Selasa, 24 Mei 2011

5 Kemampuan Yang Sangat Dibutuhkan

Di dunia ini tidak ada manusia yang sama persis dan tidak ada manusia yang benar-benar sempurna. Setiap manusia pasti memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Ketika seseorang kurang disuatu bidang, pasti dia mempunyai kelebihan di bidang yang lain begitu juga sebaliknya. Misalnya saja seseorang yang tidak pandai berbicara tapi ternyata dia begitu pandai menulis atau pandai dalam komunikasi visual. Seseorang yang ahli di bidang riset tapi ternyata dia sangat kurang di bidang kreatif.

Tapi kadang kita sering berpikir kalau saja memiliki kemampuan tertentu mungkin kita bisa lebih baik. Misalnya saja seorang yang ahli dalam hal copywriting mungkin akan lebih sempurna ketika dia juga ahli dalam hal art directing. Tapi seringkali hal itu hanyalah sebatas angan-angan saja, sulit sekali untuk dilakukan karena mungkin kemampuan kita memang bukan disitu. Mungkin disitulah mengapa kita sesama manusia diciptakan berbeda-beda, karena kita memang harus saling bekerjasama. Kalau disuruh berandai-andai, mungkin ada beberapa kemampuan yang ingin saya miliki dimana kemampuan yang saya sebutkan mungkin adalah hasil dari review permasalahan yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Mungkin sebenarnya urutan disini bukanlah menunjukkan sebuah prioritas dan sebenarnya semuanya setara.

1. Telaten
Entah pemilihan kata telaten benar atau tidak, tapi maksudku ingin menjawab permasalahanku yang cepat bosan. Cepat bosan disini lebih pada ketika mencoba mempelajari sesuatu kemudian cepat bosan padahal belum sampai pada tingkatan yang disebut AHLI tapi baru sebatas BISA. Mungkin itu masih mending daripada baru sebatas TAHU sudah berhenti. Hal ini aku alami sejak kecil, waktu itu aku ingin punya hobi berkebun, tapi beberapa bulan kemudian berhenti karena bosan. Lalu pernah juga waktu awal SMP mencoba belajar elektronika tapi lama-lama bosan juga. Selanjutnya dibidang komputer, dulu aku pernah mencoba web programing, software programing, animasi flash, photoshop, tapi semuanya berhenti ditengah jalan karena merasa sudah bosan. Mungkin beberapa berhasil cukup telaten tapi itupun karena memang diharusnkan untuk mempelajarinya dan harus bisa. Jadi ketika mempunyai kemampuan untuk telaten, mungkin aku bisa lebih fokus dalam belajar.

2. Tidak Menunda Pekerjaan
Aku tidak menemukan kata yang cukup simple untuk menyebutkan kemampuan ini. Mungkin menunda pekerjaan sebenarnya sebuah penyakit yang melanda banyak anak muda jaman sekarang. Ketika mendapat sebuah tugas atau pekerjaan, kita seringkali lebih memilih untuk santai-santai dulu baru kemudian mengerjakannya setelah dekat deadline. Dengan alasan belum dapat ide, belum mood, dan semacamnya. Meski aku sering juga beralasan demikian, tapi menurutku sebenarnya ini hanyalah masalah kebiasaan. Seperti halnya dengan penyakit, sebenarnya tak ada penyakit yang tidak bisa diobati, dan bukan tidak mungkin penyakit menunda pekerjaan bisa diobati. Bukankah ketika kita tidak menunda mengerjakan sesuatu, mungkin kita bisa lebih teliti mengerjakannya dan mungkin banyak waktu sisa yang bisa digunakan kalau harus ada perbaikan misalnya. Dan ketika kita menunda pekerjaan kadang berakibat menumpuknya pekerjaan, dan ketika menumpuknya semakin parah, akhirnya ada satu yang harus dikorbankan untuk tidak dikerjakan.

3. Menyuruh Orang
Menyuruh orang disini sebenarnya lebih pada meminta tolong pada orang lain untuk membantu kita menyelesaikan pekerjaan kita. Keinginanku memiliki kemampuan ini sebenarnya dari kebiasaanku yang selalu mengerjakan sendi semua tugas yang diberikan padaku, padahal sebenarnya tugas itu bisa dibagi pada partner kerja yang lain agar lebih ringan. Tapi mungkin karena kadang aku merasa kurang percaya atau kurang puas kalau tidak dikerjakan sendiri jadinya lama-kelamaan aku jadi agak tidak tega ketika harus meminta tolong orang lain untuk membantu. Lalu keinginan ini juga terinspirasi dari seorang senior saya benama Awe yang dia mempunyai semacam kemampuan utnuk menyuruh orang, yang sebenarnya nyaris memiliki arti yang sesungguhnya (bukan meminta tolong). Padahal kalu dipikir-pikir orang yang disuruh itu aku yakin sebenarnya tidak selo, tapi oran itu pasti mau dan benar-benar dikerjakan.

4. Menolak
Mungkin kemampuan ini ada hubungannya dengan kemampuan nomor 3. Kemampuan menolak disini lebih spesifiknya kemampuan menolak permintaan. Kita semua mungkin sepakat bahwa menolong orang adalah hal yang baik, tapi ketika kita tidak memperhitungkan kemampuan kita, justru kita menjadi kerepotan sendiri. Nah disinilah masalah yang sering aku alami, terkadang aku sering merasa tidak enak ketika harus menolak saat dimintai tolong. Padahal aku juga belum tentu bisa, bisa dalam artian yang sesungguhnya dan bisa dalam artian waktu. Mungkin ada sisi positifnya ketika kita dimintai tolong tapi sebenarnya kita tidak bisa, dan kita tidak enak menolaknya, kita menjadi termotivasi untuk menjadi bisa. Tapi sepertinya lebih sering merugikan sih, sifat tidak bisa menolak itu.

5. Multitasking
Multitasking atau bisa mengerjakan banyak hal dalam waktu yang relatif bersamaan, adalah kemampuan yang benar-benar aku inginkan. Hal ini berawal dari pengalamanku yang hanya bisa fokus mengerjakan satu pekerjaan (atau dua maklsimal). Ketika aku mendapat banyak tugas yang harus dikerjakan bersamaan, sudah menjadi jaminan yang terselesaikan pasti cuma satu. Atau paling tidak yang terselesaikan dengan baik ya cuma satu, yang lain mungkin juga terselesaikan tapi menjadi kurang memuaskan. Mungkin selain multitasking juga butuh multithinking karena seringkali ketika fokus memikirkan satu hal, maka hal yang lain menjadi tidak aku sadari atau lepas dari pemikiranku. Ahh..entahlah aku tak bisa banyak berkata-kata tentang kemampuan ini, karena menurutku kemampuan ini sangat luar biasa. Kalau ibarat komputer, kemampuan multitasking adalah seperti komputer yang memiliki prosesor dua core atau mungkin quad core.

0 comments:

Posting Komentar