Minggu, 19 Mei 2013

Terjun dan Berseluncur

Secara default saya tidak suka olah raga. Berkeringat, kepanasan, dan kehabisan nafas adalah sebuah kombinasi paling tidak oke menurut saya, padahal ketiga hal tersebut sangat dekat dengan olah raga. Ketika sekolah sejak bangku sekolah dasar saya sudah tidak suka olahraga. Selain matematika, pelajaran olahraga adalah pelajaran yang rasanya seperti sedang menjalani hukuman, satu jam serasa satu hari.

Meski demikian ada beberapa olahraga di sekolah yang saya cukup enjoy menjalaninya, senam lantai dan berenang. Senam lantai tidak perlu mengeluarkan banyak energi dan banyak gerak, saya sangat percaya diri ketika gerakan roll depan/belakang, dan meroda. Bahkan dulu salto pun saya bisa, entah sekarang. Sedangkan berenang karena tidak terasa capek dan berkeringat ketika menjalaninya, meski saya hanya bisa 2 gaya, berenang adalah olahraga yang menyenangkan.

Saya memang tidak suka olahraga tapi bukan berarti saya tidak suka aktifitas luar ruangan. Saya suka jalan-jalan, saya suka tracking atau naik gunung, saya juga suka naik sepeda. Yang tidak saya suka hanyalah konsep mencari keringat dengan melakukan suatu aktifitas. Saya suka jalan-jalan karena saya suka mengunjungi tempat-tempat baru, saya suka tracking atau naik gunung karena saya suka melihat pemandangan yang indah, begitupun dengan bersepeda.

Dan meski saya tidak suka olahraga, bukan berarti saya tidak tertarik mencoba suatu olahraga. Belakangan ini saya tertarik untuk mencoba suatu olahraga ekstrem bernama Skydiving. Skydiving atau terjun payung adalah olahraga udara yang kegiatanya menjatuhkan diri ke bumi dari suatu ketinggian tertentu (biasanya menggunakan pesawat) dan memperlambat jatuhnya tubuh menggunakan parasut. Saya tertarik dengan olahraga ini ketika melihat aksi fenomenal Felix Baumgartner yang melakukan Skydivie dari lapisan stratosfer dalam campaign Red Bull beberapa waktu yang lalu. Selanjutnya saya selalu menjumpai olahraga ini di beberapa acara TV.
Felix Baumgartner bersiap meloncat

Meloncat dari ketinggian sekian ribu meter dari permukaan bumi sepertinya merupakan kenikmatan yang luar biasa. Momen-momen dimana kita merasakan melayang di udara. merasakan tarikan gravitasi, merasakan hembusan kencang udara, dan berteriak sekencang-kencangnya, huah sepertinya sebuah hal yang susah didefinisikan bahagianya.

Skydiving
Sayangnya di Jogja sendiri belum ada fasilitas untuk olahraga ini. Di Indonesia pun masih sangat jarang. Kalaupun ada biayanya juga lumayan mahal. Tapi meski demikian Skydiving adalah salah satu wishlist saya sebelum berusia 30 tahun, semoga saja segera terwujud.
Ski

Selain Skydiving ada satu olahraga lagi yang ingin saya coba, Ski. Dingin, meluncur dan cepat sungguh perpaduan yang sempurna :)

1 comments:

Matahari mengatakan...

ya udah rie main skateboard aja yuuk...sama-sama berseluncur kok :p

Posting Komentar