Sabtu, 19 Mei 2012

Playground vs Reality

Sore ini ketika mengendarai motor melintasi perbatasan antara Bantul dan Yogyakarta, terpikir sesuatu yang sebelumnya tidak pernah diperhatikan. Seperti halnya melintasi batas suatu daerah tadi, kehiduupan kita sebenarnya juga terbagi dalam dua zona. Saya menyebut zona ini zona tempat bermain dan zona realita.
Zona tempat bermain atau bahasa mainstreamnya playground, adalah zona dimana kita merasa aman dan merasa bebas melakukan apapun tanpa takut akan tuntutan-tuntutan dan kewajiban yang akan menekan kita. Ketika kita suka menggambar maka kita akan menggambar, kita suka menulis kita akan menulis, ketika kita suka menyanyi kita akan menyanyi begitu saja sesuka kita. Berbeda dengan zona realita atau reality, kita tidak sebebas di zona playground. Kita harus memikirkan mana yang sebaiknya dilakukan dan mana yang sebaiknya tidak kita lakukan. Kita tidak bisa hidup untuk kesenangan kita sendiri. Kita melakukan sesuatu karena kita diminta melakukannya. Kita melakukan sesuatu maka kita harus mempertanggungjawabkannya.
Setiap orang pasti akan melalui dua zona ini. Dan pada saatnya nanti seseorang yang telah berada di zona playground pasti akan melangkah ke zona reality. Kita pasti akan berpindah, kepindahan tersebut terjadi ketika kita telah menyelesaikan satu level atau suatu kewajiban. dari level ke level intensitasnya semakin memudar, hingga pada saatnya sampailah pada perbattasan antara playground dan reality. Beberapa orang mungkin bisa mengubah zona reality menjadi sama menyenangkannya dengan zona playground, bahkan dia menghadirkan playground ditengah-tengah reality. Apakah semua orang bisa?

0 comments:

Posting Komentar