Diantara generasi yang menjalani masa kecil di era 90an pasti tahu siapa Doraemon. Sebuah film kartun tentang robot kucing yang dikirim dari abad 22 ke masa lalu untuk menolong Nobita dalam mengatasi berbagai permasalahan hidupnya. Doraemon menolong Nobita dengan berbagai peralatan-peralatan ajaib dari masa depan yang dikeluarkan dari kantong ajaibnya. Meski permasalah disetiap episode sama, biasanya nobita dikerjain teman-temannya Giant dan Suneo, dimarahi ibunya, atau ada PR yang tidak bisa dikerjakan, tapi sepertinya tidak membuat bosan untuk tetap menonton Doraemon. Ceritanya yang simple dan mudah dipahami membuatnya disukai anak-anak.
Bicara soal film kartun Doraemon, semua anak-anak di masa itu pasti menantikan datangnya hari minggu untuk menyaksikan Doraemon pukul 08.00 di RCTI, setelah selama 6 hari beraktifitas di sekolah. Bisa dibilang Doraemon adalah salah satu puncak acara dari serangkaian film kartun lainnya yang ditanyangkan di stasiun TV yang sama atau stasiun TV lainnya.
Nah, yang membedakan Doraemon yang sekarang dengan yang dulu adalah film-film kartun sebelum dan sesudahnya. Di masa itu film kartun di hari minggu pagi bagaikan rangkaian gerbong panjang sebuah kereta api. Ketika satu film kartu selesai, masih ada film kartun lain di channel lain atau bahkan di channel yang sama, dimulai dari jam 06.30 sampai sekitar pukul 12.00. Ketika Doraemon sudah dimulai, rasanya hari minggu benar-benar sudah dimulai dan ketika film kartun paling siang berakhir (biasanya di Indosiar) rasanya hari minggu sudah berakhir dan kemudian ingat lagi bahwa besok harus upacara bendera dan sekolah lagi.
Dragon Ball |
Digimon |
Let's and Go |
Benar-benar merindukan perasaan seperti itu. Meski demikian bukan berarti harus mengalami hal-hal yang sama. Mungkin hanya merasa kasihan dengan anak-anak generasi sekarang yang kekurangan tontonan di minggu pagi yang sesuai dengan dunianya diumur mereka sekarang. Ketika Doraemon selesai, setelah itu tidak ada lagi film kartun atau tontonan yang sesuai untuk anak-anak, kalaupun ada itupun hanya sedikit tidak sebanyak film kartun dimasa itu.
Entah mungkin dunia anak-anak sekarang sudah berubah dengan sendirinya atau berubah karena mereka dikonstruksi agar menyukai acara-acara seperti itu. Sepertinya sama saja dengan berbagai permasalahan masyarakat kita saat ini dimana uang yang bicara. Mungkin mereka (stasiun TV) memiliki pendapat bahwa acara-acara yang sekarang ini sering mereka tayang kan lebih cepat mendapatkan keuntungan dari iklan, mengingat target audience primernya adalah pembeli yang potensial atau dengan kata lain pembeli yang bisa membeli. Entahlah...
0 comments:
Posting Komentar