Rasanya tidak mungkin kalian yang membaca postingan blog ini tidak mempunyai kenangan saat SD. Semua pasti mengalami masa SD, masa dimana kita mulai dikenalkan dengan konsep sekolah dan pendidikan formal. Ketika kita sudah dikenalkan dengan konsep tanggung jawab, tugas, dan dinamika anak sekolahan lainnya. Meski demikian naluri kita pada masa itu adalah naluri anak-anak yang suka bermain.
Selama 6 tahun kita bersekolah di SD pasti banyak kenangan tak terlupakan. Kenangan bermain bersama teman, bersepeda, main kartu, dimarahi guru, menangis karena dijahili, atau mungkin jatuh cinta? *ups*. Rasanya asyik ketika kita bercerita kenangan dimasa dimana kita belum benar-benar tahun mana yang benar mana yang salah dan mana yang memalukan, semuanya sebenarnya masih polos hahahaha...
Pada postingan kali ini aku akan sedikit membuka suatu cerita yang dulunya menjadi semacam rahasia. Aku pikir ini tidak akan menjadi sesuatu yang berbahaya dan menjadi ancaman ketika cerita ini dibuka karena toh ini sudah sangat lama, lebih dari 12 tahun yang lalu. Dan tidak akan berdampak signifikan pada berbagai kepentingan dan peta politik masa kini hahahaha. Toh negara sebesar Amerika, setiap 30 tahun selalu mempublikasikan dokumen rahasianya. Jadi beruntunglah bagi yang sempat membaca postingan ini karena bisa sedikit tahu sisi lain dari kehidupan seorang Arie :)
Cerita yang akan aku buka berkaitan dengan kisah asmara (halah) seorang Arie ketika duduk di bangku Sekolah Dasar. Waktu itu aku kelas 6 SD yang sedang menjalani detik-detik terakhir duduk di bangku SD. Aku pun juga heran kenapa waktu itu anak SD yang berusia 12 tahun sudah tahu yang namanya cinta-cintaan (mari salahkan sinetron) hahaha. Cerita ini dimulai ketika aku mendapat sepucuk surat dari seorang gadis yang dititipkan pada temanku.
Gadis itu adalah teman sekelasku di kelas B dari kelas 1 sampai 6, yang harus aku akui aku sangan simpati padanya karena dia gadis yang pintar dan cukup manis hahaha. dari kelas 1-3 kami sering rangking 3 besar, meski aku tak pernah sekalipun mencapai rangking 1, tapi dia tak pernah bisa mengalahkanku dalam urusan rangking kelas. Tapi kedudukan berubah ketika mulai menginjak kelas 4, jadi aku yang tak pernah bisa mengalahkannya hahahaha....
Kembali ke surat tadi, ketika surat itu sudah berpindah ke tangan, perasaan jadi tidak karuan. Tadinya mau aku baca dirumah saja karena berbagai alasan, yang salah satunya takut juga hahaha. Tapi temanku yang dititipi tadi membujukku untuk segera membukannya saja. Yasudahlah, toh aku juga ingin segera tahu isinya apa. Kira-kira isinya begini....
Karena aku belum minta izin pada yang bersangkutan, rasanya tidak etis kalau harus mempublikasikan namanya hahahaha. Lalu bagaimana kelanjutan ceritanya? hahahaha...sejujurnya saat itu tak terbayang harus sampai kesitu rasa simpatiku berlanjut, tapi ya apa salahnya juga hahahaha. Yaaa..Setidaknya cerita terus berlanjut hingga ijasah SD diterima, meski kita melanjutkan di SMP yang sama tapi kita memilih untuk tidak melanjutkan ceritanya :D
*ditulis dengan sedikit agak geli dan heran dengan bahasa yang ada di surat, jangan ditertawakan karena itu adalah tulisan anak SD, tapi boleh heran karena itu tulisan anak SD :D
0 comments:
Posting Komentar