Kamis, 23 Mei 2013

How to Learn Anything

Siang tadi ketika sampai di kampus, seperti biasa dengan reflek saya langsung melihat handphone. Notifikasi, twitter, path, instagram, SMS, email, apapun. Ada satu link youtube yang dishare Sinsko melalui twitter yang menarik perhatian saya. Karena koneksi internet yang agak payah, saya menambahkannya dalam watch later playlist. Dan sore ini ketika teringat dan menemukan kembali koneksi internet yang memadai, saya buka kembali video itu.



The First 20 Hours - How to Learn Anything, sebuah video presentasi TEDx yang dibawakan oleh Josh Kaufman. Seperti judulnya, video ini berisi tentang trik bagaimana mempelajari apapun. Mungkin lebih tepatnya mempelajari hal baru dengan waktu yang relatif lebih cepat.

Dalam presentasinya Josh mengemukakan bahwa rata-rata orang membutuhkan waktu sekitar 10.000 jam untuk bisa menguasai 1 hal. Sepuluh ribu jam jika dikonversi dalam angka tahun, kurang lebih sama dengan 1,14 tahun nonstop. Kurang lebih sama dengan kuliah 1 jam sehari selama 3 tahun, barulah kita bisa menjadi ahli dalam satu hal.

"Ahli dalam satu hal" berbeda dengan "bisa dalam satu hal". Ahli berarti menguasai dari A-Z tentang suatu hal, sedangkan "bisa" berarti mengetahui sebagian dari A-Z. Padahal tidak semua orang butuh untuk menjadi ahli. Dan sebenarnya hanya dibutuhkan waktu sekitar 20 jam untuk bisa satu hal.

Ada 4 langkah mudah untuk mempercepat proses mempelajari skill baru yang dikemukakan Josh Kaufman. Langkah pertama adalah Deconstruct the skill. Maksudnya adalah memecah-mecah apa yang akan kita pelajari menjadi bagian-bagian kecil, dan memilih bagian mana yang benar-benar kita butuhkan untuk menjadi bisa. Misal, kita ingin bisa menggunakan Photoshop. Ada banyak hal yang bisa kita lalukukan menggunakan Photoshop, retouch foto, membuat poster, manipulasi gambar, Digital Imaging dan sebagainya. Sebagai orang awam dan tidak bekerja di production house, kita tentu tidak membutuhkan kemampuan manipulasi gambar dan digital imaging untuk bisa memotong foto kita menjadi persegi.

Langkah kedua adalah Learn enough to self-correct. Tidak perlu menunggu sampai kita selesai mempelajari satu hal untuk berlatih. Berlatihlah sesegera mungkin dengan hal-hal kecil, sehingga jika salah bisa segera melakukan koreksi. Ketika kita belajar bermain basket tidak perlu menunggu sampai kita selesai mempelajari semua teknik bermain basket baru kita mulai berlatih. Selesai belajar bagaimana mendribble bola segera praktekkan.

Langkah ketiga adalah Remove practice barrier. Ketika kita sedang mempelajari sesuatu usahakan meminimalisasi distraksi-distraksi yang dapat mengganggu fokus kita dalam mempelajari satu hal. Semakin bersih dari distraksi, semakin mudah ilmu yang masuk dan semakin cepat kita menjadi bisa.

Kemudian langkah keempat adalah Practice at least 20 hours. Luangkan waktu setidaknya 20 jam untuk benar-benar melatih apa yang telah kita pelajari. 20 jam itu sama juga dengan 1 jam sehari selama 20 hari. Tidak perlu banyak-banyak asal benar-benar fokus berlatih.

Menariknya, menurut Josh Kaufman halangan utama ketika mempelajari hal baru bukanlah faktor intelektual yang kita miliki, tapi faktor emosional. Kebanyakan dari kita sudah merasa takut tidak bisa dan merasa bodoh sebelum mulai belajar. Padahal ketika kita sudah merasa bodoh dan tidak bisa, kita kemudian menjadi enggan untuk memulai apalagi terus berlatih.

0 comments:

Posting Komentar