Senin, 03 Juni 2013

Sendirian Kenapa Tidak?

Sore ini sepulang dari kampus saya mampir ke sebuah cafe di daerah Sagan. Kedatangan saya ke cafe tersebut dalam rangka memenuhi janji untuk bertemu dengan seseorang. Sebelum menuju TKP, perasaan tidak enak dan tidak nyaman menghantui keberangkatan saya. Pasalnya battery handphone saya sudah menunjukkan angka 2% dan saya tidak membawa charger ataupun powerbank. Tidak nyaman karena saya hampir bisa memastikan saya pasti datang duluan dan akan menunggu sekitar 15 menit. Dan ramalan saya benar-benar menjadi kenyataan, halah.

Begitu sampai tempatnya saya segera mencari tempat untuk duduk. Tak disangka saya bertemu seorang teman yang hendak meninggalkan tempat itu. Karena lumayan lama tidak bertemu kami melanjutkan sapaan ke sebuah obrolan kecil menanyakan kabar dan bla bla bla. Sampai obrolan tersebut berujung pada sebuah pertanyaan yang dilemparkan oleh teman saya, "kok dewean je? koyo wong ilang wae (kok sendirian? kayak orang ilang aja)" dengan jujur saya jawab kalau mau ketemu orang, lalu obrolan berakhir ketika teman saya berpamitan.

Pertanyaan "kok dewean je? koyo wong ilang wae" sering sekali saya dapati ketika pergi ke suatu tempat dan bertemu dengan orang yang saya kenal. Meski saya tahu dalam beberapa konteks seperti kejadian tadi pertanyaan "kok dewean je? koyo wong ilang wae" adalah pertanyaan basa-basi, dan tanpa tendensi apapun. Tapi ada beberapa momen atau konteks tertentu dimana pertanyaan itu dibarengi dengan rasa heran, merasa aneh, atau memang ada tendensi tertentu. Nah, itu yang kadang membuat saya bertanya-tanya, memangnya kenapa sih kalau pergi sendirian?

Ketika di sekolah dulu entah pelajaran KWN atau Sosiologi, sering dijelaskan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Manusia adalah mkhluk yang secara naluri senang bergaul dan hidup bersama dengan manusia lainnya. Manusia tidak bisa bertahan hidup secara seutuhnya hanya dengan mengandalkan dirinya sendiri, begitu kata Plato (atau Aristoteles ya?). Sehingga memang secara alami orang akan merasa "aneh" ketika melihat seseorang manusia lain sendirian. Jadi jangan buru-buru menyalahkan mereka juga yang mempertanyakan pertanyaan tadi, "kok dewean je? koyo wong ilang wae".

Tapi manusia juga disebut makhluk individu, sebuah organisme yang hidup berdiri sendiri, bersifat bebas dan tidak mempunyai keterikatan organik dengan manusia lain. Sehingga dengan demikian manusia juga punya naluri dan otoritas untuk hidup sesuai dengan kehendaknya sendiri. Seseorang adakalanya juga ingin beraktivitas sebagai individu sendirian tanpa ada keterikatan dengan orang lain, contohnya saja keteki melakukan ritual pagi, apa iya kita harus mengajak orang lain untuk turut serta ikut melaksanakan ritual tersebut?



Menurut saya seseorang kadang melakukan sesuatu sendirian karena memang sedang ingin sendiri, menikmati waktunya sendiri, tapa keterikatan dengan orang lain, memikirkan sesuatu karena sering kita tidak pernah benar-benar memikirkan sesuatu ketika bersama orang lain, berkomunikasi dengan dirinya sendiri atau karena aktifitas itu akan lebih bermakna atau lebih enak kalau dilakukan sendirian. Meski harus diakui seringkali sendirian juga karena terpaksa, karena memang tidak ada orang lain yang bisa diajak.

Menonton film di bioskop adalah salah satu aktifitas yang menurut saya akan lebih nyaman jika dilakukan sendirian. Hmm mungkin tidak hanya saya yang berpikiran begitu, beberapa orang yang pernah menonton film di bioskop sendirian pasti setuju dengan pendapat saya. Menonton sendirian meminimalkan hal-hal yang berpotensi menjadi distraksi saat menikmati sebuah film. Misal saja, ketika menonton bersama-sama tidak jarang teman kita berkomentar atau menanyakan sesuatu yang kita sendiri juga belum tahu, pada akhirnya konsentrasi kita terbagi. Hal tidak mengenakan nonton sendirian mungkin hanyalah ketika harus mengantri dan menunggu lama.

Pergi ke toko buku juga kadang lebih enak kalau pergi sendirian. Dengan pergi sendiri kita lebih nyaman membaca-baca buku apa yang akan kita beli, atau mungkin sekedar melihat-lihat. Ketika pergi bersama orang lain, mungkin akan ada perbedaan kepentingan yang kadan berpotensi mengundang perpecahan, halah. Aktifitas lain seperti travelling juga sebelas dua belas dengan pergi ke toko buku, kalau kepentingan masing-masing individu terlalu berbeda, tidak jarang pasti akan terjadi perpecahan.

Meski saya tidak masalah melakukan apa-apa sendirian, saya tetap lebih memilih bersama-sama jika memang bisa dilakukan bersama-sama. Ketika melakukan aktifitas bersama-sama, memang tujuan utamanya bukan mencari "kepuasan" yang sempurna seperti yang dimaksud di atas, tapi hal-hal lain yang ditimbulkan karena adanya aktifitas bersama. Seperti pertukaran informasi, pengalaman, kebersamaan, dan memory. Hal-hal tersebut kadang tidak diperoleh ketika melakukan aktifitas secara sendirian.

Jadi ketika seseorang melakukan sesuatu atau pergi ke suatu tempat sendiran, jangan buru-buru menilai orang tersebut aneh atau kesepian. Bisa jadi memang dia sedang memanjakan dirinya menikmati dan menghabiskan waktu yang ada sendirian. Atau bisa juga merupakan perwujudan kemandirian dan independenitas karena tidak bergantung dengan orang lain. Tapi jika dia sendirian dan terlihat bingung, toleh kanan toleh kiri bisa jadi dia sedang tersesat.



0 comments:

Posting Komentar