Senin, 09 Mei 2011

Just For My Mom

Jika tanggal 22 Desember seluruh masyarakat Indonesia merayakan hari ibu, maka bagiku hari ibu yang sesungguhnya adalah tanggal 9 Mei. Di tanggal inilah seorang wanita yang telah melahirkanku lahir, itulah kenapa aku menyebut tanggal 9 sebagai hari ibu yang sesungguhnya. Aneh rasanya bagiku menyebut tanggal 22 Desember sebagai hari ibu, dan entah kenapa tanggal tersebut dijadikan hari ibu. Hahaha..tidak penting sebenarnya, karena itu kita tidak akan memperdebatkannya lagi.

Ibu, sosok wanita yang luar biasa bagiku. Terlepas dari dia yang melahirkanku ke dunia ini, ibu adalah wanita pertama yang aku kenal. Dialah yang mengajariku makan, mengajariku bicara, mengajariku berjalan, dialah guru pertamaku. Dialah wanita yang telah memberiku segalanya, rasanya tidak akan pernah cukup dituliskan dalam kata-kata apa saja yang telah dia berikan. Dia memang luar biasa.


Rasanya inigin meneteskan air mata ketika mencoba mengingat bagamana kita menghabiskan waktu bersamanya. Saat dimana aku merengek, menangis minta dibelikan mobil-mobilan dia dengan sabarnya menenangkanku dan membelikan mobil-mobilan itu agar aku senang. Saat pertama kali aku masuk sekolah, dia rela membolos dari kantor untuk mengantarku sekolah dan menungguiku hingga pulang. Saat aku tak bisa mengerjakan PR matematika ku, dia mengajariku dengan sabarnya. Saat dimana aku lemah terbaring ditempat tidur karena sakit, dengan penuh kasih sayang ibu merawatku. Ketika dia melihatku menangis karena kegagalanku, dia selalu berkata "cowok ga boleh nangis, ayo dicoba lagi pasti bisa...". Ketika aku bertengkar dengan adikku, dia selalu meyakinkanku untuk menjadi kakak yang baik. Ketika aku ada masalah, dialah yang paling memahamiku meski aku tak pernah bercerita tentang masalahku. Aaah..hidungku mampet!

Begitu banyak yang dia berikan, tapi rasanya hanya sedikit yang telah aku berikan padanya, mungkin memang takkan bisa melebihi apa yang dia berikan. Rasanya lebih sering aku membuatnya susah, membuatnya marah, membuatnya menangis (mungkin). Yaa..mungkin dia tidak pernah minta balasan apapun, tapi anak macam apa yang sampai hati melupakan apa yang telah ia berikan.

Satu hal yang pernah dia katakan, bahwa ibu hanya ingin apa yang anaknya cita-citakan tercapai, menjadi seseorang yang berguna dan dapat dibanggakan. Ahh..air mata ini rasanya tak bisa dihentikan. Dia pernah bercerita tentang cita-citaku waktu masih kecil. Waktu itu ketika kami sekeluarga, aku, bapak dan ibu pergi kerumah nenek di jalan aku bertanya pada ibu,

Aku: "bu..itu gedung apa kok gede banget?"
Ibu: "oh..itu gedung sekolah"
Aku: "sekolah ki opo?"
Ibu: "sekolah ki tempatnya orang-orang pinter"
Aku: "aku besok sekolah disitu ya bu, aku kan pinter"
Ibu: "iyo, nek ari pinter besok bisa sekolah disitu"
Aku: "aku besok pinter kok, aku sekolah disitu"

Yaa..paling tidak sekarang aku bisa membuktikan janjiku waktu itu. Meski bukan bersekolah di gedung yang waktu itu aku lihat (GSP), tapi aku kini bersekolah di universitas dimana gedung itu berada.
Mungkin belum banyak yang bisa aku berikan dan aku banggakan untuk ibu, yaa..tapi aku selalu berusaha memenuhi semua janjiku dan cita-citaku, seperti yang selalu ibu pesankan. Happy birtday my mom, thanks for everything :)

0 comments:

Posting Komentar