang hidup dalam suatu peradaban yang kata orang telah modern, tidak pernah bermain yang namanya video game. Yakinlah entah apapun medianya, dia pasti pernah bermain video game.

Kali ini aku akan sedikit berbagi tentang sebuah game yang aku nobatkan sebagai game legendaris versiku. Yang dimaksud legendaris disini adalah, sebuah game yang sampai kapanpun ketika dimainkan, perasaan yang sama ketika pertama kali memainkannya masih terasa. Game yang akan aku bahas ini adalah game dengan konsol PC sebagai media untuk memainkannya, dan game yang aku bahas ini bukanlah game pertama yang aku mainkan. Mungkin suatu saat akan dibuat postingan mengenai game-game apa saja yang memorable bagiku.






Game tersebut adalah Rise of Nations....

Tong Sampah

by: richardsantoso
Postingan pindahan dari tumblr :

Wah blogspot error coy…jadilah saya menulis untuk postingan ke-13 ini di tumblr. Bukan tumblr baru sih sebenarnya, entah kapan aku bikinya yang jelas kayaknya tahun 2010 kemarin. Niat awal bikin ini sih cuma nyoba aja, selain karena hampir semua situs jejaring sosial, atau apapun yang sempat populer selalu aku coba moticasi dari bikin tumblr ini siapa tau jadi termotivasi nulis, tapi ternyata saya lebih memilih blogspot.

Postingan kali ini bukan tentang maslah tumblr atau blogspot. Tapi kali ini aku mencoba bercerita tentang tong sampah, tapi bukan tong sampah dalam arti sesungguhnya. Secara harafiah tong sampah adalah tempat untuk membuang sampah. Ketika seseorang memiliki barang yang sudah tidak diperlukan atau tidak berguna lagi benda tersebut bisa disebut sampah, dan sebagai orang yang beradab maka ia akan membuang sampahnya ke tong sampah. Lalu bagaimana kalau dia membakarnya atau mendaur ulangnya? ah luweh, sakarepe..

Analogi yang sama juga digunakan untuk aktivitas bercerita tentang masalah atau beban pikirannya, atau yang sering kita kenal dengan istilah curhat. Maka dari itu seseorang yang mendengarkan curhat juga bisa disebut sebagai “Tong Sampah”. Tong sampah karena pada dasarnya hal-hal tersebut bisa disebut sebgai sampah dan siapa sih yang mau menyimpan masalah dan beban pikiran sendirian, maka ketika kita bercerita atau curhat prinsipnya hampir sama dengan membuang sampah.
Membuang sampah dalam pengertian yang sesungguhnya dapat membuat kita lebih bersih, lebih ringan karena tak lagi membawa (beban) sampah. Hal yang sama juga terjadi ketika kita membuang sampah dalam artian curhat. Meski belum tentu mendapat jawaban dari permasalahan kita, tapi setidaknya kita telah mengungkapkan masalah dan beban kita yang biasanya itu paling tidak akan lebih meringankan kita. Karena terkadang seseorang bercerita itu bukan karena ingin mencari solusi, hanya saja dia ingin didengar.

Setidaknya itulah yang aku alami hari ini, menyampah dan menjadi tong sampah. Seperti manusia biasa yang bukan superman, batman, spiderman dan kawan-kawannya, aku juga bisa punya masalah (sering malah). Kadang memang kita bisa menyelesaikan dan meredamnya sendiri, tapi itu kadang bukan selalu. Harus diakui memang dari sesi menyampah tadi sore bersama seorang teman itu tidak menyelesaikan masalah terlepas memang masalah itu bukan masalah yang ada solusinya, tapi setidaknya aku merasa lebih lega. Pertama karena sudah tidak ada beban ketika ditanya “kenapa?”, kedua ya itung-itung kalau aku mati, paling tidak ada yang tahu kenapa. hahaha yang terakhir ini 99% bercanda.

Lalu orang seperti apa yang cocok dijadikan tempat sampah? jawabannya, seseorang yang mau mendengar. Ini wajib karena bagaimana kau akan bercerita pada seseorang yang tidak mau mendengarkanmu? Kemudian seseorang yang menurutmu nyaman untuk diajak nyampah. Karena ketika kau merasa nyaman bercerita dengannya, kau tak merasa takut atau segan untuk bercerita yang sesungguh-sungguhnya. Tidak lucu bukan, ketika mau nyampah tapi malah sibuk terlihat keren demi terjaganya image dan brand kita?. Lalu seseorang yang bisa dipercaya, jelas maksudnya adalah seseorang yang tidak punya motivasi akan menyebarkan sampah-sampahmu ke orang lain karena belum tentu kita mau orang lain tahu apa yang menjadi sampah kita. Selanjutnya adalah seseorang yang bisa memberikan solusi, untuk yang terakhir ini sebenarnya tidak wajib, karena selain mungkin juga lebih susah dicari, belum tentu kita sedang ingin mendengarkan solusi.
Kriteria di atas bukan merupakan suatu kombinasi, tapi kalau bisa menemukan kombinasi tersebut ya baguslah, meski mungkin akan sangat sulit. Jadi carilah “Tong Sampahmu” dan menyampahlah jika ingin meringankan beban pikiranmu, trust me it work :)

Kamis, 12 Mei 2011

Tweetmu Harimaumu

print ad: Matahari Asysyakuur

Twitter itu seperti senjata, berbahaya ketika digunakan dengan sembarangan....
Twitter itu seperti ketika kau berbicara langsung pada sekelompok orang yang mendengarkanmu...
Mulutmu harimaumu juga berlaku di twitter, tweetmu harimaumu...
Kau tahu? ketika tweetmu di retweet, itu berarti tweetmu telah menyebar sampai batas yang tak ditentukan, dan kau sudah tak bisa mengendalikan efeknya lagi...
Tak semua orang berkenan dengan apa yang kau tweet, begitu juga seseorang yang kau mention....
Begitu banyak agenda setting dan isu yang mungkin terpengaruh karena satu tweetmu...
Dan kau tak selamanya tau semua isu dan agenda setting yang sedang berkembang....
Kau juga tak selamanya tahu bagaimana perasaan seseorang yang mungkin berkaitan dengan tweetmu...
Ingat kawan komunikasi bersifat irreversible...

Hati-hati menggunakan twittermu kawan...

Rabu, 11 Mei 2011

Peninggalan Masa Lalu

Siang ini ketika aku kumpul kelompok MPR dan Stratplan, seperti biasa diskusi selalu diselingi dengan obrolan-obrolan iseng. Sampai ketika Matahari kemudian menyinggung masalah postingan surat dari seorang teman yang aku posting beberapa hari yang lalu. Ada satu pertanyaan yang cukup menarik dari matahari, "kok kowe iseh nyimpen toh?" (kok kamu masih menyimpan toh?). Rasanya jadi tergoda untuk menjawab pertanyaan itu, tapi karena tadi obrolan langsung diarahkan ke diskusi tugas lagi maka jawabannya jadi tertunda.

Maka melalui postingan ini aku mencoba menjawab pertanyaan matahari tadi. Sebenarnya pertanyaan matahari itu bisa dijawab dengan sebuah pertanyaan (lho..) "sebenarnya kapan sih aku membuang sesuatu yang aku punya?" dan jawabannya adalah, jarang!. Sejak kecil aku selalu merasa bahwa semua barang itu bisa menyimpan cerita tersendiri, mungkin sekarang barang tersebut adalah sebuah barang yang digunakan sesuai fungsinya, tapi ketika barang tersebut ada di masa yang akan datang barang tersebut jadi memiliki cerita tersendiri. Seolah-olah kita telah membuat suatu cerita terperangkap dalam suatu barang tersebut.

Jadi sejak menyadari hal itulah aku jadi sering merasa sayang membuang barang apapun itu kecuali itu memang harus dibuang atau sudah tidak dibutuhkan lagi. Selain itu kebiasaan ini juga karena pengalaman membuang suatu benda yang aku lupa apa bendanya. Pada waktu itu karena merasa sudah tidak butuh lagi, aku membuangnya tapi beberapa bulan kemudian aku menyesalinya karena ternyata barang yang aku buang sangat dibutuhkan detik itu juga.

Kebiasaan menyimpan barang ini juga ikut terbawa dalam kehidupan berteknologi digital (opo toh?). Di komputerku yang sekarang aku pakai menulis postingan ini masih terdapat file pertamakali aku belajar memakai microsoft word, dan karya pertamaku menggunakan paint. Selain itu juga terdapat ratusan ribu backup SMS dari jaman SMA kelas 2, lalu di inbox email ku pun tak pernah sekalipun aku menhapus email, kecuali spam. Berikut adalah beberapa benda bersejarah itu, tak susah untuk menemukannya karena prinsipnya hampir semuanya ada di tempat dimana terakhir benda itu diletakkan.

Karya Paint Pertamaku





Kartu Ujian Akhir Sekolah (UAS) SD


Daftar Nilai Try Out SMA *terancam tidak lulus*

Hahahaha..untuk yang daftar nilai itu sebenarnya belum terlalu lama (3 tahun yang lalu) tapi sudah seperti kertas jaman perjuangan. Mungkin karena itu kertas buram dan aku pakai sebagai alas mouse komputer (sampai sekarang) karena dulu sengaja aku sembunyikan, karena nilainya yang sangat kacau. Dalam Try out itu aku tidak lulus karena ada nilaiku yang cuma 4.00 untuk pelajaran bahasa inggris, aku ingat sekali waktu itu aku sedang dilanda flu yang sangat parah sehingga konsentrasiku benar-benar nol ketika mengerjakan listening section :(

Mungkin kebiasaan menyimpan barang ini ada beberapa keuntungan seperti yang sudah disebutkan. Tapi kebiasaan ini juga kurang baik juga, selain menyita banyak ruang untuk menyimpan, kebiasaan ini juga beresiko membuat kita selalu berada dalam bayang-bayang masa lalu. Hahaha...tapi untungnya yang terakhir itu sangat jarang terjadi padaku, jadi yaa...aku menikmati kebiasaan ini :)

Selasa, 10 Mei 2011

Keberuntungan Berturut-turut

Sedikit berbagi tentang cerita hari ini, Selasa 10 Mei 2011 yang aku sebut sebagai hari keberuntungan. Kalau diperhatikan sebenarnya setiap hari pada hakikatnya adalah hari keberuntungan karena kita masih diberi kehidupan, kesehatan dan banyak nikmat lainnya. Tapi mungkin terlihat biasa jika itu aku ceritakan dalam postingan ini. Yaa..bukan maksudnya menganggap nikmat dari Allah itu sepele juga lho.

Hari ini adalah hari keberuntungan karena hari ini aku mendapat banyak pemberian dari teman-temanku. Diawali dengan bangun jam 5 pagi, hari ini udaranya cukup dingin dan segar. Meski demikian sejak kecil aku suka udara dingin, udara dingin memiliki kenikmatan sendiri, mungkin begitu aku menggambarkannya. Karena sudah tidak ada beban tugas apapun, aku melanjutkan tidur di kama sambil menunggu jam 9 untuk berangkat kuliah. Sialnya aku baru bangun lagi jam 9, padahal seharusnya jam 9 aku harus sudah berangkat dari rumah mengingat perjalanan rumah ke kampus setidaknya membutuhkan waktu 30 menit. Tapi karena suatu kewajiban dirumah ini, semua yang mau pergi harus sudah makan, maka terpaksa aku makan dulu, kemudian mandi barulah berangkat sekitar pukul 9.15. Untuk yang ini tidak dihitung kesialan karena toh aku tidak keberatan berangkat terlambat hehehehe.

Sampai di kampus ternyata kuliah sudah dimulai dengan presentasi dari kelompoknya Arya, jam menunjukan pukul 9.44. Duduk memperhatikan presentasi dengan mata masih agak berat karena pengaruh angin saat di jalan. Disinilah keberuntungan mulai kelihatan, ternyata hari ini kelompok kami tidak presentasi. Dan di kuliah filkom kali ini aku mendapat sedikit inspirasi dan pencerahan mengenai skripsi nanti hohooho.

Selesai kuliah Doni mengajak beberapa orang termasuk aku untuk makan siang. Setelah semua yang mau diajak siap berangkat, kami semua mulai berangkat menuju suatu rumah makan. Setelah sampai ditempatnya ternyata rumah makan tersebut tutup. Yasudahlah diputuskan untuk makan di SS saja mengingat sudah semakin siang dan ada kuliah jam setengah 1.

Saat makan di SS kami bercerita ngalor ngidul tentang dunia perkampusan komunikasi. Seperti biasa memperbincangkan orang lain adalah topik yang menarik ketika berkumpul bersama-sama. Di tengah pembicaraan tiba-tiba HP ku bergetar tanda ada sms masuk, segera aku lihat SMS itu dan ternyata dari 151. Bagi pengguna Indosat pasti tahu itu pertanda apa, yaa..aku mendapat transfer pulsa dari suatu nomer ketika aku cek, ternyata dari seorang teman SMA. Dan disitu aku ingat bahwa memang dia pernah janji memberi sejumlah hadiah ucapan terima kasih senilai tiket nonton di 21. Karena kesibukan kami yang tak sama maka tiket nonton itu diganti menjadi pulsa. Lumayan lah, tadinya memang aku berniat beli pulsa setelah pulang kuliah ini mengingat sudah mendekati ambang batas.

Setelah selesai makan kami bergegas kembali ke kampus karena sudah jam setengah satu untuk kuliah MPR. Sampai di kampus ternyata mas Sulhan belum datang karena masih ada rapat jurusan. Ketika menunggu di luar kelas sambil mengobrol dengan teman-teman lain, Matahari memanggilku katanya dipanggil bu menejermu. Dalam pikiranku pasti ini masalah produksi iklan, tapi agak janggal juga kalu produksi iklan mengingat mata kuliah tersebut sedang tidak ada tugas. Ternyata setelah ditemui, Nesha memintaku untuk memilih satu diantara dua bungkusan, setelah memilih salah satu dari dua bungkusan itu, dia memberikannya padaku. "Apa ini nesh?" tanyaku heran, "itu mug" jawabnya. "Iya aku tau, tapi mug dalam rangka apa?" setelah diceritakan ternyata itu sebuah bikisan dari Dagadu, sebagai ucapan terima kasih telah membantu kelompok D5 saat pitching minggu lalu.



Hahaha..padahal kalau dipikir-pikir aku justru mengacaukan hasil kerja mereka selama berhari-hari, solusi yang aku kasih pun asal keluar saja dari kepala. Tapi alhamdulillah lah hehehehe...

Mungkin memang tidak terlalu luar biasa keberuntungan hari ini, tapi bukankah ini hal yang patut disyukuri?. Setidaknya hari ini mungkin adalah kebalikan dari hari Rabu lalu yang merupakan hari kesialan berturut-turut. Hmm...besok sudah rabu lagi, semoga besok menjadi rabu yang lebih baik lagi, amin.

Doa Untuk Yang Telah Iseng

Mungkin ada yang berbeda pada blog ini sejak tadi siang. Bukan hilangnya suatu postingan atau desain blog yang berubah, tapi berkurangnya fitur dalam blog ini. Jika sebelumnya kalian menjumpai gadget shoutbox di kolom kedua blog ini, mulai siang tadi fitur tersebut resmi aku cabut.

Alasannya simple, useless. Tapi ada alasan yang memicu mengapa tiba tiba aku hilangkan, ya..karena ada orang iseng yang menyalahgunakan shoutbox tersebut. Sebelumnya mungkin aku tak peduli dengan apa yang tertulis di shoutbox tersebut karena aku menghargai kebebasan berpendapat dan berekspresi orang lain. Tapi atas nama brand management, siang tadi aku resmi mencabutnya. tok..tok..

Sebenarnya dari materi yang ditulis di shoutbox itu pelakunya sangat terbatas sekali. Kemungkinannya adalah orang yang bersangkutan, dan kemungkinan yang lain adalah orang-orang yang tahu tentang orang yang bersangkutan, dan ini sangat terbatas sekali menurutku. Kemungkinan pertama sepertinya harus dihilangkan karena sangat tidak mungkin, dan yang tersisa tinggal kemungkinan kedua yang jumlah orangnya tidak sampai 10 orang.

Tapi yasudahlah aku tidak akan menuduh siapapun orangnya. Aku hanya bisa mendoakan agar orang yang iseng tersebut diberi petunjuk dan diampuni dosanya. Doa yang sangat baik, tapi semua tergantung kehendak Allah. Allah memberi petunjuk hambanya yang "tersesat" dengan berbagai cara, mungkin Allah memberi petunjuk dengan memberiku rejeki yang melimpah, sehingga suatu ketika aku berniat mentraktir teman-temanku yang mungkin juga secara tidak sengaja aku juga mentraktir orang iseng tersebut. Karena telah ditraktir dia jadi sadar ternyata perbuatannya salah lalu dia mengakui perbuatannya dan meminta maaf, alhamdulillah. Tapi Allah juga pernah memberiku petunjuk agar aku selalu berhati-hati di jalan dengan membuatku jatuh ketika mengendarai motor bahkan sampai kuku ku copot. Hmm.. Allah maha adil bukan?

Senin, 09 Mei 2011

Just For My Mom

Jika tanggal 22 Desember seluruh masyarakat Indonesia merayakan hari ibu, maka bagiku hari ibu yang sesungguhnya adalah tanggal 9 Mei. Di tanggal inilah seorang wanita yang telah melahirkanku lahir, itulah kenapa aku menyebut tanggal 9 sebagai hari ibu yang sesungguhnya. Aneh rasanya bagiku menyebut tanggal 22 Desember sebagai hari ibu, dan entah kenapa tanggal tersebut dijadikan hari ibu. Hahaha..tidak penting sebenarnya, karena itu kita tidak akan memperdebatkannya lagi.

Ibu, sosok wanita yang luar biasa bagiku. Terlepas dari dia yang melahirkanku ke dunia ini, ibu adalah wanita pertama yang aku kenal. Dialah yang mengajariku makan, mengajariku bicara, mengajariku berjalan, dialah guru pertamaku. Dialah wanita yang telah memberiku segalanya, rasanya tidak akan pernah cukup dituliskan dalam kata-kata apa saja yang telah dia berikan. Dia memang luar biasa.


Rasanya inigin meneteskan air mata ketika mencoba mengingat bagamana kita menghabiskan waktu bersamanya. Saat dimana aku merengek, menangis minta dibelikan mobil-mobilan dia dengan sabarnya menenangkanku dan membelikan mobil-mobilan itu agar aku senang. Saat pertama kali aku masuk sekolah, dia rela membolos dari kantor untuk mengantarku sekolah dan menungguiku hingga pulang. Saat aku tak bisa mengerjakan PR matematika ku, dia mengajariku dengan sabarnya. Saat dimana aku lemah terbaring ditempat tidur karena sakit, dengan penuh kasih sayang ibu merawatku. Ketika dia melihatku menangis karena kegagalanku, dia selalu berkata "cowok ga boleh nangis, ayo dicoba lagi pasti bisa...". Ketika aku bertengkar dengan adikku, dia selalu meyakinkanku untuk menjadi kakak yang baik. Ketika aku ada masalah, dialah yang paling memahamiku meski aku tak pernah bercerita tentang masalahku. Aaah..hidungku mampet!

Begitu banyak yang dia berikan, tapi rasanya hanya sedikit yang telah aku berikan padanya, mungkin memang takkan bisa melebihi apa yang dia berikan. Rasanya lebih sering aku membuatnya susah, membuatnya marah, membuatnya menangis (mungkin). Yaa..mungkin dia tidak pernah minta balasan apapun, tapi anak macam apa yang sampai hati melupakan apa yang telah ia berikan.

Satu hal yang pernah dia katakan, bahwa ibu hanya ingin apa yang anaknya cita-citakan tercapai, menjadi seseorang yang berguna dan dapat dibanggakan. Ahh..air mata ini rasanya tak bisa dihentikan. Dia pernah bercerita tentang cita-citaku waktu masih kecil. Waktu itu ketika kami sekeluarga, aku, bapak dan ibu pergi kerumah nenek di jalan aku bertanya pada ibu,

Aku: "bu..itu gedung apa kok gede banget?"
Ibu: "oh..itu gedung sekolah"
Aku: "sekolah ki opo?"
Ibu: "sekolah ki tempatnya orang-orang pinter"
Aku: "aku besok sekolah disitu ya bu, aku kan pinter"
Ibu: "iyo, nek ari pinter besok bisa sekolah disitu"
Aku: "aku besok pinter kok, aku sekolah disitu"

Yaa..paling tidak sekarang aku bisa membuktikan janjiku waktu itu. Meski bukan bersekolah di gedung yang waktu itu aku lihat (GSP), tapi aku kini bersekolah di universitas dimana gedung itu berada.
Mungkin belum banyak yang bisa aku berikan dan aku banggakan untuk ibu, yaa..tapi aku selalu berusaha memenuhi semua janjiku dan cita-citaku, seperti yang selalu ibu pesankan. Happy birtday my mom, thanks for everything :)