Kamis, 11 November 2010

Pilih dan Korbankan Pilihan yang Lain

"SELO* sekali saya sekarang" mungkin begitulah kira-kira gambaran pagi ini. Alhamdulillah masih diberi kesempatan untuk melanjutkan hidup, setelah bangun dari tidur yang sebenarnya bisa dibilang salah satu tidur terburuk yang mungkin disebabkan karena ada sedikit masalah yang hampir membuat saya khilaf -_-
Selo, yaah..akhirnya saya bisa menikmati kata itu. Setelah apa yang dialami di bulan Oktober kemarin, selo seolah menjadi barang mewah yang akhirnya terbeli juga dengan berbagai pengorbanan.
Oktober 2010 mungkin akan menjadi salah satu bulan bersejarah dalam hidup ini. Setelah berhasil melalui semester 4 yang wow luar biasa, menikmati liburan yang seru, aku pikir baru akan menemui kesibukan maha dahsyat paling cepat tahun depan. Tapi siapa yang bakal menyangka kalau kesibukan itu datang sebulan setelah semester 5 dimulai, semester dimana semula diniatkan akan benar-benar digunakan untuk berkarya dan menuntut ilmu (tadinya).
Di bulan itu (Oktober) semua event dan proker dikebut karena sempat tertuda oleh Ramadhan dan Idul Fitri. Semua sumberdaya dikerahkan untuk itu, akibatnya segelintir mahasiswa mengalami ketidakseloan. Entah hebat atau bodoh, saya ikut terseret dihampir semua kesibukan itu. Mulai dari mengumpulkan semua jatah presentasi kelompok di awal semester, tugas kuliah yang terus menerus datang, berorganisasi, mencari Rupiah, menyelesaiakan masalah masa lalu, membantu sebuah acara tahunan di Universitas, ikut Pinasthika, jadi AdTeam Pinasthika dan mid semester.
Wow..masalah serasa datang tiap pagi, dibulan itu pula beberapa kuliah terlantar dan ditengah-tengah bulan itu kesehatan pun terlantar. Di bulan oktober, untuk pertamakalinya saya hampir terkena DB, wow sungguh pengalaman sakit yang terburuk, panas yang luar biasa dan disuntik -_-
Setelah direnungkan, kebodohan saya dibulan itu adalah "tidak memilih" atau lebih tepatnya salah membuat pilihan. Salah karena telah memilih sebuah pilihan untuk memilih semua.
Ada yang bilang "hidup adalah pilihan", semua yang kita lakukan merupakan hasil dari memilih. Kita berangkat kuliah karena telah memilih berangkat kuliah dan tidak memilih melanjutkan tidur atau pergi bermain. Pilihan yang tersedia tergantung kita dan keadaan.
Dari pilihan itu hanya ada satu yang akan dipilih dan selebihnya dikorbankan. Ini berarti ketika siap untuk memilih berarti kita harus siap untuk mengorbankan pilihan yang lain. Ketika kau mempunyai uang Rp 700.000 dan kau telah memilih untuk membeli modem maka kau akan mengorbankan pilihan lain untuk membeli HD ext atau membeli RAM untuk komputermu misalnya.
Dalam kasus diatas dapat simpulkan bahwa saya telah membuat pilihan untuk memilih semua dan memilihnya. Sehingga saya harus mengorbankan kehidupan yang selo, kesempatan berkarya, kuliah, kesehatan dll.

Semua ada batasnya
Jika di analogikan, hidup seperti halnya sebuah gelas dan masalah itu bagaikan setetes air. satu, dua, tiga tetes air masih bisa ditampung gelas itu. Tapi jika dibiarkan dan tetesan air itu terus saja diterima, gelas tersebut pasti akan penuh dan air tumpah keluar.
Sama seperti hidup atau diri kita, satu, dua, tiga masalah kecil bisa kita atasi tapi ketika sudah mencapai batasnya, masalah tersebut akan tumpah dan tidak bisa kita tangani. Yang menjadi masalah bagaimana cara kita menghentikan tetesan air itu??
Seabreg kesibukan di bulan Oktober itu pada awalnya memang berhasil dilalui dengan baik, tapi pada akhirnya pilihan baru harus dibuat. Saya akhirnya memilih AdTeam Pinasthika dan mengorbankan sebuah acara tahunan UGM, Gelanggang Expo (Gelex) di H-1
Dan sumpah demi Allah itu pilihan dan pengorbanan paling berat dibulan itu, yang pada akhirnya menyisakan beberapa ketidakenakan -__-
Tapi yasudahlah..saya sudah memilih dan sesekali memang harus merasakan beratnya memilih dan mengorbankan, toh pilihan itu bukan karena emosi semata ditengah-tengah "kekacauan" tapi berdasarkan pertimbangan dan mungkin tekanan dari beberapa pihak, serta logika-logika yang masuk akal.
Mungkin hanya kata MAAF yang bisa saya berikan untuk beberapa hal dan pihak yang telah dikorbankan..
Terima Kasih...

*SELO adalah sebuah kata dari bahasa Jawa yang kurang lebih artinya adalah kosong, luang, lapang, dll

0 comments:

Posting Komentar